
Mata Uang Asia Kompak Menguat, Won Korea Selatan Jadi Juara

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Asia terpantau cenderung menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (10/4/2024).
Dilansir dari Refinitiv, won Korea Selatan tercatat mengalami apresiasi paling signifikan terhadap dolar AS per pukul 10:02 WIB sebesar 0,24% dan di posisi kedua yakni baht Thailand dengan kenaikan sebesar 0,22%.
Berbeda halnya dengan rupee India yang justru mengalami penurunan tipis sebesar 0,03%.
Kenaikan mata uang Asia terjadi di tengah depresiasi yang terjadi pada indeks dolar AS (DXY) 0,03% ke angka 104,12. Posisi ini juga merupakan yang terendah sejak 21 Maret 2024.
Jika dilihat lebih rinci, pelemahan DXY ini terjadi sudah terjadi semenjak 2 April 2024 dari level tertingginya di angka 105,02 atau telah turun sebesar 0,84%.
Mengutip dari The Economic Times, mantan Presiden bank sentral AS (The Fed) Bank St. Louis James Bullard menduga bahwa tahun ini akan terjadi pemangkasan suku bunga sebanyak tiga kali mengingat inflasi bergerak menuju target bank sentral AS dan ketahanan ekonomi.
Hal ini menjadi alasan DXY terpantau terus menurun dalam sepekan terakhir.
Berbicara di sela-sela KTT Investasi Global HSBC di Hong Kong, Bullard mengatakan "banyak hal yang berjalan baik bagi The Fed saat ini" dan perekonomian terbesar di dunia ini menyaksikan "kebijakan yang sangat sukses dengan perekonomian yang cukup kuat".
Sementara ketua The Fed Jerome Powell pekan lalu menegaskan kembali bahwa bank sentral punya waktu untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga, dengan alasan kekuatan ekonomi dan pembacaan inflasi baru-baru ini.
Sebagai informasi, dalam dokumen dot plot Maret 2024, 9 dari 19 pejabat The Fed melihat ada peluang pemangkasan suku bunga sebanyak 0,75% hingga akhir tahun ini. Proyeksi ini dengan melihat median proyeksi suku bunga oleh pejabat The Fed dalam dokumen dalam dokumen "dot plot" menjadi 4,5-4,75% atau median 4,6% hingga akhir tahun ini.
Median ini mengindikasikan jika The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 0,75% atau sebanyak tiga kali masing-masing sebesar 0,25% hingga akhir tahun.
![]() Sumber: The Fed |
Sementara hanya dua pejabat yang memperkirakan The Fed akan tahan suku bunganya di level 5,25-5,5% hingga akhir 2024.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)