Kekuatan Koalisi Prabowo Jika Nasdem PKB Gabung, PDIP Oposisi Tunggal?

mae, CNBC Indonesia
27 April 2024 18:30
Saat Presiden Joko Widodo berjalan kaki bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menuju Istana Negara untuk menghadiri pelantikan menteri dan wakil menteri. (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Saat Presiden Joko Widodo berjalan kaki bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menuju Istana Negara untuk menghadiri pelantikan menteri dan wakil menteri. (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia-Koalisi pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diperkirakan akan sangat kuat. Terlebih, jika Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ikut bergabung.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Dasco, mengatakan pada Mei mendatang partai politik (parpol) pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan kumpul bersama. Dasco mengatakan acara itu juga akan menyertakan PKB dan Partai NasDem.

Pernyataan Dasco mengisyaratkan ada peluang PKB bergabung dengan koalisi Prabowo. Sebelumnya, Ketua Umum NasDem Surya Paloh secara resmi mengumumkan keterlibatan partainya dalam pemerintahan yang baru ini. Pertemuan ini terjadi di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, Kamis pekan ini (25/4/2024).

Sebagai catatan, Nasdem, PKB, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)adalah tiga partai yang mendukung pencalonan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dalam pilpres 2024.

Sementara itu, pada pilpres 2024, partai koalisi pasangan Prabowo-Gibran diantaranya adalah Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Bila digabung total perolehan suara gabungan partai tersebut sebesar 65.547. 525 atau setara dengan 43,18%.

Apabila ditambahkan dengan suara NasDem yang telah resmi bergabung ke pemerintahan, total suara mencapai 52,84%atau mencapai 80.208.041. Jika Partai Keadilan Bangsa (PKB) pada akhirnya bergabung maka koalisi pemerintahan akan semakin memperkuat suara legislatif mencapai 63,46% atau 96.323.696.

PDIP Single Fighter, PKS Ikut Oposisi?
Jika melihat perkembangan terbaru, PDI Perjuangan (PDIP) belum ada tanda-tanda bergabung dengan koalisi pemenang pilpres 2024 Prabowo-Gibran.

Namun, PDIP juga belum memberi pernyataan pasti mengenai posisi mereka setelah kalah dalam pilpres, apakah akan menjadi oposisi atau ikut koalisi.

Dalam pilpres 2024, PDIP mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Mereka berkoalisi bersama Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Hanura serta Perindo. Dari keempat partai, hanya PDIP yang lolos ke parlemen.

Ada kemungkinan PKS juga menjadi oposisi di parlemen. Namun, peluang mereka untuk berkoalisi juga sama besarnya. Jika PKS bergabung ke kubu Prabowo maka PDIP bisa menjadi single fighter oposisi di parlemen jika menolak bergabung dengan koalisi.

PDIP sendiri sudah berpengalaman menjadi oposisi yakni selama 10 tahun pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni 2004-2014.

Pada 2004-2009, PDIP menempati urutan kedua dalam pileg  2004 dengan suara 18,53% dan mendapatkan 109 kursi di parlemen.

Pada periode tersebut, PDIP nyaris menjadi oposisi tunggal karena partai-partai besar dari Golkar hingga Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bergabung ke koalisi pemerintah.

PDIP melanjutkan peran oposisi setelah kalah dalam pilpres 2009. Partai berlambang banteng tersebut merupakan pemenang pemilu 2009 dan mendapatkan 94 kursi.
Pada periode 2009-2014, PDIP ditemani beberapa partai besar untuk menjadi oposisi DPR, termasuk Gerindra.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation