
Netanyahu Bakal Ditangkap, Ini Daftar Korban 'Surat Cinta' ICC

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) resmi mengajukan surat perintah penangkapan ke Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Jaksa Karim Khan mengatakan tak hanya Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga akan masuk daftar buruan.
Keduanya melakukan tindakan yang menyebabkan "kelaparan", "pembunuhan yang disengaja", dan "pemusnahan". Hal ini terkait perang Israel di Gaza, Palestina.
Selain Netanyahu dan Gallant, ICC juga mengajukan surat penangkapan untuk pemimpin Hamas. Mereka yakni pemimpin gerakan tersebut di Gaza, Yahya Sinwar, lalu pemimpin politik Hamas Ismael Haniyeh dan ahli strategi militernya Mohammad Deif.
"Kejahatan terhadap kemanusiaan yang didakwakan adalah pemusnahan dan atau pembunuhan, termasuk dalam konteks kematian akibat kelaparan, penganiayaan, dan tindakan tidak manusiawi lainnya," kata ICC merujuk Netanyahu dan Gallant.
"Dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan tersebut dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas dan sistematis terhadap penduduk sipil Palestina berdasarkan kebijakan Negara. Kejahatan ini, menurut penilaian kami, berlanjut hingga hari ini," tegasnya.
"Bertanggung jawab secara pidana atas pembunuhan ratusan warga sipil Israel dalam serangan yang dilakukan oleh Hamas... dan kelompok bersenjata lainnya pada 7 Oktober 2023 dan penyanderaan sedikitnya 245 orang," tambah ICC merujuk para pemimpin Hamas.
"Ketiganya merencanakan dan menghasut serangan tanggal 7 Oktober, yang tidak mungkin terjadi tanpa tindakan mereka," ujarnya.
Sebenarnya, tidak hanya urusan Israel dan Palestina, ICC juga pernah mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada pejabat tinggi negara. Apa saja?
Berikut penelusuran tim riset CNBC Indonesia:
Presiden Rusia Vladimir Putin
ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin pada Maret 2023. Mahkamah menuduhnya melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak dari Ukraina secara ilegal.
Kremlin menyebut tindakan tersebut tidak ada artinya dan berulang kali membantah tuduhan bahwa pasukannya telah melakukan kekejaman selama invasi terhadap negara tetangganya.
![]() Vladimir Putin tiba untuk upacara pelantikannya sebagai Presiden Rusia di Istana Grand Kremlin di Moskow, Rusia, Selasa, 7 Mei 2024. (Sergei Bobylev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP) |
Mantan Presiden Sudan Omar Bashir
ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Omar al-Bashir pada tahun 2009, menuduhnya mendalangi genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang di wilayah Darfur, Sudan, di mana diperkirakan 300.000 orang terbunuh dan lebih dari 2 juta orang mengungsi.
Bashir dan beberapa sekutunya dipenjara di Sudan setelah pemberontakan rakyat pada tahun 2019, tetapi tidak pernah dikirim ke Den Haag. Pihak militer mengatakan mantan diktator itu dipindahkan dari penjara ke rumah sakit militer pada bulan April tahun lalu.
![]() Presiden Sudan Omar al-Bashir |
Panglima Perang Uganda Joseph Kony
Joseph Kony selaku pendiri dan pemimpin Lord's Resistance Army (LRA), adalah buronan terlama di ICC. Untuk diketahui, surat perintah penangkapan dikeluarkan untuknya pada tahun 2005.
Pada saat itu, Jaksa penuntut ingin menuntut Kony dengan 36 dakwaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Ini termasuk pembunuhan, pemerkosaan, penggunaan tentara anak-anak, perbudakan seksual, kawin paksa, dan kehamilan paksa.
Putra Mantan Pemimpin Libya Saif Al-Islam Gaddafi
ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap putra mantan Presiden Libya Muammar Gaddafi pada tahun 2011 bersama ayahnya, yang ditangkap dan ditembak pada bulan Oktober tahun itu. Beberapa hari setelah ayahnya terbunuh, Saif al-Islam Gaddafi ditangkap oleh pejuang dari Zintan, di mana dia tetap ditahan sampai dia dibebaskan berdasarkan undang-undang amnesti pada tahun 2017.
Anehnya, Jaksa ICC saat ini, Karim Khan, adalah pengacara muda Gaddafi di ICC selama kurang lebih satu tahun hingga mengundurkan diri pada tahun 2018. Khan menjadi Jaksa utama ICC pada tahun 2021.
![]() Muammar Gaddafi. (File Foto - Getty Images/Bettmann Archive/Bettmann) |
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)