
Rupiah Ambruk ke Posisi Terlemah dalam 4 Tahun, Dolar Tembus Rp15.955

Jakarta, CNBC Indonesia- Rupiah semakin ambruk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (2/4/2024).
Berdasarkan data Refinitiv pada pukul 09:43 WIB, rupiah ada di posisi i Rp 15.955/US$. Mata uang Garuda melemah 0,44%. Posisi rupiah saat ini adalah yang terendah sejak 8 April 2020 atau hampir empat tahun terakhir di mana rupiah pada saat itu menyentuh Rp 16.150
Sebelumnya pada penutupan perdagangan Senin kemarin, rupiah ditutup melemah 0,22% di posisi Rp15.885/US$.
Rupiah kembali merana di pembukaan perdagangan hari ini di tengah tingginya permintaan akan dolar AS menjelang libur lebaran dan aliran dana asing yang masih keluar dari RI.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Edi Susianto mengungkapkan pelemahan rupiah dipengaruhi oleh repatriasi dividen dari dalam negeri yang mendorong permintaan dolar AS, serta arus keluar.
BI juga mengaku rilis data inflasi Maret 2024 yang berada di atas ekspektasi pasar, ikut memberikan dampak. Kendati demikian, Edi memastikan BI tetap berada di pasar.
"BI terus masuk pasar, untuk menjaga agar terdapat keseimbangan supply demand valas di market," tegasnya kepadaCNBC Indonesia, dikutip Selasa (2/4/2024).
Sementara itu, ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai pergerakan rupiah tersebut dipicu oleh permintaan tinggi dolar AS di dalam negeri.
Mulai dari untuk kebutuhan impor BBM jelang Lebaran atau Idul Fitri 2024 hingga musim pembagian dividen.
"Yang membuat Rupiah melemah karena permintaan dolar tinggi untuk impor BBM, maupun hot moneyoutflow, serta permintaan dolar domestik meningkat saat ada musim pembagian dividen," kata Myrdal kepadaCNBC Indonesia, Senin (1/4/2024).
Sebagai informasi, di momen lebaran pada April 2024 ini, masyarakat cenderung kembali ke kampung halaman atau pun berwisata yang tentu akan memerlukan BBM dalam mobilitas. Maka dari itu, permintaan akan BBM akan naik atau dengan kata lain impor minyak akan melonjak.
Lebih lanjut, dana asing juga keluar dari pasar keuangan domestik khususnya Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Data transaksi 25-27 Maret 2024, investor asing tercatat jual neto Rp1,36 triliun dan jual neto Rp0,74 triliun di SRBI. Sementara pada pekan ketiga Maret 2024,
investor asing juga tercatat jual neto sebesar Rp6,68 triliun dengan jual neto Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp8,2 triliun.
Fithra Faisal Hastiadi, Ph.D, senior ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, menjelaskan ada banyak faktor penyebab ambruknya rupiah, termasuk ketidakpastian politik.
Sebagai catatan, ambruknya rupiah berbarengan dengan gelaran Sidang perkara Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden di Mahkamah Konstitusi (MK) yang sudah berlangsung sejak 27 Maret 2024.
Pasangan calon (paslon) presiden dan wapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mhfud MD menggungat presiden dan wapres terpilih Prabowo Wubianto-Gibran Rakabuming Raka ke MK.
"Ketidakpastian politik yang terus menerus menjadi salah satu alasannya. Dengan adanya rintangan apakah MK akan membtaslkan status Gibran sebagai wakil presiden terpilih," tutur Fithra, kepada CNBC Indonesia.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
