
Wall Street Naik, S&P 500 Cetak Rekor Akibat Inflasi AS Terkendali!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Amerika Serikat melonjak pada hari Rabu, didorong oleh laporan inflasi konsumen yang lebih ringan dari perkiraan. Indeks S&P 500 naik 0,4%, mencapai rekor tertinggi intraday. Indeks Nasdaq Composite juga mencatatkan level tertinggi baru dengan kenaikan 0,6%. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average menguat 182 poin atau 0,5%, mendekati level tertingginya sepanjang masa.
Menurut ekonom yang disurvei oleh Dow Jones, Indeks Harga Konsumen (CPI) - yang menjadi tolak ukur inflasi favorit Federal Reserve - naik 0,3% untuk bulan April, lebih rendah dari perkiraan sebesar 0,4%. Secara tahunan, CPI meningkat 3,4%, sesuai dengan ekspektasi. Angka bulanan dan tahunan untuk core CPI, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang volatil, juga sesuai dengan perkiraan.
Data ini memberikan sinyal positif bagi pasar, karena mengurangi kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih lanjut. Berdasarkan data perdagangan futures Fed funds, kini terdapat kemungkinan sebesar 51,7% bahwa bank sentral AS akan menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan September, naik dari peluang 44,9% sehari sebelumnya menurut CME FedWatch Tool.
Kenaikan ini turut dipicu oleh saham-saham pemimpin pasar seperti Nvidia, yang sahamnya melonjak 1% setelah laporan tersebut. Selain itu, imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun dan 2 tahun juga mengalami penurunan.
Laporan ini muncul setelah laporan lain menunjukkan inflasi yang lebih sulit diatasi. Indeks harga produsen untuk bulan April naik 0,5%, lebih tinggi dari yang diperkirakan, menimbulkan kekhawatiran bahwa penurunan suku bunga Federal Reserve mungkin akan tertunda.
Pasar saham telah menunjukkan kinerja cemerlang sepanjang tahun ini, didukung oleh ekspektasi suku bunga yang lebih rendah dari Fed dan antusiasme terhadap kecerdasan buatan (AI) yang diyakini dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Hingga penutupan perdagangan hari Selasa, S&P 500 telah naik 10% sejak awal tahun. Namun, indeks pasar luas ini sempat tersandung bulan lalu karena kekhawatiran inflasi yang terus-menerus menekan ekuitas.
Kekhawatiran tersebut segera mereda berkat data baru dan komentar dari pejabat Fed yang mengindikasikan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak mungkin terjadi.
Sementara itu, investor terus memantau pergerakan pasar dengan seksama. Mereka berharap data inflasi yang lebih rendah ini akan memberikan ruang bagi Federal Reserve untuk lebih bersikap dovish dalam kebijakan moneternya. Hal ini sangat penting mengingat suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan daya tarik investasi di pasar saham.
Secara keseluruhan, sentimen positif di pasar saham ini mencerminkan optimisme bahwa inflasi dapat dikendalikan tanpa perlu tindakan agresif dari Fed, yang berpotensi merusak pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, investor dapat mengharapkan kondisi pasar yang lebih stabil dan menguntungkan dalam beberapa bulan ke depan.
Dalam lanskap ekonomi yang terus berkembang, para investor akan terus mencari petunjuk dari data ekonomi dan pernyataan dari pejabat Fed untuk mengkalibrasi ekspektasi mereka. Dengan laporan inflasi yang lebih ringan dari perkiraan ini, harapan akan kebijakan moneter yang lebih akomodatif tampaknya semakin menguat, memberikan angin segar bagi pasar saham yang sudah menunjukkan performa kuat tahun ini.
Di tengah ketidakpastian global, laporan seperti ini memberikan secercah harapan bagi para pelaku pasar, yang berharap bahwa ekonomi dapat terus tumbuh tanpa tekanan inflasi yang berlebihan. Dengan kondisi ini, pasar saham AS tampaknya berada dalam posisi yang baik untuk melanjutkan tren positifnya
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)