Kiamat Minyak Zaitun Hantui Eropa, Pencurian "Emas Cair" Meraja Lela

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas cair atau yang disebut minyak zaitun kini mulai mengalami kelangkaan. Hal ini mendorong harga minyak zaitun mencapai rekor tertinggi, memicu lonjakan kejahatan dan mendorong industri ke dalam mode krisis.
Pada Januari 2024 harga minyak zaitun memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa di level US$10.281,36 per metrik ton. Pada kontrak April 2024, minyak zaitun masih berada di level yang tinggi meski lebih rendah dibandingkan pada kontrak Januari 2024. Kini minyak zaitun bertengger di level US$9.069,79 per metrik ton.
![]() |
Melonjaknya harga minyak zaitun, yang merupakan bahan pangan pokok di Mediterania, telah mengejutkan konsumen dan para veteran industri dalam beberapa bulan terakhir.
Cuaca ekstrem yang memicu kekeringan telah berdampak signifikan pada produksi minyak zaitun di Eropa selatan dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di negara-negara Mediterania seperti Spanyol, Italia, dan Yunani.
Spanyol, yang memasok lebih dari 40% produksi dunia menurut Pusat Promosi Impor, biasanya diharapkan memproduksi antara 1,3 juta hingga 1,5 juta metrik ton minyak zaitun setiap panen.
Namun, angka resmi menunjukkan Spanyol hanya menanam sekitar 666.000 metrik ton pada musim tanam 2022/2023. Pelaku pasar yang disurvei oleh Mintec memperkirakan kisaran produksi 830,000 hingga 850,000 metrik ton untuk musim Spanyol 2023/2024, meningkat sekitar 40,000 metrik ton dari perkiraan sebelumnya.
Pada tahun 2023/2024, negara Spanyol menjadi negara terbesar penghasil minyak zaitun dengan mencapai produksi 766,4ribu ton, kemudian disusul Italia sebesar 288,9ribu ton.
Sementara itu, harga minyak zaitun extra virgin di Andalusia, Spanyol, mencapai 7,8 euro (US$8,4) per kilogram pada tanggal 19 April, menurut indeks acuan Mintec, turun dari sekitar 8 euro pada akhir Maret. Penurunan ini melanjutkan tren penurunan, setelah harga minyak zaitun mencapai puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu sebesar 9,2 euro pada bulan Januari.
Kenaikan harga minyak zaitun yang memprihatinkan telah mereda dalam beberapa minggu terakhir, sebagian disebabkan oleh hujan yang bermanfaat pada Maret dan April dan peningkatan perkiraan produksi panen zaitun di Spanyol.
Namun para analis mengatakan bahwa berkurangnya cadangan minyak zaitun kemungkinan akan membuat pasar tetap waspada terhadap lonjakan harga yang tiba-tiba dalam beberapa bulan mendatang.
Badan Lingkungan Hidup Eropa (European Environment Agency/European Environment Agency) mengatakan pada bulan Maret bahwa negara-negara Eropa harus bersiap menghadapi konsekuensi bencana karena krisis iklim yang semakin parah menghantam setiap bagian perekonomian mereka pada abad ini.
Laporan EEA mengatakan dampak iklim terhadap produksi pangan dapat berdampak buruk pada kawasan ini, khususnya di Eropa Selatan, karena panas ekstrem menjadi lebih sering terjadi dan pola curah hujan berubah.
Selain itu, meningkatnya harga minyak zaitun juga bertepatan dengan serentetan pencurian.
Dilansir dari The Financial Times, supermarket di Spanyol mengatakan pada awal Maret, minyak zaitun telah menjadi barang yang paling banyak dicuri di sebagian besar wilayah negara tersebut. Pelaku utama dikatakan adalah geng kriminal yang menargetkan bahan makanan penting untuk dijual kembali di pasar gelap.
Pada bulan Agustus tahun lalu, sekitar 50.000 liter minyak zaitun extra virgin dicuri dari salah satu pabrik minyak Spanyol di wilayah Cordoba, menurut laporan media lokal. Minyak zaitun yang dicuri diperkirakan bernilai lebih dari 420.000 euro pada saat itu.
CNBC Indonesia Research
