Bukan Rupiah! Mata Uang Negara Ini Keok dan Ambruk 40% Lawan Dolar AS

Revo M, CNBC Indonesia
18 June 2024 17:15
ilustrasi uang
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak mata uang di dunia cenderung mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) secara year to date/ytd.

Indeks dolar AS (DXY) sendiri mengalami kenaikan 4,13% secara ytd hingga 18 Juni 2024 pukul 15:46 WIB. Penguatan DXY ini berdampak kepada tertekannya mata uang di dunia.

Apresiasi DXY ini tak lepas dari sikap bank sentral AS (The Fed) yang cenderung bersikap higher for longer perihal suku bunganya. Untuk diketahui, suku bunga AS saat ini berada di level 5,25-5,5%.

Dilansir dari Refinitiv, naira Nigeria merupakan mata uang yang mengalami penurunan paling parah yakni 40,5% ytd. Diikuti oleh pound Mesir yang melemah 35,2% dan yen Jepang mengalami depresiasi 10,6%. Sedangkan rupiah Indonesia tergelincir 6,1%.

Dikutip dari Leadership.ng, pelemahan naira terjadi akibat dari sisi eksternal maupun internal.

Ketua Komite Keuangan Senat, Mohammed Sani Musa menyampaikan kendati ada upaya untuk menstabilkan nilai tukar naira serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi, berbagai inisiatif dan langkah-langkah berani namun perlu serta keputusan kebijakan yang diambil oleh Presiden Bola Ahmed Tinubu GCFR, depresiasi naira terhadap mata uang asing utama yang terus-menerus telah menjadi perhatian yang mendesak.

Menurut Senator, "depresiasi naira baru-baru ini menggarisbawahi perlunya tindakan proaktif untuk menjaga stabilitas dan ketahanan mata uang kita."

"Selain itu, kita harus terus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengelolaan fiskal untuk menanamkan kepercayaan pada investor dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata Musa tentang masalah naira Nigeria.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation