Indeks Ini Jadi Kunci Investor Kakap Dunia: China-Arab-RI Jadi Incaran

Revo M, CNBC Indonesia
02 April 2024 13:25
MSCI
Foto: MSCI

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor saham, terutama yang bermodal jumbo, akan berhati-hati dan menghitung segala risiko ketika ingin berinvestasi di suatu negara maupun di aset tertentu. Salah satu pertimbangan investor adalah adalah kinerja bursa saham sebuah negara.  

Sejumlah indeks hadir untuk memudahkan investor dalam melihat kinerja bursa saham sebuah negara. Salah satunya adalah Morgan Stanley Capital International (MSCI) Emerging Markets Index. MSCI merupakan suatu indeks untuk mengukur kinerja pasar saham di pasar negara berkembang.

Istilah "Pasar Berkembang/Emerging Market" awalnya diciptakan pada tahun 1981 oleh seorang ekonom Bank Dunia dan membantu membentuk pasar negara berkembang sebagai kelas investasi yang berbeda. Negara berkembang memiliki potensi besar untuk maju tetapi ada risiko besar di belakangnya yakni kegagalan.

Pada 1988, MSCI Emerging Markets Index diluncurkan sebagai salah satu indeks acuan pasar ekuitas global pertama yang dapat diinvestasikan.

Selama bertahun-tahun, negara-negara telah ditambahkan dan dihapus dari MSCI Emerging Markets Index berdasarkan kerangka klasifikasi pasar yang menilai perkembangan ekonomi, ukuran dan likuiditas, serta aksesibilitas pasar.

MSCIFoto: MSCI Emerging Markets
Sumber: MSCI as of December 2022

Hingga Februari 2024, MSCI Emerging Markets Index telah mencakup representasi kapitalisasi besar dan menengah di 24 negara Pasar Berkembang (EM) yang terdiri dari 1.440 konstituennya. Indeks ini mencakup sekitar 85% kapitalisasi pasar yang disesuaikan dengan free float di setiap negara.

Negara-negara Emerging Market yang masuk ke dalam indeks ini antara lain, Brasil, Chile, China, Kolombia, Republik Ceko, Mesir, Yunani, Hungaria, India, Indonesia, Korea, Kuwait, Malaysia, Meksiko, Peru, Filipina, Polandia, Qatar, Arab Saudi, Afrika Selatan, Taiwan, Thailand, Turki, and Uni Emirat Arab.

MSCI Emerging Markets Index ini menjadi hal yang penting khususnya bagi investor dalam berinvestasi karena pasar negara berkembang menjadi salah satu kelas aset untuk alokasi inti yang mampu memberikan diversifikasi risiko pada portofolio institusional.

Lebih lanjut, negara-negara berkembang rata-rata memiliki angkatan kerja yang lebih muda dengan daya beli yang cenderung meningkat yang mungkin dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Selain itu, liberalisasi pasar modal dan peningkatan aksesibilitas pasar di negara-negara berkembang terus menarik investor ke pasar-pasar tersebut.

Dari 24 negara yang menjadi konstituen dalam indeks ini, China menjadi negara dengan bobot terbesar dibandingkan negara lainnya yakni sebesar 25,76%. Sementara posisi kedua diisi oleh India dengan bobot 17,63% dan posisi ketiga ditempati oleh Taiwan dengan bobot 16,73%.

Dominasi China dan India ini juga terlihat dari top 10 constituents terbesar. Tujuh dari 10 konstituen dengan market kapitalisasi terbesar berasal dari kedua negara ini.

Sebagai informasi, total market kapitalisasi MSCI Emerging Markets Index yakni US$7.050,58 miliar atau setara dengan Rp112.306,5 triliun (kurs US$1 = Rp 15930).
K
onstituen terbesar datang dari Taiwan yakni TAIWAN SEMICONDUCTOR MFG dengan bobot terhadap index sebesar 7,63% atau market kapitalisasi sebesar US$537,76 miliar atau setara dengan Rp 8.566,5 triliun.

MSCIFoto: Top 10 Contituents
Sumber: MSCI

Sementara secara region, APAC (Asia Pacific) sangat mendominasi dengan bobot 78,1% pada 2022 atau melonjak signifikan jika dibandingkan 2009 yang hanya 55,7%. Sementara Americas yang terdiri dari Brasil, Meksiko, Chile, Peru, dan Kolombia hanya sebesar 8,7% pada 2022.

EMEA (Europe, Middle East, and Africa) juga mengalami alokasi yang menurun dari 20,4% pada 2009 menjadi hanya 13,2% pada 2022.

APAC terlihat sangat mendominasi mengingat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik dan hal serupa juga terjadi peningkatan peran kawasan ini di pasar ekuitas global.

MSCIFoto: Largest countries in the MSCI Emerging Markets Index
Sumber: MSCI

Sedangkan dari sisi sektornya, finansial memegang urutan pertama sebagai sektor dengan bobot tertinggi yakni sebesar 22,76% dan IT (Information Technology) berada di urutan kedua dengan bobot 22,56%.

Hal ini menunjukkan bahwa peran sektor finansial dan IT sangat besar di pasar negara berkembang yang hampir menyentuh 50% dari keseluruhan sektor yang ada, seperti konsumer, komunikasi, infrastruktur, energi, dan lainnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation