Harga Minyak 'Mendidih', Capai Level Tertinggi! Ada Andil AS dan China

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
10 May 2024 11:50
The sun sets behind an idle pump jack near Karnes City, Texas, Wednesday, April 8, 2020. Demand for oil continues to fall due to the new coronavirus outbreak. (AP Photo/Eric Gay)
Foto: Ilustrasi Kilang Minyak (AP/Eric Gay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia terus menguat mencapai level harga tertinggi baru sepanjang Mei. Harga minyak mengalami lonjakan seiring China dan Amerika Serikat yang menunjukkan lonjakan permintaan di dua negara pengkonsumsi minyak mentah terbesar dunia.

Pada pembukaan perdagangan hari ini Jumat (10/5/2024) pada pukul 10.55 WIB, harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,6% di posisi US$79,76 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka lebih tinggi atau naik 0,5% di posisi US$84,33 per barel.


Harga Minyak Brent & WTI
Source: Refinitiv

Meski demikian, kenaikan harga minyak dibatasi oleh data energi AS yang menunjukkan permintaan bensin dan solar pekan lalu adalah yang terlemah sejak pandemi virus COVID-19 pada 2020.

"Minyak diperdagangkan dalam kisaran yang sangat ketat. Tidak banyak berita minyak di luar sana. Berita geopolitik dari Timur Tengah berada di latar belakang dan tidak jelas," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group, mengomentari perubahan kecil dalam harga minyak yang dikutip dari Reuters.

Sementara itu, di China, impor minyak mentah meningkat dari tahun sebelumnya pada bulan April dan ekspor serta impor kembali tumbuh bulan lalu, menandakan peningkatan permintaan di dalam negeri dan luar negeri karena Beijing berupaya memperkuat ekonomi yang goyah.

"Data neraca perdagangan China yang meningkat menambah momentum kenaikan harga," kata Tina Teng, seorang analis pasar independen.

Di AS, jumlah klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik minggu lalu menjadi yang tertinggi dalam lebih dari delapan bulan, menjadi bukti lebih lanjut bahwa pasar tenaga kerja sedang melambat. Para analis memproyeksikan bahwa momentum pasar tenaga kerja yang melambat tersebut membuat dua pemotongan suku bunga dari Federal Reserve AS tahun ini kembali menjadi pilihan.

Pemotongan suku bunga akan mengurangi biaya pinjaman dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta permintaan minyak. Bank of England juga mengambil langkah lain menuju penurunan suku bunga saat seorang pejabat kedua mendukung pemotongan dan Gubernur Andrew Bailey mengatakan dia "optimis bahwa hal-hal bergerak ke arah yang benar".

Ketegangan Geopolitik Timur Tengah

Tangki dan pesawat tempur Israel mengebom area Rafah, ungkap warga Palestina, setelah Presiden Joe Biden mengatakan AS akan menahan pengiriman senjata ke Israel jika pasukannya melakukan invasi besar-besaran ke kota Gaza bagian selatan.

"Jika boikot Biden mendorong Israel untuk menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, maka minyak mentah WTI berpotensi mengekstrak premi risiko geopolitik tambahan sebesar US$10 (per barel) dari pasar," kata Bob Yawger, direktur futures energi di Mizuho, dalam sebuah catatan.

"Namun, jika Iran merasa terdorong oleh sikap AS dan kembali masuk ke dalam pertarungan setelah menjaga profil rendah selama beberapa minggu, maka pasar bisa kembali mengalami lonjakan ke level tertinggi dalam beberapa bulan," tambah Yawger.

Sebagai tanggapan terhadap operasi terbaru Israel, pemimpin Houthi di Yaman mengatakan kelompok yang didukung Iran tersebut, yang telah mengganggu pengiriman di Laut Merah, akan menargetkan kapal dari perusahaan mana pun yang terkait dengan penyediaan atau pengangkutan barang ke Israel.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation