
Menjauh dari China, RI Lebih Banyak Utang ke Tetangga

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia turun 0,58% dari US$ 408,1 miliar pada Desember 2023 menjadi US$ 405,7 miliar pada Januari 2024 atau sekitar Rp6.337 triliun (kurs Rp15.620/US$).
Posisi ULN pemerintah pada Januari 2024 tercatat sebesar US$ 194,4 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya sebesar US$ 196,6 miliar.
Penurunan posisi ULN pemerintah antara lain dipengaruhi oleh pelunasan seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo.
Begitu pula dengan posisi ULN swasta yang turut menurun dari US$ 198,1 miliar pada Desember 2023 menjadi US$ 196,7 miliar pada Januari 2024.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 78,6% dari total ULN swasta.
ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1% terhadap total ULN swasta.
Turunnya ULN Indonesia juga tercermin dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,4% dari 29,7% pada bulan sebelumnya, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,9% dari total ULN.
Posisi ULN Indonesia mayoritas peminjamnya yakni pemerintah dan bank sentral sebesar US$209,02 miliar atau sebesar 51,51%. Sedangkan sisanya yakni 48,49% atau US$196,71 miliar merupakan peminjam dari pihak swasta yang terdiri dari lembaga keuangan maupun bukan lembaga keuangan.
Jika melihat porsi kreditor ULN Indonesia hingga Januari 2024, didominasi oleh Singapura yakni sebesar 13,78% dengan jumlah US$55,92 miliar atau sekitar Rp 873,47 triliun. Utang yang bersumber dari negara tetangga ini lebih rendah dibandingkan periode November dan Desember 2023 yakni sebesar US$56,28 miliar dan 56,25 miliar.
Begitu pula dengan kreditor AS yang juga mengalami penurunan dari US$29,12 miliar pada Desember 2023 menjadi US$29,11 miliar pada Januari 2024.
Senada dengan Singapura dan AS, kreditor Jepang dan China pada Januari 2024 juga lebih rendah dibandingkan dengan Desember 2023.
Namun berbeda halnya dengan kreditor Hongkong yang justru memberikan kreditnya lebih besar pada Januari 2024 sebesar US$ 17,54 miliar dibandingkan dengan Desember 2023 sebesar US$ 17,45 miliar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)