
Eropa Menjauh, Harga Batu Bara Ambruk ke Level Terendah 2 Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terpantau kembali turun setelah beberapa negara memutuskan akan menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Dilansir dari Refinitiv, harga kontrak batu bara Juli acuan ICE Newcastle pada perdagangan Senin (24/6/2024) turun 0,45% di level US$131,9 per ton. Posisi ini merupakan yang terendah sejak 10 April 2024 yang saat itu berada di level US$130 per ton.
Dikutip dari Reuters, Jerman kemungkinan akan menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara sebelum tanggal yang diamanatkan secara hukum pada tahun 2038 karena memburuknya perekonomian pembangkit listrik tenaga batu bara, kata utusan iklim negara itu pada hari Senin.
Jerman mencapai kesepakatan senilai EUR 2,6 miliar (US$2,8 miliar) dengan perusahaan energi RWE RWEG.DE di negara bagian barat Rhine-Westphalia Utara pada tahun 2022 agar perusahaan tersebut menutup pembangkit listrik tenaga batu baranya pada tahun 2030, yang menandakan niat Berlin untuk mencoba bergerak lebih cepat.
Namun, pihaknya belum mencapai kesepakatan serupa dengan sesama pembangkit listrik LEAG, yang saat ini memasok 7 gigawatt listrik berbahan bakar lignit atau sekitar 10% dari total pasokan listrik di Jerman.
"Jika Anda melihat pemodelan sekarang dan perhitungannya, sepertinya (penghentian bertahap) kemungkinan akan terjadi sebelum tahun 2038 hanya karena kelayakan ekonomi," kata Jennifer Morgan kepada Reuters dalam sebuah wawancara di sela-sela acara industri di London.
Para pemimpin negara-negara maju Kelompok Tujuh (G7) pada bulan ini berjanji untuk menghentikan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara dalam sistem energi secara bertahap pada paruh pertama tahun 2030an.
Namun dokumen akhir juga memungkinkan adanya komitmen alternatif untuk menghentikan secara bertahap pembangkit listrik tenaga batu bara "dalam jangka waktu yang konsisten dengan menjaga batas kenaikan suhu sebesar 1,5 derajat Celcius, sejalan dengan jalur net-zero di negara-negara tersebut".
Tidak hanya Jerman dan negara G7, Malaysia juga akan memajukan penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara hingga tahun 2044, dari yang semula pada 2050, kata wakil perdana menteri negara itu pada hari Senin.
Untuk diketahui, pembangkit listrik tenaga batu bara saat ini memasok sekitar separuh pasokan listrik di negara tersebut, menurut data terbaru dari Badan Energi Internasional.
Sentimen penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara ini tentu menjadi pemberat harga batu bara kembali bergerak di atas level US$150 per ton mengingat ke depan, energi yang lebih bersih akan menjadi pilihan negara-negara di dunia.
Harga batu bara juga melemah karena cuaca yang bersahabat dan pasokan yang memadai di Eropa menurunkan permintaan batu bara. Monte News melaporkan Impor batu bara dri Eropa hanya mencapai 1,9 juta ton pada Mei 2024.
"Jelas sekali tidak ada permintaan yang cukup dari baru bara di Eropa," tutur trader kepada Montel News.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)