
Istilah Strike-Slip Fault, Pergerakan Sesar Penyebab Gempa Tuban

Jakarta, CNBC Indonesia - Guncangan dahsyat gempa bumi telah menggetarkan Tuban, Jawa Timur, menghadirkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Kekuatan gempa yang mencapai 6,5 SR membuatnya tak lazim dan mengundang tanda tanya besar akan penyebabnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekam detakannya dengan kedalaman 10 km di Laut Jawa pada Jumat (22/3/2024) pukul 15.52.58 WIB.
Lokasi tepatnya berada di 5.76 LS dan 112.33 BT. Gempa ini terasa hingga ke berbagai daerah, seperti Blora, Madura, hingga Yogyakarta.
Analisis dari BMKG mengungkap bahwa gempa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal, disebabkan oleh aktivitas sesar aktif di dasar Laut Jawa. Pergerakan geser atau Strike-Slip Fault menjadi mekanisme utamanya.
Bagaimana mekanisme Pergerakan Geser atau Strike-Slip Fault?
Menurut informasi yang dilansir dari situs resmi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lampung, bidang sesar atau patahan merupakan rekahan pada lapisan bumi yang disertai oleh pergeseran relatif antara blok batuan.
Pergeseran ini dapat terjadi dengan jarak yang bervariasi, mulai dari beberapa milimeter hingga puluhan kilometer, sementara ukuran bidang sesarnya pun dapat mencakup beberapa sentimeter hingga puluhan kilometer.
Daerah yang terdapat sesar aktif yang masih bergerak dianggap rawan terhadap gempa bumi. Menurut data Infografis yang dikeluarkan, Indonesia sendiri dikelilingi oleh 13 Megathrust yang merupakan sesar dengan potensi gempa besar.
Sesar diklasifikasikan menjadi tiga jenis berdasarkan pergerakannya, yaitu Normal Fault (patahan normal), Reverse Fault (patahan naik), dan Strike-Slip Fault (patahan geser).
Normal Fault terjadi akibat gaya tekan maksimum yang bekerja secara vertikal, menyebabkan salah satu blok batuan bergerak ke bawah mengikuti bidang sesar.
Reverse Faults, di sisi lain, terjadi karena adanya gaya maksimum yang bergerak secara horizontal atau mendatar, mendorong salah satu bagian batuan bergerak ke atas. Sedangkan Strike-slip Fault memiliki pergerakan horizontal atau mendatar akibat gaya geser yang bekerja pada batuan tersebut.
Menurut Seismological Facility for the Advancement of Geoscience (SAGE), sesar jenis Strike-slip memiliki patahan vertikal atau hampir vertikal di mana sebagian besar bloknya bergerak secara horizontal. Gerakan pada sesar jenis ini disebabkan oleh gaya geser, yang jika blok batuan di sisi terjauh dari sesar bergerak ke kiri, disebut sebagai lateral kiri (left-lateral), dan jika bergerak ke kanan, disebut sebagai lateral kanan (right-lateral).
Beberapa contoh sesar dengan pergerakan jenis ini antara lain Sesar San Andreas di California, AS, dan Sesar Anatolia di Turki, keduanya memiliki riwayat gempa besar yang signifikan.
Perbandingan dengan Gempa Aceh 2004
Sejarah mencatat Gempa Aceh di akhir Desember 2004, yang menyebabkan tsunami dahsyat dan menelan ribuan nyawa. Namun, gempa Tuban memperlihatkan karakteristik yang berbeda. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebutnya sebagai kejadian luar biasa.
Saat konferensi pers daring, Daryono menegaskan bahwa kawasan gempa Tuban termasuk dalam daftar yang belum terpetakan dengan baik oleh BMKG. Hal ini berbeda dari daerah-daerah seperti Lembang atau Cimandiri, yang sesarnya sudah jelas terpeta. Oleh karena itu, gempa Tuban menjadi fenomena yang menarik perhatian.
Daryono menjelaskan bahwa gempa susulan seringkali adalah bagian yang lazim setelah gempa kuat. Namun, ia menegaskan bahwa ini bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Sebaliknya, gempa susulan dapat memberikan informasi penting tentang aktivitas gempa yang akan datang.
Meskipun teknologi seismologi belum mampu memprediksi gempa secara tepat, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)