
The Fed Tetap Galak, Harga Emas Dunia Meredup

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dibuka menguat tipis usai ketua bank sentral Amerika Serikat The Fed Jerome Powell masih belum menunjukkan sinyal pasti pemangkasan suku bunga.
Mengutip data Refinitiv harga emas dunia di pasar spot pada Rabu (3/7/2024) di US$2.330,62 per troy ons, menguat 0,07% dibandingkan posisi sebelumnya.
Pada perdagangan kemarin (2/7/2024) harga emas di pasar spot ditutup melemah % menjadi US$2.329,28 per troy ons.
"Pasar masih sangat sensitif terhadap diskusi apa pun mengenai suku bunga atau apa pun yang berkaitan dengan kebijakan Fed. Jadi, saya pikir ini masih dalam momentum menunggu dan melihat," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.
Bank sentral Amerika Serikat masih menantikan berbagai data untuk memastikan langkah memangkas suku bunga. Terutama menantikan inflasi benar-benar terkendali.
The Fed masih memerlukan lebih banyak data sebelum memangkas suku bunga untuk memastikan bahwa inflasi yang lebih lemah baru-baru ini memberikan gambaran sebenarnya tentang apa yang terjadi pada tekanan harga, kata Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Selasa .
Data pada Mei menunjukkan ukuran inflasi pilihan The Fed tidak meningkat sama sekali pada bulan tersebut, sementara tingkat kenaikan harga dalam 12 bulan telah surut menjadi 2,6%, masih di atas target bank sentral sebesar 2% namun masih dalam tahap penurunan.
"Kami hanya ingin memahami bahwa tingkat yang kami lihat adalah gambaran sebenarnya tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan inflasi," kata Powell pada konferensi kebijakan moneter di Portugal yang disponsori oleh Bank Sentral Eropa. "Kami ingin lebih percaya diri, dan sejujurnya karena perekonomian AS kuat... kami mempunyai kemampuan untuk mengambil waktu kami."
Fokus saat ini beralih ke data non-farm payroll (gaji non-pertanian) pada hari Jumat, yang akan sangat penting dalam menilai apakah pasar tenaga kerja AS tetap tangguh terhadap latar belakang tingkat suku bunga yang tinggi selama beberapa dekade.
Emas turun 5% dari rekor tertinggi $2,449.89 per ounce yang dicapai pada 20 Mei, sebuah reli yang disebabkan oleh permintaan safe-haven yang didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi serta pembelian bank sentral yang terus-menerus, yang merupakan kategori permintaan yang penting.
"Permintaan fisik masih lemah di pasar-pasar utama seperti India dan Turki namun ada tanda-tanda pemulihan di sana karena konsumen ingin melindungi diri dari faktor-faktor lain seperti inflasi lokal yang masih tetap tinggi," kata seorang pedagang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)