
Irak, Sepak Bola dan Penawar Dahaga Carut Marut Perang

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertarungan sengit akan terjadi antara tim nasional (timnas) Indonesia U-23 dan Irak U-23 dalam perebutan peringkat 3 Piala Asia U-23 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, pada Kamis (2/5/2024) pukul 22.30 WIB.
Tak hanya menjadi penentu tim terbaik ketiga di Asia untuk kelompok usia U-23, namun pertandingan ini juga akan menentukan siapa yang berhak atas tiket ketiga Olimpiade 2024 Paris dari zona Asia.
Dua tiket pertama telah disegel oleh Uzbekistan dan Jepang, yang akan bertarung dalam partai final Piala Asia keesokan harinya. Pemenang dari pertandingan ini akan bergabung dengan Grup B yang berisi Argentina, Maroko, dan Ukraina. Sementara tim yang harus merasakan kekalahan harus menjalani play-off menghadapi wakil Afrika, Guinea. Pemenang dari pertandingan ini kemudian akan berhadapan dengan tim-tim tangguh seperti tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru di Grup B.
Jelang laga, situasi Indonesia dalam kondisi terbaik meskipun harus mengakui keunggulan Uzbekistan dua gol tanpa balas pada Senin (29/4/2024) malam. Pelatih Indonesia, Shin Tae-yong (STY), menyatakan keyakinannya bahwa timnya bisa menuju ke Olimpiade.
Rio Fahmi, bek sayap Indonesia, menegaskan bahwa meraih tiket Olimpiade akan menjadi kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Terakhir kali Indonesia berhasil melaju ke Olimpiade pada tahun 1956, ketika pesta olahraga terbesar di dunia tersebut diadakan di Melbourne, Australia.
Dalam pertandingan nanti, STY dipastikan akan menurunkan seluruh pemain terbaiknya, termasuk bomber andalan, Rafael Struick. Namun, kapten sekaligus bek tengah, Rizky Ridho, harus absen karena terkena kartu merah saat menghadapi Uzbekistan di fase empat besar.
Irak
Di sisi Irak, mereka juga siap mempertaruhkan segalanya dalam perebutan tiket Olimpiade. Pertandingan sepak bola bagi Irak merupakan momen penting untuk menyokong persatuan negaranya yang telah melalui masa-masa sulit akibat perang, sanksi internasional, dan korupsi pemerintah yang meluas.
Namun, sepak bola terus menjadi olahraga pemersatu negara ini. Kali ini, Iraq akan memperebutkan juara ke-3 Piala Asia lawan Indonesia. Pertanyaannya, akankah sepak bola Iraq merebut juara ke-3 Piala Asia sekaligus mendapatkan tiket menuju ke Olimpiade?
2007: Asia Cup, Sebuah Keajaiban di Tengah Kehancuran
Di tengah salah satu tahun terburuk akibat tingginya jumlah kematian di Iraq yang disebabkan "penambahan pasukan" mantan Presiden AS George Bush, Tim Nasional Sepak Bola Iraq berhasil memenangkan Piala Asia 2007.
Irak menjuarai Piala Asia 2007 untuk pertama kalinya setelah mengalahkan Arab Saudi pada pertandingan final di Stadion Utama Gelora Bung Karno
Hampir secara tiba-tiba, bangsa yang terobsesi dengan sepak bola ini bersatu ketika perang diberhentikan dan perpecahan sektarian dianggap sia-sia. Dengan satu sentuhan bola, tim nasional mampu menunjukkan bagaimana sepak bola menjadi olahraga pemersatu bangsa.
2018: Membuka Kembali Pintu Internasional
FIFA, federasi sepak bola global, mengangkat larangan tiga dekade terhadap Iraq dalam mengadakan pertandingan internasional pada 2018. Langkah ini membuka jalan bagi negara itu untuk menjadi tuan rumah Arabian Gulf Cup ke-25 ini di Basra, Iraq pada Januari 2024, akhirnya membawa persatuan untuk bangsa yang terpecah belah ini.
Sepak bola di Iraq menjadi simbol harapan dan persatuan. Perebutan juara ke-3 piala Asia U-23 kali ini kembali mewakili suara rakyat untuk mengatasi kesulitan. Sepak bola Iraq mungkin tidak bisa sepenuhnya menyelesaikan persoalan geopolitik Irak, tapi dalam momen-momen seperti ini sepak bola memberikan harapan di tengah kegelapan.
Irak di Piala Asia U-23
Irak adalah tim raksasa di Asia dan seperti Goliath. Irak sudah enam kali mengikuti ajang Pial Asia U-23 dan menjadi juara pertama dari ajang ini pada 2013. Saat itu, Iraq mengalahkan Arab Saudi dengan skor 1-0.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)
