Singapura Tumpuk 240 Ton Emas: Incar Jadi Pusat Emas Dunia, RI Gimana?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
12 June 2024 09:25
Emas batangan
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura kini memiliki cadangan emas terbesar di Asia Tenggara. Data terbaru yang dirilis World Gold Council menunjukkan bahwa Singapura kini memiliki cadangan emas terbesar di Asia Tenggara, mengalahkan Thailand di posisi teratas.

Data World Gold Council menunjukkan Singapura menambahkan 10,8 ton per sepanjang tahun ini. Singapura juga menjadi satu-satunya negara ASEAN yang aktif memborong emas pada tahun ini.

Dengan tambahan pembelian tahun ini maka cadangan emas Singapura kini menumpuk menjadi 240,8 ton per Juni 2024. Jumlah ini jauh di atas negara Asia Tenggara lainnya. Cadangan emas Thailand yang berada di posisi kedua turun menjadi 9,64 metrik ton dalam jangka waktu yang sama, sementara kepemilikan emas negara-negara Asia Tenggara lainnya tetap tidak berubah.

Singapura Jor-Joran Beli Emas Sejak 2023

Bank sentral Singapura aktif membeli emas sejak Januari 2023 dengan pembelian mencapai 44,6 ton. Pembelian tersebut adalah yang pertama sejak Juli 2021 atau sekitar 2,5 tahun. Sepanjang 2023, pembelian emas oleh bank sentral Singapura mencapai 76,3 ton. Pembelian berlanjut sebesar 10,8 ton pada tahun ini. Bila ditotal maka pembeliannya sudah mencapai 87,1 ton.

Pembelian emas secara masif pada Januari 2023 menimbulkan banyak pertanyaan mengingat Singapura jarang memborong emas dalam jumlah besar. Pembelian pada Januari menjadi yang terbesar kedua dalam sejarah Singapura. Pembelian terbesar tercatat pada 1968 yakni 100 ton.

Dalam periode 13 tahun atau 2002-2023, bank sentral Singapura hanya melakukan pembelian emas dua kali yakni pada 2021 dan 2023.

Dengan akuisisi emas terbarunya, Singapura telah mencapai tonggak sejarah. Sekarang negara tersebut berada di peringkat ke-22 secara global dalam hal cadangan emas, menandai peringkat tertingginya sejak memperoleh kemerdekaan pada tahun 1965. 

Namun, pembelian emas Singapura pada kuartal pertama tahun 2024 jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun 2023, ketika Singapura menjadi pembeli emas terbesar secara global, dengan 68,68 ton emas ditambahkan ke kepemilikan emas Singapura.

Otoritas Moneter Singapura (MAS), bank sentral Singapura, juga merupakan satu-satunya bank pasar maju yang menambah cadangan emas nasionalnya pada tahun ini.

Salah satu alasan utamanya adalah konsumsi emas di negara-negara ekonomi berkembang utama meningkat, dan mayoritas pasar ini terkonsentrasi di Asia, menurut Shaokai Fan, kepala Asia-Pasifik dan kepala bank sentral global.

Kedekatan Singapura dengan bank-bank sentral ini, yang secara aktif membeli emas, merupakan faktor lainnya.

"Pusat gravitasi pasar emas telah bergeser ke timur, dimana Singapura secara kebetulan ditempatkan sebagai titik tumpu potensial dari keseimbangan baru ini," ujar Fan pada Konferensi Logam Mulia Asia Pasifik yang diadakan di Singapura, dikutip dari CNBC International.

Selain itu, Singapura berada sangat dekat dengan sekitar 25% pusat pasokan pertambangan emas dunia seperti China, Australia, Indonesia, Filipina, Papua Nugini, dan Laos.

Kebutuhan untuk mencari pusat cadangan emas resmi telah menjadi perhatian bagi para bankir sentral di seluruh dunia, terutama dengan latar belakang iklim geopolitik yang tidak stabil, ujar Fan. Ia menambahkan bahwa Singapura dapat menjadi "alternatif yang benar-benar layak" bagi London dan New York sebagai pusat penyimpanan emas bank sentral.

"Singapura siap memimpin pasar emas di masa depan," ujar Fan, yang menjelaskan bahwa faktor lain yang berkontribusi terhadap peran penting Singapura di masa depan pasar emas batangan meliputi komitmen negara tersebut terhadap stabilitas politik dan penghapusan pajak penjualan atas investasi emas.

"Penghapusan GST atas investasi emas di Singapura, pendirian kilang pengiriman barang di sini telah memperkuat Singapura sebagai pusat utama perdagangan emas," jelas Fan.

Sejak Oktober 2012, pemerintah Singapura membebaskan Pajak Barang dan Jasa (GST), yang juga dikenal sebagai pajak penjualan, dari logam mulia berperingkat investasi.

Berdasarkan data World Gold Council, track record pembelian maupun penjualan emas oleh Singapura sejak saat Covid-19 melanda, negara tersebut justru tidak melakukan transaksi emas apapun sepanjang tahun 2020.

Bagaimana dengan Indonesia?

Berdasarkan data World Gold Council, Bank Indonesia (BI) tercatat terakhir kali melakukan penjualan emas signifikan pada Juni 2006. Penjualan ini sebesar 17,7 ton emas, angka negatif yang menunjukkan bahwa sebenarnya terjadi penjualan atau pengurangan cadangan emas pada bulan tersebut. Setelah itu, cadangan emas BI tercatat nol hingga saat ini.

Cadangan emas BI tidak menunjukkan adanya aktivitas pembelian yang signifikan sejak saat itu, kecuali pada beberapa kesempatan di mana jumlah kecil tercatat. Misalnya, pada Januari 2015 tercatat ada pembelian sebesar 0,9 ton emas, namun setelah itu kembali nol.


CNBC Indonesia Research
[email protected]

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation