
Penjualan Ritel AS Lampaui Ekspektasi, Wall Street Berpesta

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak dibuka melesat pada awal perdagangan hari ini, penguatan tersebut seiring kenaikan imbal hasil Treasury AS dan meredanya kekhawatiran perang di Timur Tengah.
Pada perdagangan Senin (15/4/2024), Dow Jones dibuka menguat 0,89% di level 38.319,68, begitu juga dengan S&P 500 dibuka lebih tinggi atau naik 0,90% di level 5.169,75, dan Nasdaq ikut dibuka melesat 0,63% di level 16.276,47.
Wall Street kompak menguat pada pembukaan perdagangan, sementara imbal hasil Treasury AS naik dan yen Jepang mencapai titik terendah dalam 34 tahun pada hari Senin karena data yang solid dan konflik Timur Tengah yang lebih tenang setelah serangan Iran terhadap Israel pada akhir pekan membantu meredakan kekhawatiran para investor.
Tiga indeks saham utama AS berhasil menguat pada awal perdagangan setelah aksi jual tajam pada perdagangan Jumat kemarin, sementara yen jatuh ke level terendah sejak tahun 1990, menghidupkan kembali ketakutan akan intervensi.
Data penjualan ritel AS untuk bulan Maret melampaui ekspektasi para analis, yang merupakan bukti terbaru mengenai ketahanan konsumen Amerika.
Departemen Perdagangan melaporkan pada hari Senin (15/4/2024), penjualan ritel meningkat 0,7% pada periode Maret 2024, jauh lebih cepat dari perkiraan konsensus Dow Jones yang memperkirakan kenaikan 0,3% meskipun di bawah revisi naik 0,9% pada bulan Februari 2024, menurut data Biro Sensus yang disesuaikan dengan musim tetapi tidak dengan inflasi.
Indeks harga konsumen meningkat 0,4% pada periode Maret 2024, Departemen Tenaga Kerja melaporkan minggu lalu dalam data yang juga lebih tinggi dari perkiraan Wall Street. Hal ini berarti konsumen mampu mengimbangi laju inflasi, yang berada pada tingkat tahunan sebesar 3,5% pada bulan tersebut, di bawah kenaikan penjualan ritel sebesar 4%.
Dari segi geopolitik, serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran terhadap Israel pada akhir pekan hanya menimbulkan sedikit kerusakan, dan seruan untuk menahan diri terkait tanggapan Israel tampaknya menenangkan dan membantu mengurangi ketegangan di kawasan tersebut.
Kuatnya ekonomi AS dan meredanya ketegangan di wilayah Timur Tengah mendorong optimisme para pelaku pasar akan kuatnya bursa Wall Street untuk menuju penguatan.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
