
Ada Harapan BI Rate Turun di Kuartal IV, IHSG dan Rupiah Untung?

- Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam, IHSG melemah sementara rupiah masih menguat
- Mayoritas bursa Wall Street mengakhiri perdagangan dengan catatan positif, S&P 500 dan Nasdaq cetak rekor sepanjang sejarah
- Data konsumsi masyarakat Indonesia dan laporan realisasi anggaran kondisi ekonomi terkini akan menjadi penggerak pasar hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham RI bergerak beragam pada perdagangan kemarin, Senin (8/7/2024). Bursa saham melemah tetapi rupiah masih melanjutkan penguatan selama empat hari beruntun.
Bursa saham dan rupiah serta pasar obligasi diharapkan kompak menguat pada perdagangan hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen penggerak pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, Senin (8/7/2024), IHSG mencatatkan pelemahan sebesar 0,03% di level 7.250,97. Pelemahan tersebut mematahkan penguatan IHSG selama tiga hari beruntun yang tercapai pada pekan lalu.
Tercatat nilai transaksi atau turnover IHSG berada di angka Rp10,76 triliun, lebih tinggi dibandingkan transaksi sebelumnya sebesar Rp9,45 triliun. Transaksi berasal dari volume saham sebanyak 18,85 miliar lembar, dimana 318 saham naik, 256 turun dan 223 tidak berubah.
Meskipun nilai transaksi naik, sayangnya pergerakan IHSG justru melemah. Hal ini didorong dari aksi penjualan saham-saham perbankan.
Tercatat dari lima bank besar di bursa saham RI, hanya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang masih mencatatkan kinerja pergerakan saham yang positif.
Turunnya saham-saham perbankan didorong dari sentimen kredit menganggur atau undisbursed loan di perbankan masih menumpuk di tengah tumbuhnya kredit perbankan sebesar 13,09% secara tahunan (year on year/yoy) per Mei 2024.
Bedasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total undisbursed loan di bank umum mencapai Rp 2.130,37 triliun per Mei 2024, atau naik 10,59% (yoy) dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp 1.926,26 triliun.
Penumpukan kredit menganggur akibat penundaan pencairan oleh debitur karena belum ada kebutuhan pendanaan yang mendesak. Selain itu, sebagaian besar kredit menganggur berasal dari segmen kredit investasi. Biasanya proyek yang besar memerlukan waktu lebih lama untuk memenuhi persyaratan pencairan kredit atau proyek yang dibiayai memiliki timeline panjang sehingga tidak ada kebutuhan untuk menarik dana segera.
Tercatat kredit menganggur naik 11,85% (yoy) dengan nilai kredit Rp 1,17 triliun per Mei 2024.
Selain itu, sentimen dari hasil rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, dimana anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 selama semester I-2024 tercatat defisit sebesar Rp77,3 triliun atau 0,34% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Senin (8/7/2024) rupiah ditutup menguat 0,15% terhadap dolar AS di posisi Rp16.250/US$1. Penguatan tersebut memperpanjang penguatan rupiah dalam empat hari beruntun sejak pekan lalu.
Penguatan rupiah didorong dari optimisme pejabat Bank Indonesia (BI) untuk mengembalikan rupiah ke level Rp16.000/US$1.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bank sentral berkomitmen untuk melakukan stabilitas rupiah ke depannya. Tidak tanggung-tanggung, BI akan mengusahakan rupiah untun terus menguat ke level di bawah Rp 16.000/US$1.
Menurut Perry, ada 4 faktor yang diyakini bank sentral akan membawa rupiah menguat. Pertama, penurunan Fed Fund Rate (FFR) pada akhir tahun ini. Kedua, penguatan imbal hasil portofolio Indonesia, termasuk SRBI dan SBN. Ketiga, fundamental ekonomi Indonesia yang baik. Ini ditunjukkan oleh inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang baik. Keempat adalah pemerintah terus mendukung upaya menjaga stabilitas kurs. Dengan demikian, BI yakin rupiah dapat menguat ke depannya.
Selain itu, BI memandang suku bunga acuan atau BI rate bisa dipangkas pada kuartal IV-2024 dari posisi sekarang 6,25%. Ini tergantung dengan kondisi rupiah. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta, Senin (8/7/2024).
Sementara dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun bergerak melemah 0,03% di level 7.022 pada perdagangan Senin (8/7/2024). Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).
Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street bergerak beragam pada perdagangan yang berakhir Senin atau Selasa dini hari waktu Indonesia (9/7/2024). Indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil cetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Hal ini didorong dari optimisme pasar mengenai rilisnya kinerja laporan keuangan saham-saham di bursa AS yang dominan mencatat pertumbuhan positif.
Pada perdagangan Senin (8/7/2024) Dow Jones ditutup sedikit melemah 0,08% di level 39.344,79. Sebaliknya, indeks S&P 500 ditutup lebih tinggi atau naik 0,10% di level 5.572,85, dan begitu juga Nasdaq terapresiasi 0,28% di level 18.403,74.
Kini bursa saham AS telah memasuki musim rilis laporan kinerja keuangan kuartal II 2024. Meskipun pasar optimis terhadap kinerja beberapa sektor, akan tetapi masih terdapat hal yang dapat mengguncang pasar Wall Street.
Pemilu AS yang akan datang terkadang mengguncang pasar, karena para pemilih menunjukkan tanda-tanda berpaling dari Presiden Joe Biden setelah penampilannya yang goyah dalam debat bulan lalu melawan Donald Trump.
Namun, para pelaku pasar kini masih optimis terhadap hasil saham-saham di pasar Wall Street terutama saham-saham bank besar seperti JPMorgan Chase & Co. Hingga saham di maskapai penerbangan seperti Delta Air Lines Inc yang akan memimpin pasar.
Menurut laporan FactSet, Wall Street untuk saat ini mengharapkan perusahaan yang tercatat di S&P 500 secara keseluruhan dapat membukukan pertumbuhan laba per saham sebesar 8,8%. Jika angka tersebut bertahan, hal itu akan menjadi keuntungan terbesar sejak kenaikan 9,4% pada kuartal pertama tahun 2022, menurut laporan tersebut.
Margin pada perusahaan diharapkan mencapai 12% untuk perusahaan-perusahaan dalam indeks tersebut. Beberapa ekonom selama beberapa tahun terakhir menduga bahwa perusahaan-perusahaan telah mempertahankan harga tinggi untuk menggemukkan margin tersebut, meskipun konsumen berjuang untuk mengimbanginya.
Keuntungan tersebut sebagian bermuara pada perbandingan yang lebih mudah dengan tahun lalu, karena pemotongan biaya merembes ke laba bersih. Namun seperti kuartal-kuartal sebelumnya, keuntungan tersebut akan didorong oleh segelintir perusahaan teknologi besar juga, yang harga saham dan laba bersihnya juga diuntungkan oleh sensasi kecerdasan buatan (AI).
Secara keseluruhan, hasil dari JPMorgan (JPM) akan memberikan gambaran awal tentang ekonomi secara keseluruhan, setelah reli besar untuk saham-saham bank besar dan pasar yang lebih luas sepanjang tahun ini. Namun kenaikan tersebut dapat membuat investor kecewa jika perusahaan gagal memenuhi ekspektasi kuartalan.
Pergerakan IHSG dan rupiah diperkirakan masih akan volatile. Hal ini lantaran akan terdapat sejumlah sentimen dalam negeri maupun luar negeri yang dapat menjadi booster untuk pasar dalam sepekan ke depan.
Berikut beberapa sentimen yang bia menggerakkan pasar hari ini:
Defisit APBN Dekati 3%, Utang Aman
Terdapat beberapa poin penting dalam hasil rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI yang dilaksanakan di Jakarta, Senin (8/7/2024).
Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI mengungkapkan anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 selama semester I-2024 tercatat defisit sebesar Rp77,3 triliun atau 0,34% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit APBN 2024 membengkak akibat belanja negara terkerek naik sementara di sisi lain penerimaan berkurang.
Defisit APBN tahun ini diperkirakan membengkak dari yang semula dirancang dalam APBN 2024 senilai Rp 522,8 triliun atau hanya sebesar 2,29% dari PDB, menjadi menjadi sebesar Rp 609,7 triliun, atau 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Artinya, defisit mendekati batas atas 3% dari PDB.
Semakin tekornya APBN itu dipengaruhi belanja negara yang diperkirakan membengkak menjadi sebesar Rp 3.412,2 triliun, atau 102,6% dari target dalam APBN 2024 sebesar Rp 3.325,1%. Sementara itu, pendapatan atau penerimaan negara tetap sesuai dengan target APBN 2024 sebesar Rp 2.802,5 triliun.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, belanja negara yang berpotensi melesat 102% dari target itu dipicu oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Sementara penerimaan negara terealisasi sebesar Rp Rp1.320,7 triliun (47,1%). Pada kelompok pajak telah dikumpulkan Rp893,8 triliun dan bea cukai sebesar Rp134,2 triliun serta PNBP Rp288,4 triliun.
Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak akan banyak menarik utang baru untuk membiayai defisit APBN 2024 yang akan membengkak.
Sri Mulyani mengatakan, beban defisit APBN yang melonjak itu akan ditutup dari saldo anggaran lebih atau SAL yang telah pemerintah kumpulkan sejak 2022-2023 silam. Total SAL yang digunakan ialah Rp 100 triliun.
Membengkaknya defisit bisa memicu kekhawatiran di pasar tetapi penggunaan SAL akan mengurangi kekhawatiran tersebut. Dengan penerbitan obligasi yang bekurnag maka pasokan SBN di pasar tidak akan banjir sehingga harga diharapkan terjaga. Hal ini bisa berdampak positif ke rupiah.
Pemangkasan Suku Bunga BI
Bank Indonesia (BI) memandang suku bunga acuan atau BI rate bisa dipangkas pada kuartal IV-2024 dari posisi sekarang 6,25%. Ini tergantung dengan kondisi rupiah.
Demikianlah disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta, Senin (8/7/2024).
"Kami akan coba. Mungkin kalau ada ruang di kuartal IV ada ruang untuk menurunkan suku bunga," tutur Perry.
Opsi pemangkasan suku bunga ini menjadi kabar gembira bagi pasar keuangan Indonesia. Pemangkasan suku bunga diharapkan membuat kredit bank kembali bergairah, menggerakkan konsumsi, serta memicu pertumbuhan ekonomi.
Pemangkasan suku bunga akan memacu sektor-sektor yang terkait dengan properti, kredit, otomotif, pembiayaan, hingga konsumsi. Saham-saham properti dan pembiayaan akan sangat diuntungkan dengan kenaikan permintaan kredit, baik rumah ataupun pembiayaan.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga menegaskan bank sentral berkomitmen untuk melakukan stabilitas rupiah ke depannya. Tidak tanggung-tanggung, BI akan mengusahakan rupiah turun terus menguat ke level di bawah Rp 16.000 per dolar AS.
Menurut Perry, ada empat faktor yang diyakini bank sentral akan membawa rupiah menguat. Pertama, penurunan Fed Fund Rate (FFR) pada akhir tahun ini. Kedua, penguatan imbal hasil portofolio Indonesia, termasuk SRBI dan SBN.
Ketiga, fundamental ekonomi Indonesia yang baik. Ini ditunjukkan oleh inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang baik. Keempat adalah pemerintah terus mendukung upaya menjaga stabilitas kurs. Dengan demikian, BI yakin rupiah dapat menguat ke depannya.
BI optimis nilai tukar rupiah akan terus menguat ke depannya. Sampai dengan akhir tahun secara rata-rata rupiah akan berada di level Rp15.700-Rp16.100.
Hasil Konferensi Pers RDK OJK
Anggota Dewan Komisioner (ADK) OJK pengawas perbankan Dian Ediana Rae mengungkapkan industri perbankan RI Masih kuat dengan kinerja stabil ditopang oleh permodalan yang kuat.
"Pada Mei 2024, rasio kecukupan modal (CAR) relatif tinggi yakni 26,22%, sementara April lalu 25,97%," Jelas Dian dalam Konferensi Pers RDK OJK Senin 8 Juli 2024.
Selain itu, Dian mengungkapkan tingkat ROA perbankan pada Mei berada di angka 2,25%, turun dari posisi Apri lalu yang mencapai 2,51%.
Adapun margin bunga bersih perbankan tercatat stabil di angka 4,56% pada Mei atau sama seperti bulan sebelumnya.
Sementara itu dari sisi kinerja intermediasi, pada bulan Mei kredit tumbuh double digit 12,15% (yoy) jadi Rp 7.376 triliun dengan rasio kredit macet (NPL) gross 2,42% dan NPL nett 0,77%. Sejalan dengan itu dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 8,63% (yoy) jadi Rp 8.699 triliun.
Selain itu, anggota Dewan Komisioner OJK pengawas pasar modal Inarno Djajadi mengungkapkan pasar kinerja pasar modal RI masih terkoreksi dalam enam bulan pertama tahun ini, dimana IHSG terkoreksi 2,88% secara year to date (ytd).
Adapun nilai kapitalisasi pasar bursa saham domestik naik menjadi Rp 12.092 triliun. Pelemahan IHSG selama semeter pertama tahun 2024 salah satunya disebabkan oleh keluarnya dana asing dari pasar modal RI. Net sell (semester I-2024) sebesar Rp 7,73 triliun (ytd).
Pada industri pengelolaan investasi, dana kelolaan (AUM) mencapai 826,07 triliun atau naik 0,16% ytd dan tercatat net redemption sebesar 7,88 T pada 28 Juni 2024.
Lalu terkait penghimpunan dana di pasar modal, nilai penawaran umum Rp 120 triliun dengan 26 emiten baru.
Kepercayaan Konsumen RI
Pada Senin (8/7/2024), Bank Indonesia merilis hasil survei indeks keyakinan konsumen (IKK) periode Juni 2024 yang tercatat sebesar 123,3, lebih rendah dibandingkan Mei 2024 yang sebesar 125,2.
Penurunan IKK tersebut sejalan dengan menurunnya indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) dan indeks ekspektasi konsumen (IEK).
IKE pada Juni 2024 tercatat sebesar 112,9, turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 115,4. Sedangkan IEK pada Juni 2024 sebesar 133,8, turun dari Mei 2024 yang sebesar 135.
Meskipun IKK menunjukkan tren penurunan, BI menilai indeks tersebut mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat.
Menurut survei BI, pada Juni 2024 keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran. Peningkatan IKK tercatat pada responden dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta.
Penjualan Ritel RI
Pada hari Selasa (9/7/2024), terdapat rilis penjualan ritel Indonesia periode Mei 2024. Kinerja penjualan eceran pada Mei 2024 diprakirakan meningkat. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2024 yang mencapai 233,9 atau secara tahunan tumbuh 4,7% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh Subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Suku Cadang dan Aksesori. Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan terkontraksi 1,0% (mtm) sejalan dengan normalisasi aktivitas masyarakat pasca-Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri. Kontraksi lebih dalam tertahan oleh beberapa kelompok yang masih tumbuh positif, yaitu Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:
• Penjualan Ritel Indonesia periode Mei 2024 (11.00 WIB)
• Pidato dari Menteri keuangan AS Yellen (21.00 WIB)
* Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat menggelar rapat kerja dengan pemerintah yang diwakili menteri keuangan dan gubernur Bank Indonesia di ruang rapat Banggar DPR, Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Agenda: Laporan dan pengesahan hasil pembahasan Panja Perumus Kesimpulan Laporan Semester I dan Prognosis Semester II APBN TA 2024 (13.00 WIB)
* Wakil Presiden Ma'ruf Amin meresmikan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung ruas Nagrak-Cibitung
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
• Listing IPO GUNA
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw) Next Article Welcome Trump 2.0: Perang Tarif Ditunda di Hari Pertama
