IHSG Sempat Rekor, Ini Daftar Saham Paling Cuan dan Boncos

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
16 March 2024 14:07
Kondisi papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/2/2018). IHSG hari ini bergerak negatif karena respon sentimen anjloknya bursa saham Amerika hingga 4,15%. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pekan ini. Pelemahan pada hari terakhir perdagangan menjadikan IHSG harus menutup pekan ini dengan koreksi, meski sempat menembus level all time high.

IHSG ditutup turun 1,42% menjadi 7.328,05 sehingga tidak lagi berada di posisi all time high. Dalam sepekan, IHSG terkoreksi 0,72%.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp17,8 triliun dengan melibatkan 25 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 226 saham terapresiasi, 312 saham terdepresiasi, dan 230 saham stagnan.

Melonjaknya IHSG juga tercermin dari saham-saham yang mengalami apresiasi (top gainers) dalam sepakan terakhir.

PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) masing-masing menguat sebesar 88,4% dan 50%.

Pesatnya kenaikan saham NIKL bahkan sempat menyebabkan Bursa Efek Indonesia (BEI) menggembok perdagangan sahamnya. Langkah tersebut dilakukan dalam rangka perlindungan Investor, khususnya pemegang saham NIKL.

Namun, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

"Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham NIKL tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tulis manajemen BEI melalui keterbukaan informasi BEI, Jumat (15/3).

Terbangnya saham SSIA sepertinya diakibatkan oleh aksi borong oleh direkturnya sendiri, yakni The Jok Tung, yang membeli total 8.039.100 saham SSIA pada 28 dan 29 Februari 2024, lalu pada 4 Maret 2024. Harga transaksinya di kisaran Rp 550-580 per saham.

"Tujuan dari transaksi investasi, status kepemilikan saham langsung," ungkap The Jok Tung dalam keterbukaan informasi dikutip Rabu (13/3/2024).

Sebelum transaksi ini, The Jok Tung hanya memegang 2.092.500 (0,04%) saham SSIA. Setelah transaksi menjadi 10.131.600 (0,21%) saham.

Saham SSIA sendiri mayoritas dipegang publik dengan porsi mencapai 71,88% saham.

Sebelumnya, PT Suryacipta Swadaya (Suryacipta), anak usaha dari SSIA, telah menjalin kerja sama dengan SCP Consultants Pte Ltd (SCP) untuk mempromosikan peluang investasi di Indonesia, khususnya di kawasan Subang Smartpolitan kepada para pengusaha dan investor di China.

Kendati beberapa saham yang mengalami penguatan, terdapat pula saham-saham yang juga ambruk. Sebagai contoh PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) yang turun 27,7% sepekan terakhir, PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) jatuh 26,6%, dan PT Pulau Subur Tbk (PTPS) ambles 26,5%.

Sebagai catatan, ketiga emiten tersebut baru saja melantai di bursa (IPO) kurang dari 6 bulan terakhir.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

 

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation