Newsdata

Mata Uang Asia Ambruk Berjamaah, Rupiah Paling Terpuruk?

rev, CNBC Indonesia
02 April 2024 10:30
Mata uang Rupiah, Yuan, dan Won. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Mata uang Rupiah, Yuan, dan Won. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Asia cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (2/4/2024). Rupiah dan ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan pelemahan terburuk.

Dilansir dari Refinitiv, pada awal perdagangan hari ini per pukul 9:57 WIB, mayoritas mata uang Asia mengalami depresiasi. Ringgit Malaysia menjadi mata uang yang ambruk paling signifikan yakni sebesar 0,42%. Posisi kedua diikuti oleh rupiah Indonesia yang anjlok sebesar 0,4%.

Berbeda halnya dengan won Korea Selatan yang justru mengalami penguatan sebesar 0,16% terhadap Greenback.

Anjloknya mata uang Asia terjadi di tengah kuatnya indeks dolar AS (DXY) yang melonjak pada Senin (1/4/2024) sebesar 0,45% ke posisi 105,02.

Posisi tersebut merupakan yang tertinggi sejak 13 November 2023 atau hampir lima bulan terakhir.

Apresiasi pada DXY ini terjadi di tengah kuatnya ekonomi AS. Hal ini tercermin dari data inflasi yang mengalami kenaikan, pernyataan bank sentral AS (The Fed) yang belum akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, hingga kondisi manufaktur yang cukup solid.

Kemarin, Institute for Supply Management (ISM) melaporkan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur meningkat menjadi 50,3 pada Maret lalu, menjadi yang tertinggi dan pertama di atas 50 sejak September 2022, dari sebelumnya di angka 47,8 pada Februari lalu.

Hal ini menunjukkan sektor manufaktur, yang sebelumnya terpukul oleh kenaikan suku bunga, mulai pulih. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation