Pemiliknya Dibuat Jantungan: Harga Emas Terbang Tinggi Terus Jeblok

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
08 May 2024 06:40
Gold bars and coins are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali tergelincir ke zona merah. Harga emas sangat volatile di tengah ketidakpastian kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reverse (The Fed). 

Pada perdagangan Selasa (7/5/2024) harga emas di pasar spot ditutup terdepresiasi 0,46% di level US$ 2.312,79 per troy ons.
Harga emas sangat volatile dalam tiga hari terakhir. Harga sang logam mulia melemah pada Jumat pekan lalu tetapi kemudian terbang 0,96% pada Senin sebelum kembali ambruk Selasa. 

Sementara, hingga pukul 06.00 WIB Rabu (8/5/2024), harga emas di pasar spot naik 0,08% di posisi US$ 2.314,61 per troy ons.

Harga emas turun pada perdagangan Selasa karena para pelaku pasar tetap fokus pada prospek penurunan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan pada Senin (6/5/2024), bahwa kebijakan moneter saat ini cukup ketat dan pada akhirnya membawa inflasi dalam target tahunan The Fed sebesar 2%, sementara kekuatan relatif di pasar kerja akan memberi bank cukup ruang untuk menunggu sampai hal ini terjadi.

Presiden The Fed New York John Williams juga mengatakan bahwa kondisi moneter saat ini cukup untuk menurunkan inflasi.

Pada pekan ini, terdapat beberapa pejabat bank sentral yang juga akan berpidato, untuk memberikan arah potensial kebijakan suku bunga The Fed.

Inflasi tetap menjadi tantangan terbesar bagi The Fed dalam mempertimbangkan penurunan suku bunga, mengingat tekanan harga tumbuh lebih besar dari perkiraan sepanjang kuartal pertama tahun 2024 dan tetap jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2%.

Berdasarkan FedWatch Tool CME, para pelaku pasar di pasar berjangka dana federal percaya ada sekitar dua pertiga kemungkinan bank sentral AS akan menurunkan suku bunga pada bulan September mendatang.

Suku bunga yang lebih rendah dapat menjadi daya tarik bagi emas batangan yang dapat memberikan imbal hasil yang lebih menarik.

Sementara itu, bank sentral China melanjutkan akumulasi emasnya selama 18 bulan berturut-turut, dimana China menambahkan 60.000 troy ons ke cadangannya meskipun harga emas masih berada di level yang tinggi.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation