30 Perusahaan Minyak Terbesar, Market Cap Aramco Lebih Besar vs PDB RI

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
06 June 2024 11:45
INFOGRAFIS, Kalahkan Apple, Saudi Aramco Cetak Laba Terbesar Sedunia
Foto: Infografis/Saudi Aramco Cetak Laba Terbesar Sedunia/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak yang bertahan di level tinggi dalam beberapa waktu terakhir menjadikan perusahaan minyak global meraih keuntungan. Salah satu yang menjadi perhatian publik terkait dengan besarnya kapitalisasi pasar yang dimiliki perusahaan perminyakan.

Lantas, perusahaan minyak mana yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar secara global?

Saudi Aramco merupakan perusahaan minyak global yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar, bahkan mencapai sekitar 50% lebih tinggi dibanding produk domestik bruto Indonesia pada 2023. Berdasarkan data Companies Market Cap, nilai pasar Saudi Aramco mencapai US$ 1.866 miliar atau setara dengan Rp 30.341 triliun per Rabu (5/6). (kurs: Rp 16.260/US$). 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB Indonesia pada 2023 mencapai Rp 20.892 triliun. Nilai tersebut jauh lebih rendah, khususnya jika dibandingkan dengan nilai pasar dari Aramco.
Market cap Aramco juga dua kali lipat lebih Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yakni Rp 11.664,3 triliun yang ditopang oleh 903 perusahaan. Sebagai perbandingan, perusahaan dengan market cap terbesar di Indonesia adalah PT Bank Central BCA yakni sebesar Rp 1.171,1 triliun.

Selain Saudi Aramco, terdapat juga beberapa perusahaan di industri minyak global dengan kapitalisasi pasar jumbo. Berikut adalah perusahaan-perusahaan minyak raksasa berdasarkan total kapitalisasi pasar mereka yang dikutip dari Companies Market Cap:

Harga minyak melemah di awal perdagangan pada hari Selasa (4/6/2024). Menurut data Refinitv, harga minyak mentah berjangka Brent turun 0,3% ke US$78,16 per barel. Sementara, minyak Brent ditutup di bawah US$80 untuk pertama kalinya sejak 7 Februari, setelah jatuh lebih dari 3% pada hari Senin (3/6/2024).

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, pada hari Minggu (2/6/2024) sepakat untuk memperpanjang sebagian besar pengurangan produksi minyak mereka hingga tahun 2025.

OPEC+ sepakat memperpanjang sebagian besar pengurangan produksi minyak hingga tahun 2025, namun memberikan ruang bagi delapan anggota untuk secara bertahap membatalkan pemotongan sukarela mulai Oktober.

Menurut Walt Chancellor, analis energi di Macquarie, perpanjangan pemotongan sukarela hingga kuartal ketiga akan memperkuat keterbatasan minyak mentah di musim panas, tetapi pasokan yang mungkin kembali pada bulan Oktober menunjukkan potensi tambahan pasokan dari OPEC+ yang mengindikasikan pemangkasan tidak akan bertahan selamanya.



CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation