Efek Lebaran! PMI Manufaktur RI Melesat, Rekor Tertinggi 2 Tahun Lebih

mae, CNBC Indonesia
01 April 2024 09:46
Sejumlah pekerja menyeselaikan perakitan mobil BMW di pabrik pembuatan mobil PT Gaya Motor, Sunter, Jakarta Utara, Selasa (6/6/2023). Pabrik ini merakit komponen mobil BMW yang sudah berbentuk incompletely knocked down. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Sejumlah pekerja menyeselaikan perakitan mobil BMW di pabrik pembuatan mobil PT Gaya Motor, Sunter, Jakarta Utara, Selasa (6/6/2023). Pabrik ini merakit komponen mobil BMW yang sudah berbentuk incompletely knocked down. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia- Aktivitas manufaktur Indonesia melesat pada Maret 2024. Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global hari ini, Senin (1/4/2024) menunjukkan aktivitas manufaktur terbang karena meningkatnya permintaan.

PMI manufaktur Indonesia melesat ke angka 54,2 pada Maret 2024. Indeks ini adalah yang tertinggi sejak Oktober 2021 atau dalam 29 bulan terakhir.

Dengan demikian, PMI manufaktur Indonesia sudah berada dalam fase ekspansif selama 31 bulan terakhir. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

Permintaan yang diterima perusahaan pada Maret 2024 menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2024.

Data Maret menunjukkan kenaikan pesanan yang diterima perusahaan lebih ditopang oleh pasar domestik. Sebaliknya, penjualan internasional mengalami kontraksi setelah stagnan pada Februari.

"Didukung kenaikan permintaan baru, perusahaan menaikkan volume produksi. Tingkat ekspansi tergolong tajam dan menjadi yang terkuat dalam 27 bulan," tullis S&P dalam website resmi mereka.

Lonjakan permintaan domestik bisa dipahami mengingat Umat Islam Indonesia akan merayakan Lebaran pada 10-11 April 2024.

Sebagai catatan, Lebaran merupakan puncak konsumsi masyarakat Indonesia karena melambungnya permintaan akan barang dan jasa.

Perusahaan biasanya akan menggenjot produksi pada Ramadhan. Seperti diketahui, Ramadhan 2024 berlangsung pada 12 Maret dan kemungkinan berakhir pada 9 April 2024.

Pollyanna De Lima, Economics Associate Director di S&P Global Market Intelligence, mengatakan industri manufaktur Indonesia menikmati kinerja terbaik pada Maret, dengan pertumbuhan output mencapai posisi tertinggi dalam 27 bulan yang didorong oleh kenaikan besar pada permintaan domestik.

Namun, tingginya permintaan input membuat perusahaan mengerek harga lebih lanjut di pihak pemasok, dengan inflasi biaya mengalami percepatan dalam waktu satu setengah tahun.

Kendati melesat, perusahaan Indonesia justru banyak yang ragu. Sebagian dari mereka memperkirakan lonjakan permintaan hanya sementara dan tidak akan bertahan dalam waktu lama.

"Beberapa perusahaan percaya diri bahwa permintaan akan tetap membaik dalam beberapa bulan mendatang, beberapa perusahaan lainnya ragu kondisi tersebut dapat bertahan lebih lama," tutur De Lima.

Kekhawatiran ini membuat sebagian perusahaan menunda membuka lapangan kerja atau menambah karyawan baru. Sentimen bisnis masih berada di zona positif meskipun melemah.

S&P menjelaskan beberapa perusahaan bersiap membeli input dan membangun inventaris, namun enggan merekrut karyawan tambahan karena kapasitas perusahaan masih memadai.

Untuk memenuhi kenaikan penjualan dan kebutuhan produksi, perusahaan di Indonesia berupaya membangun inventaris dengan membeli bahan baku tambahan.

Tingkat pembelian meningkat tajam dan merupakan yang paling kuat dalam waktu lebih dari dua tahun.

Berkaitan dengan kapasitas pabrik, hasil terkini menunjukkan tekanan pada vendor berkurang dan tekanan rendah pada produsen barang. Waktu tunggu pesanan rata-rata untuk input secara umum stabil, sebagaimana telah terjadi setiap bulan sejak bulan November lalu.

Beberapa perusahaan mengatakan adanya kenaikan kecil jumlah bisnis yang belum terselesaikan. Mayoritas perusahaan (94%) memilih untuk mempertahankan jumlah penggajian tidak berubah pada Maret, melanjutkan tren stabil pada ketenagakerjaan sejak September 2023.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]



(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation