
11 Emiten Ini Gelar Right Issue, Harga Sahamnya Justru Ambles

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2024 terdapat beberapa perusahaan melakukan banyak aksi korporasi, salah satunya aksi korporasi dalam penambahan modal dengan right issue. Tercatat sudah 11 emiten yang melakukan right issue hingga akhir Juni 2024 berdasarkan cum date.
![]() |
Dari kinerja pergerakan saham diatas, perusahaan yang hendak melakukan right issue cenderung mengalami penurunan.
Salah satu saham plat merah milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang masih dalam suspended, telah mendapatkan persetujuan Komisi VI DPR RI atas aksi korporasi penambahan modal melalui rights issue.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) tengah melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) II atau rights issue dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 46.815.768.347 saham baru seri B atas nama dengan nilai nominal Rp100 setiap saham yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp197 per saham.
Jumlah tersebut mewakili sebanyak-banyaknya 83,92% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD II (saham baru seri B).
Dari total dana tersebut, Rp 6 triliun akan digunakan untuk modal kerja Proyek Strategis Nasional (PSN). Sekitar 93% dari total dana, Rp 6 triliun digunakan untuk pembiayaan 37 PSN. Sedangkan sisanya akan digunakan untuk pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN), antara lain Istana Negara, Kantor Presiden, Jalan Tol IKN Segmen KKT Kariangau-Sp. Tempadung dan Jalan IKN-Sumbu Timur.
Adapula, saham milik konglomerasi keluarga Tahir yang juga telah melakukan right issue pada awal tahun 2024.
PT Bank Mayapada Tbk. (MAYA) menerbitkan saham baru melalalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan target penggalangan dana Rp 4,01 triliun.
Bank milik Dato Sri Tahir ini akan menerbitkan 26.741.153.601 saham seri B dengan harga pelaksanaan Rp150.
Dimana hasil right issue dipergunakan seluruhnya oleh perseroan untuk modal kerja dalam pengembangan usaha terutama penyaluran kredit. Pengunaan dana tersebut digunakan cukup baik oleh Perseroan, sehingga pasar mengapresiasi saham MAYA dengan melesat 45,60% sepanjang tahun 2024 hingga perdagangan sesi pertama Rabu (24/4/2024) di level Rp348 per lembar saham.
Selain saham Group Tahir, group konglomerasi lainnya yakni Harita Group juga tengah melakukan aksi korporasi right issue melalui salah satu perusahaannya.
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) berencana melakukan akuisisi tambang nikel baru pada tahun ini. Untuk mendorong aksi tersebut, Perseroan akan melaksanakan right issue untuk menggalang dana tersebut.
Para pemegang saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) menyetujui rencana rights issue maksimum 18,92 juta saham atau 30% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Saham baru tersebut dibanderol nilai nominal Rp100 per lembar.
Aksi tersebut telah mendapat dukungan pemodal 99,96% alias 58,74 miliar saham dengan tingkat kuorum kehadiran 99,96%. Investor juga menyetujui rencana perubahan Pasal 4 ayat (2) anggaran dasar sehubungan dengan hasil pelaksanaan dari peningkatan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC Indonesia Research
(saw/saw)