
Harga Batu Bara Akhirnya Tumbang Setelah 6 Hari Terbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara acuan dunia ditutup melemah pada perdagangan Rabu (4/4/2024), di mana potensi turunnya harga batu bara acuan di China membebani harga batu bara dunia.
Berdasarkan data dari Refinitiv pada Rabu kemarin, harga batu bara acuan ICE Newcastle untuk kontrak Mei 2024 ditutup di posisi US$ 131,4 per ton, ambles 1,94% dari posisi harga Selasa.
Pelemahan ini memutus rally panjang batu bara yang menguat pada enam hari beruntun sebelumnya dengan penguatan enam hari beruntun.
Harga batu bara lokal China kemungkinan akan terus turun hingga awal musim panas. Kondisi ini akan membuat trader beralih ke batu bara lokal sehingga menekan impor bahan bakar fosil.
Harga acuan batubara termal China telah turun sekitar seperempat sejak awal Oktober 2023 karena rekor produksi bertepatan dengan lesunya permintaan industri dan musim dingin yang relatif sejuk.
Penurunan tersebut semakin tajam sejak akhir Februari, dengan harga melandai 11% menjadi 825 yuan (US$ 114) per ton selama lima minggu terakhir.
"Pembangkit listrik di China yang memulai pemeliharaan musiman selama berbulan-bulan kemungkinan akan menambah sentimen bearish," kata Dewan Listrik China dalam sebuah pernyataan pekan ini.
Selain itu, membengkaknya persediaan juga akan menekan aktivitas perdagangan.
Di lain sisi, Pemerintah Australia memperkirakan harga dan ekspor batubara metalurgi akan lebih rendah pada tahun anggaran 2023/2024 (Juli-Juni). Hal ini tertuang dalam perkiraan terkini Departemen Perindustrian, Ilmu Pengetahuan dan Sumber Daya Australia yang dirilis pada akhir Maret lalu.
Ekspor batu bara kokas Australia diperkirakan akan mencapai 161 juta ton pada periode tersebut, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 166 juta ton pada Desember 2023.
Penurunan ini disebabkan produksi dalam negeri baru pulih sebagian. Namun dibandingkan tahun anggaran 2022/2023, tetap meningkat sekitar 3,2%.
Pada saat yang sama, dalam laporan Maret, departemen tersebut memperkirakan ekspor batubara kokas Australia pada tahun fiskal 2028/2029 sebesar 175 juta ton, karena tambang baru di New South Wales dan Queensland akan meningkatkan produksi.
Departemen Perindustrian, Ilmu Pengetahuan dan Sumber Daya Australia memperkirakan harga rata-rata batu bara kokas sebesar US$ 277 per ton pada 2024 (turun dari US$ 298 per ton pada 2023) dan turun menjadi US$ 185 per ton pada 2029.
Di lain sisi, aksi profi taking investor juga mulai terjadi, setelah selama enam hari beruntun harga batu bara dunia mengalami kenaikan.
Tak hanya itu saja, mulai pulihnya sedikit jalur pelayaran dekat Pelabuhan Baltimore juga menjadi penekan batu bara kemarin.
Sebelumnya pada Selasa kemarin, tim pemulihan yang terdiri dari US Coast Guard, US Army Corps of Engineers, dan pemerintah negara bagian Maryland telah berupaya untuk membuka channel kedua yang memungkinkan kapal-kapal kecil untuk menavigasi Pelabuhan Baltimore, meski kapal-kapal besar masih bergerak terbatas.
Tim pemulihan juga telah membersihkan saluran dengan kedalaman 14 kaki (4,3 meter), serupa dengan saluran sepanjang 11 kaki yang dibuka di sisi berlawanan dari reruntuhan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)