CNBC Indonesia Research

Pak Jokowi! Ini Loh Cara India Rayu Tesla & Apple Biar Mau Investasi

Revo M, CNBC Indonesia
03 April 2024 14:10
Perdana Menteri India Narendra Modi bertemu dengan CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk dalam pertemuan di New York, Selasa, 20 Juni 2023.( Saluran Youtube Narendra Modi melalui AP)
Foto: Perdana Menteri India Narendra Modi bertemu dengan CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk dalam pertemuan di New York, Selasa, 20 Juni 2023.( Saluran Youtube Narendra Modi melalui AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi memberikan peran penting dalam perekonomian India hingga mampu menarik investasi asing ke dalam negeri.

Dilansir dari CNN International, para profesional keuangan di seluruh dunia memperhatikan perkembangan India sejak tahun 2014 di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi yang menjabat selama dua periode, yang mengatakan bahwa ia ingin negara Asia Selatan tersebut menjadi negara dengan perekonomian bernilai US$5 triliun pada tahun 2025.

Optimisme di negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia ini sangat kontras dengan suasana hati yang terdapat di China, yang sedang bergulat dengan berbagai tantangan ekonomi, termasuk percepatan pelarian modal dari negara tersebut.

Pasar sahamnya telah mengalami kemerosotan yang berkepanjangan sejak puncaknya baru-baru ini pada tahun 2021, dengan nilai pasar lebih dari US$5 triliun atau sekitar Rp79,5 kuadriliun (Rp15.900/US$) telah dihapuskan dari bursa Shanghai, Shenzhen, dan Hong Kong.

Investasi asing langsung (FDI) anjlok tahun lalu, dan turun lagi pada bulan Januari, turun hampir 12% dibandingkan bulan yang sama pada tahun 2023.

Sementara itu, pasar saham India mencapai rekor tertinggi. Nilai perusahaan yang terdaftar di bursa India melampaui US$4 triliun atau sekitar Rp63,6 kuadriliun pada akhir tahun lalu.

Sebagai catatan, nilai indeks S&P BSE 100, yang melacak kinerja 100 perusahaan terbesar India, telah melonjak lebih dari 200% sejak Mei 2014, tahun dimana Perdana Menteri Narendra Modi terpilih untuk masa jabatan pertamanya.

Berbagai kebijakan politik telah Modi lakukan untuk semakin memperkuat posisi India di mata dunia. 

Perubahan transformatif dalam strategi besar dan geopolitik telah dilakukan meskipun tidak secara instan dapat dilihat hasilnya.

Namun, seperti pendahulunya, Modi memandang India sebagai negara independen di dunia multipolar dan dalam mencapai tujuan tersebut, Modi juga mempertahankan kebijakan netralitas, non-blok, dan sikap netral yang sudah lama ada di India.

Contohnya dalam berbagai permasalahan, mulai dari perang di Ukraina hingga perang di Gaza, dari Iran hingga Taiwan, India terus menghindari mengartikulasikan pendirian kebijakan yang koheren.

Kapan pun New Delhi bersuara, mereka melakukannya untuk mempertahankan haknya untuk diam dan netral.

Sebagai konsekuensinya, Modi juga melanjutkan dan memperluas upaya pemerintahan masa lalu dalam mengupayakan serangkaian aliansi dengan negara-negara yang jelas-jelas bermusuhan satu sama lain.

Oleh karena itu, India merasa sangat nyaman menjadi bagian dari Quad (dengan Amerika Serikat dan sekutunya) dan Organisasi Kerjasama Shanghai (dengan China, Rusia, dan sekutunya). Mereka juga mampu mengekstraksi senjata canggih dari AS sekaligus mencari peluang untuk pengembangan pertahanan bersama dengan Rusia.

Salah satu kesuksesan terbesar Modi muncul setelah di saat dunia secara terpecah belah secara geopolitik, namun hanya sedikit negara yang mampu berhasil mendorong kerja sama dengan AS sambil secara terbuka menjalin hubungan dengan musuh terbesarnya. Salah satu negara tersebut yakni India.

Beralih dari sisi politik, perekonomian India di era pemerintahan politikus berusia 73 tahun tersebut pun dinilai cukup cemerlang.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, India pernah menjadi negara termiskin di dunia selama berabad-abad, namun kini perekonomian tumbuh pesat.

Perekonomian yang besar ini menjadi ciri khas India dalam beberapa tahun terakhir dan pada 2022, India menjadi negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia bahkan melampaui Inggris.

Bahkan jika India terus bertumbuh dengan kecepatan yang relatif rendah saja, negara ini akan melampaui Jerman dan Jepang untuk menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketiga pada tahun 2030, setelah China dan Amerika Serikat.

Ekonomi India Tumbuh Pesat

Ekonomi India tumbuh secara cukup signifikan di tengah pemulihan pasca pandemi Covid-19.

Ketika pandemi Covid-19 datang, hal itu sangat kejam bagi India. Selama lockdown pertama, perekonomian terkontraksi 23,9% pada kuartal II-2020. Namun, ekonomi mereka dengan cepat tumbuh bahkan menembus double digit pada kuartal I-2021 (235) dan kuartal II-2022 (12,8%).

Pemulihan ekonomi India kemudian terjadi bersamaan dengan tingginya antusiasme negara-negara Barat untuk memanfaatkan India sebagai mitra ekonomi dan strategis.

Pandemi ini telah mengungkap ketergantungan dunia yang mendalam terhadap China sebagai pemasok dan produsen. Meningkatnya ketegangan antara China dengan Amerika Serikat, bentrokan perbatasan China dengan India, dan kini prospek ekonomi China yang tidak menentu menginspirasi dunia usaha dan investor untuk beralih ke India sebagai solusi.

Peningkatan yang paling terlihat pada perekonomian India adalah di bidang infrastruktur.

Perkembangan pembangunan dimulai dari sektor transportasi: kereta api, pelabuhan, jembatan, jalan raya, bandara. India sedang memperbaiki diri dengan cepat.

Perdana Menteri India Narendra Modi tiba untuk menghadiri pembukaan kuil megah dewa Hindu Lord Ram di Ayodhya, India, 22 Januari 2024. (India's Press Information Bureau/Handout via REUTERS)Foto: Perdana Menteri India Narendra Modi tiba untuk menghadiri pembukaan kuil megah dewa Hindu Lord Ram di Ayodhya, India, 22 Januari 2024. (via REUTERS/PRESS INFORMATION BUREAU)
Perdana Menteri India Narendra Modi tiba untuk menghadiri pembukaan kuil megah dewa Hindu Lord Ram di Ayodhya, India, 22 Januari 2024. (India's Press Information Bureau/Handout via REUTERS)

Beberapa perkembangan benar-benar menarik perhatian dan membuka jalan bagi pertumbuhan yang lebih cepat. Harapannya adalah bahwa dunia usaha lokal akan mulai berinvestasi lebih banyak jika pemerintah telah memberikan dukungannya.

Transisi ketergantungan dunia terhadap India ini memberikan dampak positif bagi perusahaan-perusahaan khususnya bagi perusahaan yang telah listing di pasar saham India.

Alhasil, semakin banyak investor yang berinvestasi di pasar saham India dan membuat likuiditas serta harga saham serta berbagai indeks di India mengalami apresiasi.

Tidak hanya berinvestasi di pasar saham India, investor asing juga mengincar India sebagai tujuan investasi langsung atau foreign direct investment (FDI).  Elon Musk pada Juni 2023 bertemu dengan Modi untuk memaparkan rencana pembangunan pusat manufaktur Tesla di India.

Seiring dengan kemajuan pembicaraan dengan pemerintah India mengenai pendirian pabrik di negara tersebut, produsen mobil listrik Tesla dilaporkan terbuka untuk melakukan investasi langsung dan tidak langsung senilai hampir US$30 miliar atau sekitar Rp477 triliun di India selama lima tahun ke depan.

Sesuai laporan, rencana Tesla di India mungkin mencakup investasi langsung sebesar US$3 miliar untuk mendirikan unit yang memproduksi mobil kecil untuk negara berkembang, sementara US$15 miliar lainnya dapat disalurkan ke ekosistem baterai selama periode lima tahun. Sumber menambahkan bahwa komitmen US$10 miliar juga dapat datang dari mitra Tesla lainnya untuk mendukung rencana manufaktur.

Selain Tesla, pemasok Apple, Foxconn, berencana untuk menggandakan investasinya di India 2024. Hal tersebut diungkap oleh seorang eksekutif perusahaan, melalui akun LinkedIn personalnya.

Foxconn memang berupaya mengurangi ketergantungannya ke China dengan memindahkan investasi ke India. V Lee, perwakilan Foxconn di India, mengatakan bahwa perusahaannya hendak menggandakan lapangan kerja, FDI (investasi asing langsung), dan skala bisnis di India pada 2024.

Dilansir dari The Economic Times, Foxconn India akan menghabiskan 1200 crore atau sekitar Rp2,29 triliun (asumsi kurs Rp191/INR) untuk membangun pabrik. Fasilitas baru tersebut akan berdiri di atas tanah milik perusahaan.

Sementara sebelumnya, pada November 2023 Foxconn dilaporkan akan berinvestasi lebih dari US$1,5 miliar atau sekitar Rp23,85 triliun pada proyek konstruksi India.

Begitu pula dengan Google milik Alphabet Inc. mempererat hubungannya dengan India dengan dana US$10 miliar atau sekitar Rp159 triliun untuk mengambil keuntungan dari negara evolusi digital dan buktikan bahwa hal tersebut tidak boleh diabaikan oleh kebijakan proteksionis.

Untuk diketahui, India merupakan salah satu negara digital terbesar yang belum dimanfaatkan pasar karena kira-kira sekitar setengah dari 1,4 miliar orang belum online.

Di sisi lain, raksasa e-commerce Amazon berencana untuk menginvestasikan US$15 miliar atau sekitar Rp238,5 miliar di India. Presiden dan CEO Amazon, Andy Jassy mengatakan bahwa hingga kini, perusahaan telah menginvestasikan US$11 miliar di India.

Berbondong-bondongnya perusahaan raksasa ke China menjadi tamparan Indonesia yang sudah lama mengincar Tesla dan Foxconn. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan secara langsung mengunjungi Elon Musk di AS pada Juni 2022.
Sementara itu, Indonesia sudah mengejar Foxconn agar berinvestasi di Indonesia sejak 2010 hingga sekarang.

Jokowi Bertemu Elon Musk (Ist Instagram Setkab)Foto: Jokowi Bertemu Elon Musk (Ist Instagram Setkab)
Jokowi Bertemu Elon Musk (Ist Instagram Setkab)

 

Target Ekonomi India

Perekonomian India diproyeksikan tumbuh sekitar 7% pada tahun keuangan berikutnya yang dimulai pada tanggal 1 April, dan terdapat "ruang lingkup yang luas" bagi India untuk tumbuh di atas 7% pada tahun 2030, menurut perkiraan pemerintah dilansir dari Reuters.

Selain pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan masih solid, pemerintahan Modi berencana untuk mengurangi defisit fiskal agar dapat tetap sebesar 5,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2023/24 setelah membengkak menjadi 9,3% pada tahun 2020-21 selama pandemi.

Sebelumnya, defisit fiskal terjadi di India akibat kesenjangan antara pendapatan dan belanja untuk memerangi dampak pandemic Covid-19 dan untuk meningkatkan belanja infrastruktur.

IndiaFoto: Fiscal Deficit as Share of GDP
Sumber: RBI, Reuters Poll, India Budget Documents

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation