
Negara Ini Singkirkan China Jadi Pembeli Emas Terbesar Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa bank sentral terus membeli emas pada Mei tahun ini. Namun, bank sentral China (PBoC) yang selama ini memborong emas justru absen pada Mei.
Data terbaru yang dirilis oleh World Gold Council, neraca emas bank sentral tercatat ada penambahan 10 ton emas bersih pada Mei. Bank sentral membeli 23 ton emas, diimbangi dengan 13 ton dalam penjualan kotor.
Bank Nasional Polandia adalah pembeli emas terbesar pada Mei 2024, menambah 10 ton emas ke cadangannya.
Polandia adalah pembeli emas terbesar kedua pada 2023. Bank sentral Polandia membeli 130 ton emas tahun lalu, meningkatkan kepemilikannya sebesar 57%, menjadi 359 ton.
Pada 2021, Presiden Bank Polandia Adam Glapiński mengumumkan rencana untuk menambah cadangan emas negara tersebut sebesar 100 ton. Bank sentral mencapai tujuan tersebut pada eptember 2023 dan terus membeli.
Ketika mengumumkan rencana untuk memperluas cadangan emasnya, Glapiński mengatakan bahwa menyimpan emas adalah masalah keamanan dan stabilitas keuangan.
Turki Jadi Pemborong Emas Terbesar 2024
Kendati menjadi pembeli emas terbesar pada Mei, Polandia bukanlah pemborong terbesar sepanjang tahun ini. Bank sentral Turki masih menjadi pembeli terbesar.
Turki terus memperluas cadangan emasnya pada Mei 2024. Bank sentral Turki memborong 5,7 ton atau hampir 6 ton lagi ke dalam cadangan mereka pada Juni. Bank sentral Turki telah menjadi pembeli terbesar sejauh ini pada 2024, dengan menambahkan 43,7 ton emas ke dalam kepemilikannya.
Bank sentral Turki telah membeli emas selama 12 bulan berturut-turut dengan total pembelian mencapai 155,5 ton emas. Termasuk di dalamnya adalah pembelian sebanyak 43,7 ton pada Januari-Mei 2024.
Pembelian emas bank sentral Turki bahkan jauh melebihi bank sentral China yang sudah memborong emas sebanyak 28,9 ton pada 2024.
Selanjutnya, bank sentral India atau RBI melanjutkan pesta pembelian emasnya pada Mei, dengan menambahkan 4 ton emas lagi ke dalam cadangannya. Bank Sentral India telah membeli emas sejak 2017. Selama periode tersebut, RBI telah meningkatkan kepemilikan emasnya lebih dari 260 ton. Sepanjang tahun ini, India sudah menambah cadangan emas sebanyak 27,8 ton.
Sebagian ekonom mengatakan India menambah emas didasarkan pada alasan politik dan ekonomi. Ia mengatakan bahwa keandalan dolar Amerika Serikat (AS) telah berkurang. Ia mencatat penurunan yang nyata dalam kepercayaan terhadap aset dolar AS.
Ekonom lain mengatakan kepada Times bahwa sangat masuk akal India berinvestasi dalam emas mengingat meningkatnya volatilitas di pasar valuta asing, suku bunga yang tinggi di AS, dan, tentu saja, juga karena bank sentral di setiap ekonomi ingin mendiversifikasi kelas aset tempat mereka menyimpan cadangan mereka.
Adapula, Republik Ceko adalah pembeli besar lainnya pada Mei, menambahkan 3 ton emas ke cadangannya.
Sementara itu, China secara khusus absen dari laporan pembelian emas bank sentral bulan Mei. Setelah menambahkan emas ke cadangannya selama 18 bulan berturut-turut, China tiba-tiba terdiam. Ketika China melaporkan tidak ada perubahan pada cadangan resmi mereka pada bulan Mei, hal itu memicu aksi jual emas yang panik.
Meskipun ada reaksi spontan, tampaknya tidak mungkin China telah selesai menambahkan emas ke cadangan mereka. Ada indikasi awal bahwa China secara resmi menambahkan emas ke cadangannya pada Juni.
Ada juga beberapa spekulasi bahwa Tiongkok menambahkan sejumlah besar emas ke cadangannya yang tidak tercatat.
Berbeda dengan Kazakhstan, yang merupakan penjual besar pada Mei, menyusutkan cadangannya sebesar 11 ton. Hal ini terjadi setelah peningkatan 6 ton pada April. Bukan hal yang aneh bagi bank yang membeli dari produksi dalam negeri seperti Uzbekistan dan Kazakhstan untuk beralih antara membeli dan menjual.
Meskipun terjadi perlambatan pembelian emas oleh bank sentral pada Mei, tidak ada indikasi bahwa mereka mulai tidak menyukai logam kuning tersebut.
Menurut survei World Gold Council (WGC) terbaru, 29% bank sentral berencana untuk menambah lebih banyak emas ke cadangan mereka dalam 12 bulan ke depan. WGC mengatakan bahwa itu adalah level tertinggi sejak survei dimulai pada tahun 2018.
Hanya 3% yang mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengurangi cadangan emas.
Awal tahun ini, World Gold Council mengatakan bahwa kelanjutan pembelian emas mendukung ekspektasinya, dimana 2024 akan menjadi tahun yang solid lagi bagi permintaan emas oleh bank sentral.
Hingga periode Mei 2024, World Gold Council mencatat Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan cadangan emas terbesar di dunia dengan 8.133,46 ton.
CNBC Indonesia Research
(saw/saw)