
Sama-sama Resesi: Warga Selandia Baru Bahagia-Argentina Sengsara

Jakarta, CNBC Indonesia - Perlambatan ekonomi global dan tingginya inflasi telah menyeret sejumlah negara masuk ke jurang resesi, termasuk Selandia Baru hingga Argentina. Namun, menariknya tak semua negara yang resesi ini "menderita", malah ada yang ketiban "berkah".
Jepang Itu Unik, Ekonomi Terancam Resesi, Rakyatnya Malah Suka Nabung
Negeri bunga Sakura sempat masuk ke jurang resesi setelah data Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal beruntun terkoreksi.
Melansir dari data pemerintah Jepang pada Kamis (15/2/2024), PDB Jepang semula terkontraksi -0,4% pada periode Oktober-Desember 2023 dan pada Juli-September 2023 juga mengalami kontraksi sebesar -3,2%. Dengan demikian, Jepang resmi masuk resesi secara teknikal.
Namun, revisi terakhir data PDB Jepang menunjukkan ekonomi Negeri Sakura tumbuh 0,4% pada Oktober-Desember 2023 sehingga Jepang selamat dari resesi.
Perlambatan ekonomi membuat Jepang kehilangan posisinya sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia dan kini ditempati oleh Jerman.
Meski begitu, masyarakat Jepang tak begitu kesusahan, bahkan sangat rajin menabung. Sampai-sampai, konsumsi rendah, karena uangnya lebih banyak untuk ditabung. Padahal, suku bunga acuan di Jepang terlampau sangat rendah.
Berdasarkan data Badan Statistik Jepang, menunjukkan dalam setahun terakhir ini tingkat tabungan rumah tangga terus meningkat, pada Januari hanya tercatat 16,1% kemudian melonjak ke atas 60% pada Desember 2023.
Hal tersebut kontras jika dibandingkan dengan pengeluaran rumah tangga yang cenderung dalam tren turun. Terlihat pada Januari sebesar 2,7% kemudian pada Desember malah berkontraksi hingga -0,9%.
Selama 17 tahun terakhir, suku bunga acuan Jepang bahkan minus membuat warga Jepang yang nabung sebenarnya tak mendapatkan keuntungan. Akhirnya, pada Selasa (19/3/2024) lalu, Bank of Japan (BoJ) memutuskan adanya kenaikan suku bunga menjadi 0% dari sebelumnya -0,1%.
Di lain sisi, dengan suku bunga rendah ini membuat masyarakat yang ingin pinjam dana untuk modal usaha sangat terbantu. Lantaran, suku bunga kredit sangat kecil, sehingga tidak memberatkan kemampuan bayar debitur.
Fakta menarik lainnya, meski ekonomi Jepang masuk jurang resesi, bursa sahamnya malah melambung dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa untuk yang kesekian kalinya. Pada Kamis (21/3/2024) Nikkei kuat bertahan di posisi penutupan 41.043, meroket 22,78% sejak awal tahun.
Jepang itu Unik. Ekonominya resesi membuat mata uangnya melemah, tapi nyatanya menguntungkan. Ini karena eksportir mendapat keuntungan lebih tebal, ditambah suku bunga rendah membuat pinjam di bank murah, perusahaan bisa gencar ekspansi.
Selandia Baru Ikutan Resesi, Rakyat Tetap Happy
Berikutnya, ada Selandia Baru yang ikutan masuk ke zona resesi. Merujuk data BPS Selandia Baru, Stats NZ pada Kamis (21/3/2024) menunjukkan ekonomi negara tersebut terkontraksi 0,1% pada kuartal IV/2023. Penyusutan tersebut melanjutkan yang terjadi kuartal sebelumnya yang terkoreksi 0,3%.
Stats NZ menyatakan penurunan kinerja ekonomi Selandia Baru belakangan ini sebagian disebabkan oleh anjloknya kinerja sektor pertanian.
"Perdagangan grosir juga menjadi pendorong penurunan terbesar. Penurunan disebabkan oleh anjloknya penjualan grosir bahan makanan dan minuman keras," ungkap juru bicara Stats NZ Ruvani Ratnayake, Kamis (21/3/2024) dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari AFP.
Ratnayake menambahkan, hasil di tingkat industri beragam, karena delapan dari 16 industri meningkat, didorong oleh persewaan, perekrutan, dan jasa real estat.
Pasar saham di Selandia Baru juga menunjukkan gerak atraktif, indeks NZX 50 pada Jumat (22/3/2024) berakhir di level 11.978, merangkak naik 0,53% dalam sehari dan mendekati posisi tertinggi sejak pertengahan 2023 lalu.
Uniknya, meski ekonomi masuk resesi tetapi Selandia Baru tercatat sebagai salah satu negara paling bahagia di dunia. Menurut laporan World Happiness Report 2023, negeri Kiwi ini masuk ke urutan nomor 10, setelah Finlandia dan Denmark.
Selandia Baru merupakan negeri yang memiliki bentang alam menakjubkan, rasa kebersamaan yang kuat, dan gaya hidup di luar ruangan menumbuhkan kebahagiaan di antara penduduknya.
Berikutnya, warga Selandia Baru juga memiliki pendapatan yang tinggi. Warga yang berusia dewasa atau 18 tahun ke atas minimal dibayar NZ$22,70 setara Rp200.000 per jam. Upah minimum sendiri diatur untuk semua karyawan minimal usia 16 tahun ke atas, di mana untuk pekerja yang bukan pemula atau peserta pelatihan.
Pekerja dengan usia di bawah 18 tahun dibayar 80% dari upah minimum dewasa. Untuk menerima upah penuh, mereka harus bekerja pada perusahaan selama 6 bulan.
Beda Nasib! Argentina Resesi, Rakyatnya Ikut Susah
Selanjutnya, ada Argentina juga ikut mengalami resesi. Sayangnya, kontras nasibnya dengan Jepang dan Selandia Baru yang rakyatnya masih makmur. Rakyat Argentina malah susah.
PDB Argentina mengalami kontraksi sebesar 0,8% yoy pada kuartal III-2023, lebih besar dari perkiraan pasar sebesar 0,7% dan melambat dari penurunan 4,9% pada kuartal sebelumnya.
Hal ini menandai kontraksi kedua berturut-turut atau mengalami resesi secara teknikal karena kekeringan bersejarah terus berdampak pada produksi biji-bijian.
Resesi di Argentina telah berujung pada resesi yang sampai-sampai membuat sejumlah warganya mengais sampah hanya untuk bertahan hidup. Mereka melakukan ini untuk mendapatkan makanan.
Pasalnya, inflasi di sana melambung tinggi, bahkan tertinggi di seluruh dunia mencapai lebih dari 200%. Guna menekan inflasi di sana, bank sentral menaikkan suku bunga hingga sempat menyentuh 130% pada akhir 2023 lalu.
Gabungan antara inflasi tinggi dan suku bunga meroket, tentu menyulitkan masyarakat di sana. Harga makanan hingga pinjam uang di bank jadi mahal, imbasnya keyakinan belanja konsumen sangat rendah.
Hal ini tercermin pada consumer confidence atau indeks keyakinan konsumen (IKK) warga Argentina pada Februari 2024 berada di angka 38,04. Nilai IKK di bawah 50 menunjukkan konsumsi warga di sana sedang terkontraksi.
Presiden Argentina, Javier Milei mengatakan telah menerapkan sejumlah langkah keras untuk mengatasi inflasi, termasuk pemotongan belanja negara, menargetkan subsidi untuk utilitas dan transportasi, serta upaya untuk menyederhanakan program kesejahteraan.
Namun, tetap tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi di sana masih sulit. Bahkan, untuk pemerintah. Rasio utang terhadap pemerintah Argentina terhadap PDB pada 2022 pun tercatat cukup tinggi yakni di kisaran 85%, melambung lebih tinggi tahun sebelumnya yang berada di 80,6%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)