Kondisi Terkini Cadangan Emas Indonesia, Terakhir Beli Tahun Segini

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
08 June 2024 19:00
Infografis, 10 Negara Penguasa Cadangan Emas Dunia
Foto: Cadangan Emas/ Edward Ricardo Sianturi

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu terakhir Indonesia sedang dihadapkan kekhawatiran ekonomi dengan nilai mata uang rupiah yang terus melemah, di tengah harga emas yang kian mahal. Salah satu faktor penggerak mata uang adalah cadangan emas suatu negara.

Lantas, bagaimana kondisi cadangan emas Indonesia? Kapan Indonesia terakhir kali tercatat melakukan pembelian dan penjualan?

Berdasarkan data World Gold Council, Bank Indonesia (BI) tercatat terakhir kali melakukan penjualan emas signifikan pada Juni 2006. Penjualan ini sebesar 17,7 ton emas, angka negatif yang menunjukkan bahwa sebenarnya terjadi penjualan atau pengurangan cadangan emas pada bulan tersebut. Setelah itu, cadangan emas BI tercatat nol hingga saat ini.

Cadangan emas BI tidak menunjukkan adanya aktivitas pembelian yang signifikan sejak saat itu, kecuali pada beberapa kesempatan di mana jumlah kecil tercatat. Misalnya, pada Januari 2015 tercatat ada pembelian sebesar 0,9 ton emas, namun setelah itu kembali nol.

Sebagai informasi, harga emas naik ke level tertinggi dalam dua minggu terakhir. Berdasarkan data Refinitiv pada Jumat (7/6/2024) pukul 06.00 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$2.376,79 per troy ons, naik 0,05% dibandingkan harga sehari sebelumnya. Pada penutupan perdagangan kemarin, emas dunia melonjak 0,88% ke US$2.375,61 per troy ons.

Lemahnya Nilai Tukar Rupiah Situasi nilai tukar rupiah yang melemah turut menjadi perhatian. Merujuk data Refinitiv pada Jumat (7/6/2024), rupiah dibuka di level Rp16.230 per dolar AS. Ini menandakan depresiasi yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Cadangan emas merupakan salah satu underlying atau dasar dari nilai tukar suatu mata uang. Emas dianggap sebagai aset yang stabil dan dapat memberikan jaminan terhadap nilai mata uang di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Namun, dengan cadangan emas yang minim, Bank Indonesia mungkin memiliki keterbatasan dalam menggunakan emas sebagai penopang nilai tukar rupiah. Ini bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pelemahan rupiah, karena emas biasanya menjadi salah satu alat lindung nilai terhadap fluktuasi nilai tukar.

Kebijakan dan Strategi Cadangan Tingkat cadangan emas BI yang relatif stabil pada posisi nol selama bertahun-tahun mencerminkan kebijakan bank sentral yang mungkin lebih berfokus pada instrumen cadangan lainnya atau kebijakan ekonomi yang tidak terlalu bergantung pada cadangan emas. Dalam konteks ini, penting bagi BI untuk terus mengelola cadangan devisa secara bijak dan mungkin mempertimbangkan diversifikasi yang lebih besar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

Dengan demikian, data menunjukkan bahwa aktivitas pembelian emas oleh BI sangat jarang terjadi, dengan transaksi terakhir yang signifikan terjadi lebih dari 17 tahun yang lalu. Kebijakan dan strategi BI dalam pengelolaan cadangan devisa tentunya mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi global dan domestik, yang mungkin menjelaskan minimnya pembelian emas dalam beberapa tahun terakhir

 



CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation