CNBC Indonesia Research

Ini 'Kunci Sakti' yang Bisa Buat Bitcoin To The Moon, Apa Itu?

Revo M, CNBC Indonesia
31 May 2024 09:30
world map with bitcoins symbol vector
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsolidasi harga bitcoin terus terjadi hingga hari ini, Jumat (31/5/2024). Hal ini menunjukkan bahwa belum ada permintaan yang cukup kuat di tengah sentimen positif yang telah terjadi pada semester I-2024.

Dilansir dari Refinitiv, bitcoin berada di level US$68.440 pada pukul 06:27 WIB. Angka ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (30/5/2024) yang berada di angka US$68.469.

Konsolidasi bitcoin terjadi setidaknya sejak pertengahan Maret 2024 hingga saat ini. Pergerakan harga bitcoin bergerak ranging antara US$57.000 hingga US$72.000 dalam kurun waktu 2,5 bulan terakhir.

Berbagai sentimen positif yang ada saat ini seperti dana yang diperdagangkan di bursa AS (ETF) bitcoin spot serta bitcoin halving belum mampu memberikan dorongan yang akhirnya membuat harga bitcoin menembus level US$74.000.

Sebelumnya pada Januari 2024, ETF bitcoin spot telah disetujui oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).

SEC secara resmi telah menyetujui 11 ETF bitcoin spot untuk dapat diperdagangkan, seperti Blackrock's iShares Bitcoin Trust (IBIT), ARK 21Shares Bitcoin ETF (ARKB), WisdomTree Bitcoin Fund (BTCW), Invesco Galaxy Bitcoin ETF (BTCO), Bitwise Bitcoin ETF (BITB), VanEck Bitcoin Trust (HODL), Franklin Bitcoin ETF (EZBC), Fidelity Wise Origin Bitcoin Trust (FBTC), Valkyrie Bitcoin Fund (BRRR), Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), dan Hashdex Bitcoin ETF (DEFI).

Persetujuan ETF bitcoin spot mewakili tonggak penting dalam dunia keuangan, menandakan perubahan besar dalam persepsi dan pemanfaatan bitcoin sebagai aset investasi utama.

"Persetujuan ETF Bitcoin mempunyai implikasi besar bagi investor AS karena mereka sekarang dapat menyimpan kripto di akun pialang mereka, sesuatu yang tidak dapat mereka lakukan sebelumnya," Timo Lehes, salah satu pendiri perusahaan blockchain Swarm Markets.

Sekitar dua minggu setelah persetujuan ETF bitcoin spot, harga bitcoin mulai mengalami rally sejak awal Februari hingga 13 Maret 2024 atau dalam 1,5 bulan.

Selanjutnya pada April 2024, bitcoin halving yang merupakan event empat tahunan terjadi namun tidak serta-merta mengangkat harga bitcoin itu sendiri.

Sebelumnya, bitcoin halving telah terjadi sekitar pukul 7 pagi WIB pada 20 April 2024. Pasca peristiwa tersebut, harga bitcoin sedikit mengalami kenaikan mengingat di momen bitcoin halving, harga BTC berkisar di angka US$63.000-US$64.000an.

Momen halving ini tidak secara langsung membuat harga bitcoin terbang signifikan, namun para pelaku pasar meyakini sekitar 12-18 bulan mendatang, bitcoin dapat mengalami apresiasi.

Hal ini terjadi karena secara historis dalam tiga halving sebelumnya, bitcoin mengalami kenaikan yang signifikan.

Sebagai catatan, setelah halving pada 2012, 2016, dan 2020, harga bitcoin masing-masing naik sekitar 93x, 30x, dan 8x dari harga hingga puncak siklusnya.

Lantas Apa yang Ditunggu Pelaku Pasar?

CNBC Indonesia Research mencatat salah satu hal krusial dan diperkirakan mampu mengangkat harga bitcoin yakni perihal pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed).

Suku bunga The Fed saat ini berada di angka 5,25-5,50% dan sampai sekarang belum ada tendensi yang cukup jelas dari pejabat The Fed untuk beralih ke dovish diikuti dengan penurunan suku bunga.

Penurunan suku bunga menjadi hal yang penting dan ditunggu investor karena akan berdampak positif bagi risk asset salah satunya yakni kripto.

Bitcoin mendapatkan keuntungan dari suku bunga rendah dan peningkatan likuiditas pasar, yang dapat menghasilkan sentimen yang lebih baik dan investasi yang lebih besar pada aset yang sedang berkembang.

Sebagai contoh, ketika suku bunga The Fed mengalami kenaikan pada akhir 2017 hingga 2018, dari 1,25% menjadi 2,5%, harga bitcoin terpantau mengalami penurunan tajam dari sekitar US$16.000 menjadi US$3.458.

Begitu pula ketika pandemik Covid-19 melanda dunia, The Fed berusaha memangkas suku bunganya secara drastis dari 1,75% ke 0,25% dan ditahan di level tersebut dengan waktu yang cukup lama yakni sekitar dua tahun.

Pada momen tersebut, harga bitcoin terpantau melonjak tinggi dari sekitar US$5.361 hingga ke posisi lebih dari US$62.000 atau naik lebih dari 1.000%.

piguetgallandFoto: Bitcoin Price and FFR
Sumber: Piguet Galland

Dikutip dari Piguet Galland perihal apakah The Fed memiliki pengaruh langsung terhadap evolusi pasar kripto, dinyatakan bahwa bitcoin pada dasarnya merespons perubahan tingkat dana federal. Namun dijelaskan pula bahwa bitcoin tidak melakukannya secara terpisah. Dampak suku bunga harus dipertimbangkan melalui kacamata kondisi pasar yang lebih luas, kemajuan teknologi, dan perubahan peraturan.

Kesimpulannya, meskipun suku bunga utama merupakan faktor makroekonomi yang signifikan, pengaruhnya terhadap harga bitcoin dimoderasi oleh beberapa faktor lainnya.

Ketika pasar mata uang kripto semakin matang dan keterlibatan institusional meningkat, interaksi antara kebijakan moneter tradisional dan aset digital dapat menjadi lebih jelas, sehingga berpotensi menyelaraskan keduanya dengan perilaku pasar keuangan tradisional.

Lebih lanjut, aspek unik dari mata uang kripto kemungkinan akan terus memberi mereka tempat yang berbeda dalam lanskap keuangan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindone

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation