
Perusahaan Leasing Senang Penjualan Motor Naik Lagi Jelang Musim Mudik

Jakarta, CNBC Indonesia - Angka penjualan sepeda motor sempat menjadi kekhawatiran banyak pihak karena justru melandai menjelang Ramadhan. Namun, angka penjualan motor sudah membaik menjelang Lebaran tahun ini.
Kekhawatiran turunnya penjualan motor sempat disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dia menyorotitren penjualan mobil dan motor yang anjlok drastis pada akhir Februari 2024. Meskipun ia meyakini tingkat konsumsi masyarakat masih sangat baik.
Ia mengatakan, penjualan mobil telah terkontraksi delapan bulan berturut-turut hingga akhir Februari penjualannya minus 18,8% secara tahunan atau year on year. Sementara itu, penjalan sepeda motor telah terkontraksi selama enam bulan berturut-turut hingga ke level minus 2,9%.
"Ini berarti untuk pembelian barang durable goods seperti mobil dan motor mengalami tekanan. Meski, consumer index kuat. Ini yang perlu kita jaga" kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN, Senin (25/3/2024).
Sebagai catatan, penjualan sepeda motor baik melalui kredit atau tunai biasanya melesat menjelang Ramadhan karena banyak orang yang ingin membeli sepeda motor untuk pulang kampung.
Penjualan Motor Sudah Membaik
Di tengah kekhawatiran merosotnya penjualan sepeda motor, dua perusahaan pembiayaan besar Indonesia yaitu Adira Finance dan Mandiri Utama Finance mengatakan penjualan sudah membaik.
I Dewa Made Susila, Direktur Utama Adira Finance, menyatakan pembiayaan baru yang dilakukan oleh perusahaan berhasil mencatat pertumbuhan, khususnya segmen sepeda motor naik 5% (year on year/yoy) pada periode Januari-Maret 2024.
"Dengan berpegang pada data industri, memang terlihat bahwa penjualan motor sedikit mengalami penurunan di awal tahun 2024. Namun, kami senang melaporkan bahwa segmen pembiayaan sepeda motor Adira Finance tetap tumbuh sekitar 5% hingga Maret 2023," ujar I Dewa Made Susila kepada CNBC indonesia..
Pertumbuhan ini, menurut Susila, didukung oleh beberapa inisiatif strategis yang diterapkan oleh Adira Finance. Salah satunya adalah penambahan jumlah jaringan, yang memungkinkan perusahaan untuk menjangkau lebih banyak konsumen potensial. Selain itu, Adira Finance juga fokus pada retensi pelanggan, dengan menawarkan program-program yang menarik untuk mempertahankan kesetiaan pelanggan.
"Tidak hanya itu, kami juga terus memperkuat hubungan dengan para dealer, karena kami sadar bahwa kerja sama yang baik dengan dealer adalah kunci kesuksesan dalam industri ini," tambahnya.
Sementara itu, Rully Setiawan, Direktur Finance & Business Relationship Mandiri Utama Finance, melaporkan bahwa selama bulan Ramadan tahun 2024, perusahaan mengalami lonjakan penyaluran pembiayaan.
Menurut laporan yang disampaikan oleh Setiawan, penyaluran pembiayaan sepeda motor pada Maret 2024 mencapai Rp357,44 miliar. Ini menandai peningkatan sebesar 21% dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai Rp295,11 miliar. Capaian ini tidak hanya menggembirakan, tetapi juga menandai pencapaian tertinggi di kuartal pertama 2024.
Berikut adalah rincian penyaluran pembiayaan Mandiri Utama Finance untuk sepeda motor selama kuartal pertama tahun 2024:
- Total kuartal I-2024: Rp965,73 miliar
- Januari: Rp313,19 miliar
- Februari: Rp295,11 miliar
- Maret: Rp357,44 miliar
"Peningkatan yang signifikan ini memberikan gambaran yang optimis untuk industri pembiayaan sepeda motor di Indonesia. Kami akan terus berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan kami," kata Setiawan.
Pertumbuhan yang konsisten dari Mandiri Utama Finance, bersama dengan inisiatif strategis dari pemain utama lainnya seperti Adira Finance, menunjukkan potensi yang kuat bagi pasar pembiayaan sepeda motor untuk terus berkembang di masa depan.
"Kami yakin bahwa dengan adanya pertumbuhan yang berkelanjutan dan inisiatif strategis, pasar pembiayaan sepeda motor akan terus menunjukkan potensi yang kuat untuk pertumbuhan lebih lanjut di masa mendatang," tambah Setiawan.
Kondisi Industri Kendaraan Bermotor
Menurut data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan dari pabrik ke diler selama Januari-Februari 2024 mengalami penurunan drastis. Hanya sebanyak 140.274 unit yang terjual, turun 22,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), menjelaskan bahwa pengetatan ini terjadi karena penilaian terhadap kemampuan masyarakat dalam membayar cicilan. "Kita dengar, baca ada penurunan daya beli kita sensitif, bahwa harga bapok juga naik, beras, gula naik," ujarnya kepada CNBC Indonesia Kamis (28/03/2024).
Selain itu, masih ada masalah kesadaran masyarakat terhadap kewajiban pembayaran. Sebelum adanya Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), seseorang bisa dengan mudah mengajukan pinjaman ke beberapa leasing sekaligus meskipun bermasalah. Namun, dengan adanya SLIK, track record pembayaran akan terlihat jelas.
Kondisi ini menimbulkan praktek ilegal di mana debitur yang kesulitan membayar cicilan cenderung menghindari kewajiban mereka. Bahkan, ada yang menjual kendaraan tanpa izin dari leasing atau bank, padahal BPKB kendaraan masih dipegang oleh pihak leasing atau bank.
Dengan demikian, meskipun ada tantangan dalam industri pembiayaan kendaraan, beberapa perusahaan berhasil mengatasi dan bahkan meningkatkan kinerjanya.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, pasar kendaraan bermotor masih memiliki potensi untuk tumbuh di masa yang akan datang. Namun, kesadaran akan kewajiban pembayaran dan penghindaran terhadap praktek ilegal tetap menjadi fokus utama untuk menjaga kestabilan industri ini.
Toyota Buka Suara
Para petinggi industri kendaraan bermotor mobil maupun sepeda motor buka suara soal penjualan yang drop di awal 2024.
Penjualan mobil telah terkontraksi delapan bulan berturut-turut hingga akhir Februari 2024 penjualannya minus 18,8% secara tahunan. Sementara itu, penjalan sepeda motor telah terkontraksi selama enam bulan berturut-turut hingga ke level minus 2,9%.
Dari beberapa pengakuan petinggi perusahaan otomotif ternyata ada beberapa faktor penyebab drop-nya penjualan kendaraan bermotor.
Produsen mobil seperti Toyota menaruh perhatian pada pengetatan kredit dalam proses leasing atau perusahaan pembiayaan. Hal ini menjadi tantangan khususnya dalam menghadapi pengetatan kredit dari lembaga penyaluran atau perbankan, yang berdampak pada penjualan.
"Cuma yang kita concern adalah penurunan dari ekonomi, salah satunya dari kredit. Apakah terus apa tidak, nggak tahu. Kredit juga sekarang lebih selektif, informasi dari teman-teman kredit, NPL ada peningkatan. Ini impact terhadap market juga," ujar Direktur Marketing Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy dikutip Selasa (2/5/2024).
Sementara itu, Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (PT MMKSI) Atsushi Kurita mengungkapkan bahwa penyebab turunnya penjualan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor pemilu.
"Saya tidak dapat menyangkal bahwa pasar otomotif menghadapi banyak rintangan. Faktor-faktor seperti inflasi, kenaikan suku bunga, pengurangan subsidi bahan bakar, dan masalah politik. Selain itu, penjualan kami juga sangat terpengaruh oleh persaingan yang ketat di pasar dalam negeri situasi demikian," kata Kurita di MMKSI Annual Media Gathering, 1 April lalu.
Kalangan pabrikan motor menilai penurunan penjualan sepeda motor secara nasional pada dua bulan awal tahun ini karena beberapa faktor, mulai dari kenaikan bahan pokok, kondisi cuaca dan sebagainya. Akibatnya daya beli dan kemampuan masyarakat ikut berpengaruh karena kegiatan ekonomi juga terdampak perubahan cuaca tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)