Amerika Dilanda Krisis Jus jeruk, Eropa Diterpa 'Kiamat' Minyak Zaitun

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
31 May 2024 14:40
Jus Jeruk. (Dok. Pixabay)
Foto: Jus Jeruk. (Dok. Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga grosir jus jeruk di Amerika Serikat (AS) telah naik hampir 77% dalam satu tahun. Harga jus jeruk naik ke titik tertinggi sepanjang masa di tengah kendala pasokan yang terus-menerus, mendorong industri ke dalam mode krisis dan memaksa beberapa produsen untuk mempertimbangkan buah-buahan alternatif.

Harga jus jeruk mencapai level tertingginya sepanjang masa pada 27 Mei 2024. Kontrak berjangka jus jeruk beku yang diperdagangkan di Intercontinental Exchange di New York, menembus di level tertinggi US$4,95 per pound pada perdagangan intraday periode itu, dan ditutup di level US$4,87 per pound.

Sebagai catatan, 1 pound setara dengan 0,45 kg. Bila dihitung maka harga jus jeruk per kg sekitar US$ 9,91 atau sekitar Rp 161.000/kg.

Hingga perdagangan Rabu (29/5/2024), harga jus jeruk bersandar di level US$4,572 atau melemah 4,19% dari perdagangan sebelumnya.

Menurut AFP sejak Februari 2020, ketika pandemi covid melanda, harganya telah naik lima kali lipat.

Harga makanan pokok sarapan ini telah naik pesat dalam beberapa tahun terakhir, sebagian didorong oleh penurunan produksi di Florida, produsen utama jus jeruk di AS dan cuaca ekstrem yang dipicu oleh iklim di daerah-daerah penghasil jeruk utama di Brasil.

Pusat kekuatan pertanian Amerika Selatan ini adalah produsen dan eksportir jus jeruk terbesar di dunia, yang berarti negara ini memainkan peran yang sangat berpengaruh dalam membentuk industri global.

Pusat penelitian Fundecitrus baru-baru ini memperingatkan bahwa panas yang berlebihan di Brasil tahun lalu berarti negara Amerika Selatan itu kemungkinan akan mencatat salah satu panen jeruk terburuknya dalam lebih dari tiga dekade.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada 10 Mei, organisasi petani jeruk memperkirakan bahwa Brasil akan memproduksi 232,4 juta kotak jeruk (masing-masing beratnya sekitar 40,8 kilogram) pada musim 2024 hingga 2025. Hal tersebut merupakan penurunan 24% jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

Analis mengatakan Brasil biasanya memproduksi sekitar 300 juta kotak jeruk setiap siklus, meskipun perubahan iklim telah secara dramatis mengurangi produksi tanaman. Perubahan iklim membuat peristiwa cuaca ekstrem lebih sering terjadi dan lebih intens.

Fundecitrus mengatakan serangkaian gelombang panas yang intens di Brasil terjadi pada fase kritis pembungaan dan pembentukan buah awal antara September dan November tahun lalu, yang secara substansial menghambat produksi.

Penyakit jeruk yang dikenal sebagai penghijauan, penyakit pohon tanpa obat yang diketahui yang mengakibatkan buah pahit dan kerdil, telah menjadi hambatan lain bagi petani jeruk. Para analis telah memperingatkan bahwa masalah tersebut kemungkinan akan mendatangkan malapetaka di kebun jeruk di seluruh dunia untuk beberapa waktu mendatang.
Selain itu, tren konsumsi jus jeruk tampaknya sedang menurun. Di Amerika Serikat, konsumsi telah berkurang setengahnya dalam satu dekade, dan tren ini juga terjadi di Eropa, meskipun tidak terlalu kentara.

Merek jus jeruk cenderung beralih ke jus lain, dan membuat koktail buah, mencampur jeruk dengan buah lain yang lebih murah dan lebih banyak tersedia.

Fenomena penurunan produksi dan kenaikan biaya ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan banyak yang khawatir bahwa, dalam jangka panjang, jeruk bisa menjadi terlalu mahal dan dipandang oleh konsumen sebagai produk mewah.

Eropa Krisis Minyak Zaitun

Emas cair atau yang disebut minyak zaitun kini mulai mengalami kelangkaan. Hal ini mendorong harga minyak zaitun mencapai rekor tertinggi, memicu lonjakan kejahatan dan mendorong industri ke dalam mode krisis.

Pada Januari 2024 harga minyak zaitun memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa di level US$10.281,36 per metrik ton. Pada kontrak April 2024, minyak zaitun masih berada di level yang tinggi meski lebih rendah dibandingkan pada kontrak Januari 2024. Kini minyak zaitun bertengger di level US$9.069,79 per metrik ton.

FREDFoto: FRED
FRED



Melonjaknya harga minyak zaitun, yang merupakan bahan pangan pokok di Mediterania, telah mengejutkan konsumen dan para veteran industri dalam beberapa bulan terakhir.

Cuaca ekstrem yang memicu kekeringan telah berdampak signifikan pada produksi minyak zaitun di Eropa selatan dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di negara-negara Mediterania seperti Spanyol, Italia, dan Yunani.

Spanyol, yang memasok lebih dari 40% produksi dunia menurut Pusat Promosi Impor, biasanya diharapkan memproduksi antara 1,3 juta hingga 1,5 juta metrik ton minyak zaitun setiap panen.

Namun, angka resmi menunjukkan Spanyol hanya menanam sekitar 666.000 metrik ton pada musim tanam 2022/2023. Pelaku pasar yang disurvei oleh Mintec memperkirakan kisaran produksi 830,000 hingga 850,000 metrik ton untuk musim Spanyol 2023/2024, meningkat sekitar 40,000 metrik ton dari perkiraan sebelumnya.

Pada tahun 2023/2024, negara Spanyol menjadi negara terbesar penghasil minyak zaitun dengan mencapai produksi 766,4ribu ton, kemudian disusul Italia sebesar 288,9ribu ton.

adan Lingkungan Hidup Eropa (European Environment Agency/European Environment Agency) mengatakan pada bulan Maret bahwa negara-negara Eropa harus bersiap menghadapi konsekuensi bencana karena krisis iklim yang semakin parah menghantam setiap bagian perekonomian mereka pada abad ini.

Laporan EEA mengatakan dampak iklim terhadap produksi pangan dapat berdampak buruk pada kawasan ini, khususnya di Eropa Selatan, karena panas ekstrem menjadi lebih sering terjadi dan pola curah hujan berubah.

Selain itu, meningkatnya harga minyak zaitun juga bertepatan dengan serentetan pencurian.

Dilansir dari The Financial Times, supermarket di Spanyol mengatakan pada awal Maret, minyak zaitun telah menjadi barang yang paling banyak dicuri di sebagian besar wilayah negara tersebut. Pelaku utama dikatakan adalah geng kriminal yang menargetkan bahan makanan penting untuk dijual kembali di pasar gelap.

Pada bulan Agustus tahun lalu, sekitar 50.000 liter minyak zaitun extra virgin dicuri dari salah satu pabrik minyak Spanyol di wilayah Cordoba, menurut laporan media lokal. Minyak zaitun yang dicuri diperkirakan bernilai lebih dari 420.000 euro pada saat itu.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Most Popular
Recommendation