
Ekonomi AS Masih Kuat, Emas Dunia Loyo Dua Pekan Beruntun!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali tersungkur pasca sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS) sesuai dengan ekspektasi pasar.
Pada akhir pekan ini, Jumat (31/5/2024) sekaligus menandai bulan Mei berakhir, emas bertengger di US$ 2/326,96 per troy ons. Dalam sehari, emas tersungkur 0,68%, membalikkan kinerja penguatan sehari sebelumnya sebesar 0,18%.
Pelemahan pada Jumat kemarin, kemudian mengakumulasi koreksi yang terjadi sepanjang pekan sebesar 0,29%. Ini menandai harga emas dunia telah melemah dua pekan beruntun.
Harga emas dunia tergelincir pada akhir pekan terjadi setelah rilis data inflasi PCE AS yang sesuai ekspektasi.
Inflasi PCE untuk periode April 2024 berada di 2,7% secara tahunan (yoy), sama seperti bulan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar. Begitu juga dengan inflasi inti PCE yang bertahan di 2,8% yoy seperti bulan sebelumnya dan sesuai dengan harapan pasar.
Dengan data inflasi yang sesuai ekspektasi, ditambah dengan data ekonomi AS yang mendukung masih kuat, seperti keyakinan konsumen yang naik setelah tiga bulan beruntun melemah, diikuti dengan kondisi manufaktur meningkat ke level ekspansif.
Menguatnya kondisi manufaktur tercermin dari PMI Manufaktur AS Global S&P naik menjadi 50,9 pada Mei 2024, meningkat dari 50 pada bulan April.
Angka tersebut menunjukkan sedikit perbaikan secara keseluruhan pada kondisi bisnis di sektor manufaktur, karena output dan lapangan kerja memberikan kontribusi yang semakin positif.
Tidak sampai disitu, konsumsi masyarakat AS juga masih cukup kuat.
Mengutip hasil Conference Board, indeks kepercayaan konsumen AS naik pada Mei menjadi 102 dari 97,5 pada bulan sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar yakni 95,9. Hal ini pada akhirnya memberikan angin segar bagi DXY untuk mengalami penguatan.
Untuk diketahui, kepercayaan konsumen Conference Board (CB) yaitu mengukur tingkat kepercayaan konsumen terhadap aktivitas ekonomi. Ini merupakan indikator utama karena dapat memprediksi belanja konsumen, yang memainkan peran utama dalam aktivitas perekonomian secara keseluruhan. Angka yang lebih tinggi menunjukkan optimisme konsumen yang lebih tinggi.
Gabungan dari hal-hal tersebut, menunjukkan bahwa ekonomi AS masih kuat, sehingga masih butuh waktu berbulan-bulan ke depan untuk meninjau kembali dimulainya kebijakan dovish bank sentral AS atau the Fed yang mungkin akan lebih lambat lagi dari perkiraan.
CNBC INDONESIA RESEARCH