Kiamat Batu Bara Makin Nyata, Harganya Ambles Sampai 6%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
06 June 2024 07:30
Aktivitas pertambangan batubara milik Bayan Resources di Tabang/Pakar, Kalimantan, Jumat (17/11/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Aktivitas pertambangan batubara milik Bayan Resources di Tabang/Pakar, Kalimantan, Jumat (17/11/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dunia kembali jatuh pada perdagangan kemarin (5/6/2024) seiring penambahan kapasitas energi terbarukan oleh importir terbesar dunia, China.

Harga batu bara global acuan New Castle untuk kontrak Juli 2024 pada Rabu (4/6/2024) tercatat US$137 per ton, ambles 2%. Dalam sebulan harga batu bara dunia telah ambles 6,1%.

Pasar khawatir energi terbarukan adalah pengganti batu bara di masa depan yang dapat memangkas permintaan emas hitam. Sementara China adalah negara pengguna batu bara terbesar dunia.

Hal ini menunjukkan peningkatan dua kali lipat dari kapasitas terpasang saat ini dan berarti China akan tetap menjadi pemimpin dalam penerapan energi terbarukan.

Namun IEA juga mengatakan peluang utama ada di negara lain di Asia, terutama karena banyak negara di kawasan ini sedang memulai perjalanan energi terbarukan mereka.

Badan tersebut mengatakan, selain China, kawasan Asia-Pasifik memiliki rencana untuk menghasilkan hampir 1.200 GW energi terbarukan pada tahun 2030, berdasarkan target dari berbagai negara, yaitu sekitar dua kali lipat dari target saat ini.

Namun pertanyaannya adalah apakah hal ini cukup ambisius bagi kawasan ini untuk mencapai tujuan iklim.

"Jumlahnya sekitar 15% dari total kapasitas energi terbarukan yang direncanakan secara global, lebih rendah dari porsi emisi gas rumah kaca di kawasan ini yang sebesar 22% dari pembangkit listrik dan produksi panas pada tahun 2022," kata laporan IEA.

India memimpin rencana penambahan energi terbarukan dengan kapasitas bahan bakar non-fosil sebesar 500 GW pada tahun 2030, angka yang mencakup nuklir sekitar 15 GW sementara mayoritas adalah 293 GW tenaga surya dan 100 GW tenaga angin.

Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mempunyai ambisi untuk mencapai 225 GW energi terbarukan pada tahun 2030, dipimpin oleh Vietnam dengan 84 GW, Indonesia dengan 44 GW, dan Filipina dengan 30 GW.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation