
Fundamental Impresif, Global Bond BNI Laris Diborong Investor

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menerbitkan surat utang senior dalam denominasi Dolar Amerika Serikat senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp7,94 triliun (kurs Rp15.892,85).
Direktur Finance PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Novita Widya Anggraini menegaskan, penerbitan global bond sebagai diversifikasi dan mendukung langkah strategis BNI untuk tumbuh dalam mata uang rupiah dan valas. Untuk itu sumber pembiayaan tidak hanya bergantung global bond, namun memperkuat funding dari sisi CASA.
"Dengan tetap mengaktifkan strategi yang fokus pada solusi nasabah. Ke depan untuk menjaga likuiditas BNI kita fokus pada penguatan DPK," Novita dalam Power Lunch CNBC Indonesia, Selasa (2/4/2024).
Rencana penerbitan mendapat respon positif dari investor global. Hal ini ditandai dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 6,4 kali dari rencana nilai yang diterbitkan saat Initial Pricing Guidance (IPG).
"Tingginya permintaan dari para investor global ini menjadi indikasi baiknya tingkat kepercayaan investor asing kepada perseroan jika melihat sehatnya fundamental kinerja dan transformasi yang sedang berlangsung di BNI saat ini, serta kepercayaan investor global terhadap sehatnya ekonomi nasional," ungkap Novita.
Penerbitan Global Bond Sebelumnya Sukses
Surat utang yang baru diterbitkan merupakan yang kedua kali oleh BNI. Pada 2021 BNI merilis obligasi dalam denominasi dollar atau BNI Tier 2 Capital Bonds 2021 sebesar US$ 500 juta. Nilai tersebut setara Rp 7 triliun dengan asumsi kurs rata-rata waktu itu Rp 14.000 per dollar AS atau kurs.
Berdasarkan program EMTN, perseroan dapat menerbitkan surat utang secara bertahap dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun.
lembaga Pemeringkat Rating Internasional Moody's memberikan rating Ba2 dan Fitch memberikan rating BB. Untuk penerbitan ini, BNI menunjuk Citigroup dan HSBC sebagai Joint Global Coordinator dan Joint Bookrunners.
Di tengah kondisi ekonomi yang menantang akibat pandemi, rencana penerbitan Tier 2 Subordinated Notes mendapat respon positif dari investor global. Hal ini ditandai dengan permintaan yang masuk mencapai USD 2,2 miliar atau kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 4,4 kali dari nilai yang diterbitkan.
Fundamental Impresif Jadi Daya Pikat Investor
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat laba bersih Rp 20,9 triliun sepanjang 2023. Angka tersebut naik 14,2% secara tahunan (yoy), merupakan perolehan tertinggi sepanjang masa.
Perolehan tersebut dicapai seiring dengan peningkatan pendapatan bunga bersih konsolidasi senilai Rp41,28 triliun atau turun tipis 41,32% yoy.
Laba BBNI juga terdorong dari perolehan fee based income yang mencapai Rp10,12 triliun, naik 3,92% yoy dari tahun lalu senilai Rp9,74 triliun. Selain itu, pendapatan lainnya melejit 26,02% menjadi 6,09 triliun sepanjang 2023.
Selain itu, pertumbuhan kredit BNI juga meningkat sebesar 7,6% yoy menjadi Rp695,1 triliun pada tahun buku 2023.
Adapun pencapaian kredit BBNI pada tahun buku 2023 disokong oleh pertumbuhan dari segmen korporasi yang menungkat 14,3% dan BUMN naik 11,8%. Selain itu segmen KPR naik 9,3% dan pinjaman personal tumbuh signifikan sebesar 17,4%.
Dari sisi kualitas kredit, non performing loan atau tingkat kredit macet BBNI pada 2023 tercatat 2,1%. Jumlah ini turun dari 2022 sebesar 12,8%. Jumlah ini jauh dari standar aman Bank Indonesia yakni 5%. Ini berarti tingkat risiko kredit BBNI aman.
Tingkat imbal hasil BBNI yang diukur dengan return on equity atau ROE sebesar 15,2%, lebih tinggi dibandingkan 2022 yakni 14.6%.
Pada 2024, konsensus Refinitiv memperkirakan BBNI masih tetap dalam tren bertumbuh dengan signifikan. Menururt konsensus, BBNI akan meraup pendapatan bersih sebesar Rp23,64 triliun pada 2024. Angka ini naik 13,11% yoy.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)