
Ekonomi Jepang Panas Karena Toyota Cs Jor Joran Naik Gaji

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan Jepang seperti Honda, Nippon Steel dan ANA Holdings telah memberikan kenaikan gaji terbesar kepada pekerja mereka dalam lebih dari tiga dekade. Hal ini sebagai tanggapan untuk tren inflasi dan mendukung Bank of Japan untuk mulai menaikkan suku bunga.
Kenaikan gaji didorong oleh biaya hidup yang naik tajam dan semakin berkurangnya tenaga kerja.
Toyota mengatakan pihaknya telah menerima sepenuhnya permintaan serikat pekerja untuk kenaikan gaji bulanan hingga yen28,440, jumlah terbesar sejak angka serupa pertama kali tersedia pada tahun 1999.
"Kami ingin secara tegas menutupi dampak kenaikan harga," kata Takanori Azuma, chief human resource officer Toyota, seraya menambahkan bahwa kenaikan gaji bulanan dan pembayaran bonus berada pada tingkat rekor.
Honda bulan lalu menyetujui kenaikan gaji tahunan sebesar 5,6 persen, tertinggi sejak 1989.
Nippon Steel menyetujui kenaikan gaji pokok sebesar 11,8%, melebihi permintaan serikat pekerja untuk kenaikan gaji bulanan terbesar sejak 1979. Berikutnya perusahaan ANA memberikan kenaikan upah rata-rata kepada para pekerjanya sebesar 5,6%, yang merupakan peningkatan tertinggi bagi maskapai penerbangan tersebut sejak saat itu.
NEC memberikan kenaikan gaji pokok sebesar 4,3%, tertinggi sejak sistem negosiasi upah saat ini dimulai pada tahun 1998. Sementara Mitsubishi Heavy Industries menyetujui kenaikan gaji tahunan sebesar 8,3%, yang merupakan kenaikan tertinggi sejak tahun 2005.
Secara tradisi, perusahaan-perusahaan Jepang memang sudah mulai membicarakan kenaikan gaji menjelang shunto pada Maret atau bulan terakhir pada tahun fiskal Jepang.
Shunto merujuk pada perundingan antara serikat pekerja dan perusahaan.
Seperti diketahui, inflasi Jepang melonjak hingga 4% pada Desember 2022. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak Januari 1981. Meskipun sudah turun menjadi 2,2% pada Januari 2024, tetap saja berada di posisi tinggi jika dibandingkan inflasi Jepang dalam lima tahun terakhir.
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH