Adu Kuat Manufaktur China, Amerika & Jepang: Siapa Paling Jempolan?

Revo M, CNBC Indonesia
04 April 2024 14:05
Flags of U.S. and China are seen in this illustration picture taken August 2, 2022. REUTERS/Florence Lo/Illustration
Foto: REUTERS/FLORENCE LO

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi di dunia tampak mulai ada perbaikan di awal 2024 ini. Rilis data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur berbagai negara, seperti Amerika Serikat (AS), China, dan Jepang terpantau naik pada Maret 2024.

Dari ketiga negara tersebut, tercatat hanya Jepang yang masih berada dalam area kontraksi (< 50), sedangkan AS dan China berada di zona ekspansi (> 50).

Data PMI kerap digunakan untuk memahami ke mana arah ekonomi dan pasar serta mengungkap peluang ke depan. Oleh karena itu, negara dengan PMI Manufaktur lebih dari 50 dianggap memiliki industri/manufaktur yang berjalan dengan baik.

Lantas bagaimana PMI Manufaktur negara-negara seperti Jepang, AS, dan China? Simak perkembangannya pada grafik.

Institute for Supply Management (ISM) melaporkan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur AS meningkat menjadi 50,3 pada Maret lalu, menjadi yang tertinggi dan pertama di atas 50 sejak September 2022, dari sebelumnya di angka 47,8 pada Februari lalu.

Hal ini menandai ekspansi pertama di sektor manufaktur setelah kontraksi selama 16 bulan terakhir dan pulihnya data PMI Manufaktur menunjukkan meningkatnya produksi maupun pesanan baru.

Indeks pesanan baru (51,4 vs 49,2 pada bulan sebelumnya) dan indeks pesanan ekspor baru (51,6, sama dengan bulan Februari) yang menunjukkan peningkatan, sementara simpanan (backlog) (sebesar 46,3) tetap berada pada tingkat yang moderat.

Senada dengan AS, PMI Manufaktur NBS China juga tumbuh pesat. Data per Maret 2024 menunjukkan PMI Manufaktur NBS China naik menjadi 50,8 dari yang sebelumnya sebesar 49,1 pada Februari 2024.

Pertumbuhan tersebut merupakan yang pertama dalam aktivitas pabrik dalam 6 bulan terakhir dan laju paling tajam dalam setahun. Angka PMI ini juga merupakan yang tertinggi sejak Maret 2023, ketika momentum pencabutan pembatasan ketat Covid-19 mulai terhenti.

Pesanan baru meningkat untuk pertama kalinya sejak September lalu, dengan tingkat pertumbuhan tercepat dalam satu tahun (53,0 vs 49,0).

Selain itu, penjualan luar negeri meningkat setelah mengalami penurunan dalam 11 bulan sebelumnya (51,3 vs 46,3).

Tingkat pembelian juga mengalami kenaikan, membalikkan penurunan dalam 5 bulan sebelumnya (52.7 vs 48,0). Pada saat yang sama, lapangan kerja turun pada tingkat yang lebih rendah (48,1 vs 47,5).

Kendati data terbaru menunjukkan perbaikan,beberapa kekhawatiran masih ada, terutama mengenai harga. Harga produsen di China telah merosot selama lebih dari satu tahun sementara harga konsumen telah menurun dalam empat dari lima bulan terakhir.

"Produsen meningkatkan pembelian dan persediaan bahan baku di tengah optimisme bisnis yang terus membaik. Namun, lapangan kerja tetap mengalami kontraksi dan tingkat harga yang tertekan semakin memburuk," kata Wang dari Caixin.

"Harga tetap rendah. Penurunan harga bahan mentah mengurangi biaya produksi bagi produsen, sehingga memberikan kelonggaran bagi mereka untuk menurunkan harga di tengah persaingan pasar yang ketat. Baik ukuran biaya input maupun harga output mencapai titik terendah baru sejak Juli 2023," tambah Wang.

Lebih lanjut, kemerosotan yang mendalam di sektor properti raksasa Asia ini masih menjadi hambatan besar terhadap pertumbuhan, dan menguji kesehatan pemerintah daerah yang banyak berhutang dan neraca bank-bank milik negara.

Maka dari itu, para analis mengatakan para pembuat kebijakan perlu mengeluarkan lebih banyak stimulus untuk mencapai target tersebut karena mereka tidak dapat mengandalkan basis statistik yang rendah pada tahun 2022 yang sebanding dengan data pertumbuhan tahun 2023.

Berbeda halnya dengan AS dan China, PMI Manufaktur Jepang juga mengalami perbaikan namun masih dalam kontraksi. PMI Manufaktur au Jibun Bank Jepang berada di angka 48,2 pada bulan Maret 2024.

Ini adalah kontraksi bulan kesepuluh berturut-turut dalam aktivitas pabrik, namun penurunan paling lemah sejak bulan November lalu, di tengah penurunan yang lebih kecil pada output dan pesanan baru, dengan penurunan pesanan baru paling sedikit dalam lima bulan.

Sementara itu, lapangan kerja meningkat untuk pertama kalinya dalam tiga bulan dan merupakan tingkat terkuat sejak bulan Juli lalu, sementara tumpukan pekerjaan turun pada peringkat kedua tercepat dalam rangkaian 18 bulan saat ini.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation