Iran Israel Terancam Perang

Kripto Jadi Korban Konflik Iran vs Israel, Market Cap Ambles Rp2.000 T

mae, CNBC Indonesia
14 April 2024 21:15
ilustrasi mata uang digital
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Kripto menjadi korban ketegangan antara Israel vs Iran. Market cap aset kripto bahkan menguap sekitar Rp 2.000 triliun dalam semalam.

Merujuk pada data Coinmarketcap.com. kapitalisasi aset kripto pada hari ini, Minggu (14/4/2024) ada di angka US$ 2,32 triliun atau sekitar Rp 36.748,8 (US$ 1=Rp 15.840)

Nilai tersebut turun sekitar 4,76% atau US$ 131,39 juta (Rp 2.081,22 triliun) dibandingkan hari sebelumnya. Penurunan ini memperpanjang derita kripto.

Pada Jumat (12/4/2024), market cap pasar kripto ambles sekitar US$ 172 juta atau sekitar Rp 2.724,4 triliun.

Merujuk crypto.news, aset kripto juga berguguran. Dalam 24 jam terakhir,, setidaknya ada 261.054 trader yang terdampak dan $860.82 juta (Rp 13.635,39 triliun) aset kripto terlikuidasi yang setara dengan hampir 5% keseluruhan market kapitalisasi kripto.

Aset kripto raksasa mulai dari Bitcoin hingga Ethereum juga kebakaran. Aset kripto ambruk berjamaah di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Kripto adalah aset yang berisiko sehingga akan ditinggalkan saat terjadi ketegangan geopolitik seperti yang saat ini terjadi di Timur Tengah.

Saat terjadi ketegangan geopolitik, investor akan memilih menanam uang di aset safe haven seperti emas dan dolar AS.

Kondisi geopolitik di Timur Tengah memanas setelah Iran meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel pada Sabtu malam (13/4/2024). Seperti diketahui, serangan drone pada Sabtu yang merupakan serangan langsung pertamanya terhadap wilayah Tel Aviv. Ini berisiko meningkatkan eskalasi regional karena Amerika Serikat (AS) berjanji memberikan dukungan "kuat" kepada Israel.

Penjualan besar-besaran di kripto diperkirakan belum akan berhenti. Bila ketegangan geopolitik semakin meningkat maka aset kripto akan semakin banyak dilego.

Berikut posisi aset kripto dengan market cap terbesar pada Minggu (14/4/2024):

Selain ketegangan politik, aset kripto juga tertekan oleh meningkatnya inflasi Amerika Serikat (AS). Inflasi AS merangkak naik menjadi 3,5% (year on year/yoy) pada Maret 2024, dari 3,2% (yoy) pada Februari 2024.

Kenaikan inflasi ini membuat pasar semakin pesimis jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Perangkah CME Fedwatch Tool menunjukkan pelaku pasar kini hanya bertaruh 27,3% jika The Fed akan memangkas suku bunga di Juni. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan pada dua pekan lalu yang mencapai 60-70%.

"Penjualan kripto dalam jumlah besar kemungkinan akan berlanjut jika eskalasi (ketegangan geopolitik) meningkat. Orang-orang kini penasaran dengan apa yang akan terjadi pada Senin" ujar Zaheer Ebtikar, pendiri crypto fund Split Capital, dikutip dari India Times.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation