Batu Bara Dapat Berkah dari Dahsyatnya 'Neraka Bolong', Harga Naik 3%

Revo M, CNBC Indonesia
30 April 2024 07:15
Stock Pile batu bara PT Kaltim Prima Coal, Tanjung Bara, Kalimantan Timur. (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)
Foto: (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara merangkak naik sejalan dengan proyeksi kenaikan permintaan di tengah panasnya suhu di Asia.

Dilansir dari Refinitiv, harga kontrak batu bara Juni acuan ICE Newcastle pada perdagangan Senin (29/4/2024) naik 3,05% di level US$138,6 per ton. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak 19 April 2024 yang saat ini sempat menyentuh angka US$141 per ton.

Gelombang Panas Bisa Dongkrak Permintaan Batu Bara

S&P dalam laporannya vv Market Movers Asia April 29-May 3 menjelaskan suhu dan perubahan iklim yang drastis akan menjadi kunci bagi pergerakan batu bara.

Sejumlah negara Asia tengah dilanda suhu panas yang luar biasa. Ramai-ramai tetangga RI kini diserang "neraka bolong". Ini mengindikasikan cuaca panas ekstrem yang terjadi saat ini akibat meningkatnya suhu bumi.

Kondisi ini akan meningkatkan permintaan batu bara di Asia karena tingginya penggunaan listrik untuk pendingin ruangan. Kekeringan dan suhu panas juga akan membuat sumber daya air berkurang sehingga pembangkit tenaga listrik akan berkurang kapasitasnya.

Setidaknya hal itu terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Mulai dari India, Bangladesh lalu Filipina, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam.

Di India, cuaca mencapai 44 derajat Celsius di beberapa lokasi. Pemilu yang sedang dilaksanakan pun harus menyaksikan jutaan orang memilih dengan mengantri di tengah suhu panas menyengat.

"Saya belum pernah mengalami suhu panas seperti ini sebelumnya," kata Ananth Nadiger, seorang profesional periklanan berusia 37 tahun, mengutip AFP, Selasa (30/4/2024).

Di Bangladesh penutupan sekolah dilakukan karena suhu ekstrem. Badan meteorologi setempat mengatakan gelombang panas akan terus berlanjut setidaknya selama tiga hari ke depan.

Di Filipina penangguhan kelas tatap muka sementara juga dilakukan di semua sekolah negeri selama dua hari, setelah hari panas memecahkan rekor di ibu kota Manila. Di Thailand, yang mencatat 30 orang tewas dalam setahun terakhir karena cuaca panas, departemen meteorologi memperingatkan adanya "kondisi buruk" setelah suhu di provinsi utara melebihi 44,1 derajat Celsius.

Sementara itu di Kamboja, Kementerian Air dan Meteorologi memperingatkan bahwa suhu juga bisa mencapai 43 derajat Celcius di beberapa wilayah di negara itu pada minggu depan.

Di Myanmar, negara yang kini masih dilanda perang saudara karena kudeta junta militer, suhu mencapai 3-4 derajat Celsius lebih tinggi dibandingkan rata-rata April. Kemarin peramal cuaca nasional memperkirakan suhu di pusat kota Mandalay bisa meningkat hingga 43 derajat Celsius.

Suhu di Vietnam diramal akan sangat tinggi beberapa hari ke depan dengan perkiraan suhu mencapai 41 derajat Celsius di wilayah utara.

Sementara itu, India berencana mendirikan enam pusat pembangkit listrik tenaga panas yang mampu menghasilkan listrik sebesar 30 GW bahkan ketika India sedang mengejar net-zero di bawah rencana transisi energi yang ambisius.

Dengan perkiraan biaya lebih dari Rs8 crore per megawatt (MW), perkiraan belanja modal untuk membangun kapasitas 30 GW akan mencapai sekitar Rs2,5 lakh crore.

Land banks akan dibuat di dekat tambang batu bara dan kemudian dialokasikan ke perusahaan pembangkit listrik, kata dua pejabat yang mengetahui rencana yang sedang disusun oleh Kementerian Batubara.

Perusahaan-perusahaan sektor publik seperti Coal India Ltd akan membentuk usaha patungan dengan perusahaan-perusahaan pembangkit listrik dan melakukan investasi ekuitas pada proyek-proyek pembangkit listrik tersebut.

Dikutip dari Hindustan Times, rencana tersebut sejalan dengan pembangunan di distrik Singrauli di Madhya Pradesh. Di sekitar ladang batu bara Singrauli, beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara telah didirikan, yang memasok listrik ke seluruh negeri.

Enam lokasi seperti itu telah diidentifikasi di sekitar pembangkit listrik berbasis pithead yang akan didirikan, sehingga mengubah tempat-tempat ini menjadi pusat pembangkit listrik tenaga panas. Tujuannya adalah untuk mengurangi biaya transportasi batubara.

Enam ladang batu bara yang diidentifikasi untuk proyek ini adalah: Mand Raigarh dan Korba di Chhattisgarh, IB Valley dan Sardega di Odisha, serta Karnpura Utara dan Rajmahal di Jharkhand.

"Saat ini, rencananya adalah untuk membangun kapasitas kumulatif hingga 5 GW di setiap lokasi yang teridentifikasi. Sebidang tanah dan batu bara akan dijamin, dan disediakan oleh pemerintah.

Hal ini dilakukan mengingat permintaan listrik yang mencapai titik tertinggi baru dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030, pemerintah berupaya meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas.

Kementerian Tenaga Listrik telah menguraikan peta jalan untuk menambah kapasitas pembangkit listrik termal sebesar 80 GW pada tahun 2030. Kapasitas pembangkit listrik termal saat ini mencapai 240 GW, dari total kapasitas pembangkit listrik terpasang di negara tersebut sebesar 429,9 GW. Rencana Kementerian Batubara untuk mendorong investasi ekuitas oleh sektor publik dan mendirikan usaha patungan pembangkit listrik setelah Coal India Ltd dan anak perusahaannya baru-baru ini memasuki sektor pembangkit listrik termal.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation