
Negara Asia dengan Utang Paling Jumbo, RI Aman?

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai janji kampanye Prabowo Subianto diperkirakan akan memakan anggaran negara signifikan, bahkan rancangan awal defisit APBN untuk 2025 yang didesain pemerintahan saat ini batas atasnya sudah mencapai 2,82% atau mendekati batas yang diatur dalam UU Keuangan Negara 3% PDB (Produk Domestik Bruto). Salah satu sumber dana untuk menutup kekurangan tersebut diperkirakan akan berasal dari adanya peningkatan utang negara.
Media asing juga telah menyoroti kemungkinan melonjaknya angka defisit dan rasio utang itu. Seperti yang dilaporkan Bloomberg dalam artikel berjudul "Prabowo Aims to Raise Indonesia Debt-to-GDP Ratio Toward 50%". Disebutkan dalam laporan itu, untuk rasio utang sendiri akan ditingkatkan selama lima tahun ke depan hingga mendekati 50%.
ratio debt to GDP dapat menggambarkan perbandingan utang dan perekonomian suatu negara. Lantas, bagaimana perbandingan ratio debt to GDP Indonesia dibanding negara-negara Asia?
Menurut data dari Trading Economics, rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau debt-to-GDP ratio di Asia sangat bervariasi, dengan rata-rata sebesar 63,4%. Rasio ini mencerminkan seberapa besar utang suatu negara dibandingkan dengan nilai total produksinya dalam setahun. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai ratio debt-to-GDP di beberapa negara Asia:
Lebanon berada di posisi pertama dengan rasio utang yang sangat tinggi, mencapai 283% pada Desember 2022. Ini menunjukkan bahwa utang Lebanon hampir tiga kali lipat dari PDB negara tersebut.
Jepang berada di posisi kedua dengan rasio 264%. Jepang telah lama dikenal memiliki rasio utang yang tinggi, sebagian besar disebabkan oleh kebijakan ekonomi yang mendorong stimulus fiskal.
Singapura memiliki rasio 168%, menjadikannya negara ketiga dengan rasio utang tertinggi di Asia. Meskipun demikian, Singapura juga memiliki cadangan devisa yang besar dan ekonomi yang kuat.
Di sisi lain, Brunei memiliki rasio utang terendah di Asia, hanya sebesar 2,1%. Brunei, dengan kekayaan minyaknya, dapat mempertahankan utang yang sangat rendah.
Posisi Indonesia
Indonesia saat ini berada di peringkat ke-27 dengan rasio debt-to-GDP sebesar 39,9%. Rasio ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Asia dan jauh lebih rendah daripada negara-negara dengan rasio tertinggi seperti Lebanon dan Jepang. Namun, ada rencana dari calon presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan rasio utang hingga mendekati 50% dalam lima tahun ke depan, menurut laporan Bloomberg.
Meskipun Indonesia memiliki rasio utang terhadap PDB yang lebih rendah dibandingkan banyak negara Asia lainnya, ada potensi peningkatan yang signifikan dalam lima tahun ke depan. Jika kebijakan utang Prabowo Subianto diterapkan, Indonesia mungkin akan mendekati rasio utang sebesar 50%.
Debt to GDP 50% masih berada di bawah rata-rata Asia saat ini, tetapi cukup signifikan dibandingkan kondisi saat ini atau meningkat sekitar 10 poin persentase. Tidak hanya itu, apabila benar mencapai 50%, Indonesia akan menempati urutan ke-20 rasio debt to GDP terbesar di Asia dengan asumsi tidak terjadi perubahan di negara lain atau ceteris paribus.
Batas utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia juga mendekati batas maksimal. Sebagai catatan, Undang-Undang No 17 Keuangan Negara membatasi rasio utang Indonesia terhadap PDB maksimal 60%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)
