
Harta Karun RI Jadi Primadona Dunia, Eropa Sampai Ketar-Ketir

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kakao berjangka semakin mengangkasa pada April 2024. Harga kakao menembus US$ 11.878 atau sekitar Rp 192,66 juta per ton (US$1=Rp 16.220) pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (19/4/2024). Harga tersebut adalah yang tertinggi sepanjang masa.
Kenaikan kakao ini bisa menjadi berkah Indonesia karena komoditas tersebut menjadi salah satu "harta karun" dan andalan ekspor Indonesia.
Tercatat sepanjang tahun 2024 harga kakao berjangka telah melesat sebesar 183%. Kenaikan harga kakao sepanjang tahun ini merupakan tanda-tanda permintaan tetap kuat meskipun harga terus melonjak.
Kenaikan harga kakao atau coklat tentu akan berdampak pada produsen kakao termasuk Indonesia, yang dimana Indonesia masuk dalam urutan nomor tiga sebagai negara penghasil cokelat terbesar di dunia dengan total produksi sebesar 667.296 ton pada 2022.
Indonesia pun melakukan ekspor kakao. Berdasarkan kelompok HS kakao, pada tahun 2022 volume ekspor kakao terbesar adalah Kakao Butter diikuti dengan Tepung Kakao Kakao Paste, Kakao Biji Not Fermented, dan Olahan Makanan.
Produksi kakao Indonesia sebagian besar diekspor ke mancanegara dan sisanya dipasarkan di dalam negeri. Ekspor kakao Indonesia menjangkau lima benua yaitu Asia, Afrika, Oseania, Amerika, dan Eropa dengan pangsa utama di Asia.
Pada 2022, lima besar negara tujuan ekspor kakao Indonesia adalah India, United States, Malaysia, China, dan Australia. Total ekspor kakao ke lima negara tersebut mencapai 56,68% dari total ekspor kakao Indonesia.
Impor Eropa Besar
Eropa adalah kawasan dengan impor kakao paling besar di dunia yakni sekitar 56% dari total impor dunia. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan Amerika Latin yang hanya 17% dan Asia sekitar 26%.
Menurut data CBI.EU, volume impor Eropa mencapai 2,2 juta ton. Sementara itu, menurut eurococoa.com, nilai impor bijih kakao Eropa mencapai US$ 9,29 miliar atau sekitar Rp 150,5 triliun.
Kebutuhan bijih kakao di Eropa memang tinggi karena pesatnya industri cokelat. Sejumlah perusahaan besar cokelat berasal dari Eropa mulai dari Nestle, Mondelez, Mars, Hershey, Lindt & Sprüngli and Ferrero.
Impor Eropa diperkirakan bakal melonjak ke depan karena meningkatnya permintaan sementara sebaliknya produksi turun.
Defisit kakao global diperkirakan melonjak drastis menjadi 374.000 ton pada 2023/2024, naik dari 74.000 dibandingkan periode sebelumnya. Defisit kakao bahkan diperkirakan berlanjut hingga Paskah 2025.
Defisit ini tentu saja akan membuat Eropa dan raksasa-raksasa cokelat Benua Biru harus mengeluarkan dana lebih untuk mengimpor.
CNBC Indonesia Research
(saw/saw)