Musim Ekspansi, Emiten Taipan RI Ramai-Ramai Lakukan Akuisisi

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
07 July 2024 08:30
Infografis/Update Taipan RI! Ada yang Sehari Hartanya Nambah Rp 3,7 T/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/Update Taipan RI! Ada yang Sehari Hartanya Nambah Rp 3,7 T/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang 2024, beberapa perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan akuisisi sebagai upaya ekspansi.

Aksi akuisisi dari beberapa emiten pun mendapatkan respons yang beragam dari para investor. Hal tersebut tergantung dari tujuan akuisisi masing-masing emiten.

Pada umumnya akuisisi perusahaan dilakukan untuk memperluas pangsa pasar, pengembangan perusahaan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi, mempercepat penyerapan teknologi, ekspansi bisnis, mengembangkan produk dan layanan, menciptakan sinergi hingga diversifikasi bisnis.

Berikut rangkuman CNBC Indonesia Research, beberapa emiten yang telah melakukan aksi akuisisi di sepanjang tahun 2024.

Emiten Barito Grup

Emiten-emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu yang termasuk dalam Barito grup masih terus melanjutkan aksi akuisisi di beberapa emitennya yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).

PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berhasil mengambil langkah maju yang besar melalui sejumlah aksi korporasi anak usahanya PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) resmi mengakuisisi perusahaan pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap. BREN melalui anak usaha, PT Barito Wind Energy (BWE) telah menyelesaikan akuisisi 99,99% saham di PT UPC Sidrap Bayu Energy dari UPC Renewables Asia Pacific Holding Pte. Ltd. (UPCAPH), ACEN Renewables International Pte. Ltd. (ACRI), UPC Renewables Asia III Limited (Asia III), Sidrap (HK) Limited (Sidrap HK), dan Sunedison Sidrap B.V. (SunEd BV).

Penyelesaian pengambilalihan saham tersebut dilakukan BWE pada 2 April 2024 dengan rincian sebagai berikut:

Pertama, sebanyak 515.515 saham kelas A dan 34.368 saham kelas B yang mewakili sekitar 99,99 persen dari jumlah modal disetor dan ditempatkan PT UPC Sidrap Bayu Energi (Sidrap 1) dari UPCAPH, ACRI, Asia II, Sidrap HK dan SunEd BV, dengan harga pembelian sebesar 101,92 juta dollar AS atau setara dengan Rp 1,62 triliun.

Kemudian 2.499 saham yang mewakili sekitar 99,99 persen dari jumlah modal disetor dan modal ditempatkan PT UPC Operation and Maintenance Indonesia (OMI) dari UPCAPH dengan harga pembelian sebesar US$ 297.017,89 atau setara dengan Rp 4,72 miliar.

Tujuan akusisi tersebut sebagai langkah strategis dalam menambah aset energi angin ke dalam portofolio BREN.

Kemudian, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) akan menjadi mayoritas pemilik perusahaan patungan dengan Glencore untuk mengakuisisi aset kilang minyak Shell Singapura. Aksi Akuisisi ini akan menyumbang pendapatan TPIA hingga US$8 miliar (Rp128 triliun) per tahun.

TPIA akan menjadi kepala operator dan pemilik mayoritas saham joint venture CAPGC Ple. Ltd sementara untuk Glencore berada di posisi minoritas. Akuisisi ditargetkan akan selesai pada akhir 2024.

PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) kembali mengakusisi tambang batubara. CUAN mengakuisisi dua perusahaan tambang batubara, yaitu PT Borneo Bangun Banua (B3) dan PT Borneo Bangun Banua Bestari (B4). Perusahaan pun akan menjadi pemegang saham langsung atas 100% saham di dalam B4 dan B3.

Emiten Saratoga

Saham milik Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) resmi mengakuisisi saham mayoritas Rumah Sakit Brawijaya atau Brawijaya Healthcare Group pada kuartal I 2024, sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio yang dijalankan perusahaan investasi itu.

Saratoga berkomitmen penuh untuk terlibat aktif untuk memastikan pertumbuhan Brawijaya Healthcare yang berkelanjutan. Saratoga meyakini bahwa grup rumah sakit swasta tersebut memiliki fondasi untuk menjadi pemain rumah sakit terdepan di Indonesia.

Diketahui, Brawijaya Healthcare saat ini memiliki lima rumah sakit dan dua klinik. Devin menilai, Brawijaya Healthcare terbukti memiliki kemampuan ekspansi bisnis didukung oleh manajemen yang berpengalaman.

Emiten Farmasi

Pertama ada PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) yang akan mengakuisisi Asa Ren Pte. Ltd. Ini merupakan perusahaan data DNA berbasis AI yang terdaftar di Singapura.

Perusahaan tersebut juga merupakan pemilik PT Asa Ren Global Nusantara, sebuah portal perdagangan alat laboratorium, alat farmasi, dan alat kedokteran manusia.

Guna melancarkan aksi akuisisi, DGNS rencananya bakal melaksanakan rights issue sebanyak-banyaknya 921.000.000 saham baru dengan nilai nominal Rp25 per lembar dan harga pelaksanaan Rp505 per lembar.

Direksi DGNS akan meminta persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 19 April 2024 mendatang.

Dengan demikian DGNS bakal menguasai 97,97% saham Asa Ren Pte Ltd bermodalkan Rp357,89 miliar. Rinciannya, nilai rencana inbreng adalah sebesar Rp322,10 miliar dan nilai rencana pembelian saham Rp35,78 miliar.

Kedua, terdapat PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) yang diketahui sudah selesai melakukan akuisisi 100% perusahaan pengemasan obat global Probiotec Limited melalui anak usahanya di Australia, yakni yakni PYFA Australia Pty Ltd.

Perjanjian ditandai dengan penandatanganan Scheme Implementation Deed (SID) pada 21 Desember 2023 lalu. Anak usaha PYFA ini melakukan pengambilalihan atas seluruh saham Probiotec dengan harga senilai AUD3 atau sekitar Rp 31.505 per lembar.

Melalui keterbukaan informasi, akuisisi ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar grup Perseroan di pasar internasional. Selain itu, akuisisi ini juga memberi akses kepada teknologi serta riset dan pengembangan (R&D) yang lebih mumpuni.

Terakhir, ada PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Pada 2022 lalu, KLBF sudah merampungkan akuisisi 100% PT Aventis Pharma dengan menambah kepemilikan 20% dari PT Usaha Minidin Raya.

Sebelumnya, KLBF mengambil alih 80% saham Aventis Pharma dari Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH (Sanofi) pada 22 Juli 2022.

Pembelian saham Aventis Pharma turut mengalihkan fasilitas produksi Aventis di Jakarta, aset dan hak distribusi, serta pemasaran obat resep dan vaksin Sanofi di Indonesia.

Untuk diketahui, Aventis Pharma pada awalnya adalah perusahaan farmasi asal Prancis, Sanofi S.A. Sanofi Group Indonesia terdiri atas dua badan hukum yaitu: PT. Aventis Pharma dan PT. Sanofi Aventis Indonesia.

Sanofi Indonesia, melalui badan hukum PT Aventis Pharma, telah beroperasi di Indonesia lebih dari 60 tahun dan didukung oleh sekitar 650 karyawan dari berbagai fungsi, termasuk menjalankan fasilitas manufaktur bersertifikat GMP (Good Manufacturing Practice) yang melayani pasar domestik serta internasional.

Emiten Triputra Grup

Selanjutnya datang dari emiten di sektor otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) yang berencana untuk melalukan akuisisi pada tahun 2024.

Emiten produsen komponen otomotif Grup Triputra milik konglomerat TP Rachmat tersebut mengumumkan rencana akuisisi tahun 2024.

"Tentunya salah satu strategi kami selain membangun bisnis baru dari dalam, tentu tidak menutup kemungkinan untuk melakukan akuisisi, khususnya di bidang komponen otomotif," ujar Irianto dalam paparan publik DRMA, Selasa, (14/11/2023).

Pada 2023, DRMA telah mengakuisisi PT Trimitra Chitrahasta dan memulai pasokan komponen member suspensi untuk Toyota yang telah dimulai pada akhir semester I 2023. Perusahaan optimis dengan kinerjanya dan menargetkan mencapai pertumbuhan penjualan sebesar 25% year-on-year (yoy) hingga akhir 2023.

Perusahaan pun berencana melakukan ekspansi di segmen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yakni memproduksi battery pack, battery management system, charging station, dan komponen lainnya yang nantinya disuplai kepada para agen pemegang merek kendaraan listrik.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation