Brasil Dilanda Banjir Terburuk 80 Tahun, Jutaan Warga RI Kena Getahnya

mae, CNBC Indonesia
09 May 2024 11:00
Foto udara menampilkan banjiir yang merendam Bandara Porto Alegre, Rio Grande do Sul, Brasil, Selasa (7/5/2024). (REUTERS)
Foto: Foto udara menampilkan banjiir yang merendam Bandara Porto Alegre, Rio Grande do Sul, Brasil, Selasa (7/5/2024). (REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banjir bandang yang menghantam Brasil berdampak besar kepada dunia, termasuk Indonesia. Brasil adalah negara eksportir terbesar untuk kedelai sehingga banjir dikhawatirkan bisa melambungkan harga komoditas tersebut.

Banjir dahsyat di Brasil sudah memakan korban jiwa sekitar 100 orang. Banjir terburuk dalam 80 tahun tersebut juga kini memicu kekhawatiran baru yakni melambungnya harga sejumlah komoditas.

Banjir sudah menghantam beberapa fasilitas storage pangan di beberapa wilayah termasuk Rio Grande do Sul yang merupakan lumbung kedelai, beras, dan gandum.

Brasil merupakan salah satu lumbung pangan terbesar di dunia. Negara Amerika Latin tersebut adalah eksportir terbesar untuk jagung, kedelai, hingga daging.
Mereka juga menjadi lumbung dunia untuk gula.

Dengan peran besar tersebut tidak heran jika banjir di Brasil membuat dunia was-was. Salah satu yang harus diwaspadai Indonesia adalah kenaikan harga kedelai.

Merujuk data Refinitiv, harga kedelai kini bergerak di US$ 12 per bushel. Harga tersebut menjadi yang tertinggi dalam sebulan terakhir. Harga bisa naik terus jika banjir bandang belum juga surut.

Menurut data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), ekspor kedelai Brasil pada 2024 menembus 102 juta ton atau 58% dari total pasokan dunia.

Sebaliknya, Indonesia masuk dalam 10 besar daftar negara importir terbesar untuk kedelai. Bagi Indonesia, kedelai menjadi komoditas penting karena menjadi bahan tempe dan tahu yang merupakan makanan favorit jutaan masyarakat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan volume impor kedelai mencapai 2,27 juta ton pada 2023. Impor kedelai paling tinggi terjadi pada 2019 sebanyak 2,67 juta ton.

Kendati volume melandai, tetapi data di atas menunjukkan secara nilai impor kedelai terus naik, dalam lima tahun nilai impor melejit lebih dari 30% dari US$ 1,10 miliar menjadi US$ 1,47 miliar. Paling tinggi terjadi pada 2022 dengan nilai sebesar US$ 1,63 miliar.

Nilai terus naik karena terbatasnya pasokan serta sejalan dengan kenaikan harga pangan lainnya, gangguan iklim, hingga perang. Data BPS menunjukkan negara penyuplai kedelai terbesar untuk Indonesia adalah AS dengan volume mencapai 1,9 juta ton.

Brasil ada di peringkat empat di bawah AS, Kanada, dan Argentiina. Meski hanya menjadi penyuplai ke empat tetapi harga kedelai global mengikuti hukum pasokan dan penawaran di tingkat dunia. Jika ada persoalan gangguan di Brasil maka harga kedelai dunia tentu saja akan ikut tersert naik. Akibatnya harga tempe dan tahu bisa ikut melambung.

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation