
Jelang Rilis Inflasi AS, Wall Street Kompak Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini. Penguatan tersebut didorong oleh pelonggaran imbal hasil obligasi hingga perkiraan angka inflasi AS.
Pada perdagangan Selasa (9/4/2024), Dow Jones dibuka menguat 0,23% di level 38.983,66, begitu juga dengan S&P 500 dibuka lebih tinggi atau naik 0,40% di level 5.223,04, dan Nasdaq ikut dibuka melesat 0,46% di level 16.328,76.
Indeks saham utama Wall Street menguat pada awal perdagangan hari Selasa didukung oleh penurunan imbal hasil Treasury yang kembali ke level 4,3%. Sementara investor kini sedang menunggu laporan inflasi utama minggu ini yang dapat membantu membentuk sikap The Federal Reserve (The Fed) terhadap penurunan suku bunga tahun ini.
Fokusnya adalah pada Indeks Harga Konsumen (CPI) AS periode Maret 2024, yang akan dirilis pada hari Rabu, yang diperkirakan akan menunjukkan kenaikan inflasi umum menjadi 3,4% secara tahunan dan dibandingkan 3,2% pada periode Februari 2024.
Angka inti, tidak termasuk komponen-komponen yang mudah berubah seperti makanan dan energi, diperkirakan akan turun menjadi 3,7% secara tahunan, dibandingkan 3,8% pada bulan Februari 2024.
"Saya tidak akan terkejut, mengingat kekuatan yang mendasari perekonomian, bahwa CPI AS sedikit lebih hangat dari perkiraan, namun hal ini tampaknya tidak terlalu mengkhawatirkan bagi investor," ujar Mark Luschini, kepala strategi investasi di Janney Montgomery Scott.
"Tema utamanya adalah kondisi ini akan mereda dan The Federal Reserve (The Fed) pada akhirnya akan mampu menurunkan suku bunganya."
Di tengah tanda-tanda perekonomian AS yang kuat, investor telah mengurangi ekspektasi mengenai seberapa besar bank sentral akan memangkas suku bunga pada tahun ini. Taruhan saat ini terhadap pelonggaran sekitar 60 basis poin adalah yang terendah sejak Oktober, menurut data LSEG, dibandingkan dengan perkiraan sekitar 150 bps pada awal tahun 2024.
Menurut FedWatch Tool CME, para pelaku pasar melihat peluang hampir 53% untuk penurunan suku bunga setidaknya 25 bps pada bulan Juni 2024, turun dari 64% pada minggu lalu.
Risalah pertemuan The Fed pada bulan Maret yang tetap berpegang pada panduan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini akan dirilis pada akhir minggu ini dan dapat menjadi kunci dalam mengukur posisi bank sentral dalam pelonggaran kebijakan.
CNBC Indonesia Research