India Genjot Produksi, Harga Batu Bara Ambles 5 Hari Beruntun

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
13 March 2024 08:35
Tambang batu bara di  Ahmedabad, India
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara mengalami penurunan signifikan dalam lima hari perdagangan berturut-turut. Penurunan ini dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk penurunan permintaan Asia, produksi India yang diperkirakan tembus 1 miliar ton, serta musim dingin yang lebih hangat.

Menurut data dari Refinitiv, pada perdagangan Selasa (12/3/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak April ditutup di level US$ 131 per ton atau terkoreksi sebesar 1,8%. Penurunan ini terjadi setelah tren bullish yang mengalami kenaikan selama 11 hari perdagangan berturut-turut.

Penurunan harga batu bara terjadi seiring dengan rendahnya permintaan di Asia, terlihat dari penurunan ekspor batu bara Rusia ke Asia dalam beberapa bulan terakhir.

Meskipun ekspor batu bara Rusia ke Asia mengalami peningkatan ke puncaknya pada bulan April tahun lalu, terutama ke India, yang merupakan importir batu bara terbesar kedua di dunia setelah China, peningkatan tersebut tidak berlangsung lama.

Melansir Reuters, permintaan yang rendah dari India dan harga yang lebih rendah dari negara pesaing, seperti Indonesia, Australia, dan Afrika Selatan, membuat ekspor batu bara Rusia ke India menurun drastis.

Tidak hanya itu, biaya pengiriman yang semakin tinggi juga turut membayangi ekspor batu bara termal Rusia ke India. Hal ini menyebabkan beberapa kargo yang menuju India mengalami kerugian.

Di sisi lain, Energy World mencatat produksi India ditargetkan mencapai 1 miliar ton. Hal ini sejalan dengan capaian produksi batu bara sebesar 900 juta ton per 6 Maret 2024. Lonjakan produksi ini didukung oleh pengembangan tambang batu bara baru yang intensif.

Beralih ke China, penurunan permintaan disebabkan oleh berkurangnya kondisi cuaca dingin dan stabilisasi transportasi batu bara. Melansir Chem Analyst, penurunan permintaan pasar spot, dipengaruhi oleh pasokan yang melimpah dan pemenuhan kontrak jangka panjang dengan perusahaan pertambangan domestik.

Di pasar Amerika Serikat, penurunan permintaan juga diakibatkan perkiraan cuaca hangat. Penurunan permintaan domestik dan peningkatan ekspor merupakan faktor tambahan yang menyebabkan penurunan harga batu bara secara keseluruhan.

Sementara itu, harga batu bara Indonesia dan Australia juga mengalami penurunan. Batu bara Indonesia dengan kadar energi 4.200 kilokalori per kilogram berakhir pekan lalu di US$58,17 per ton. Sedangkan batu bara Australia dengan kadar energi 5.500 kilokalori per kilogram berakhir di US$95,77 per ton.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation