
Kinerja 2023 'Amburadul', Segini Perkiraan Dividen Emiten Batu Bara

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten batu bara terkenal sebagai penebar dividen jumbo kepada investor. Selain nominal yang besar, yield dividen yang tinggi juga menjadi daya tarik.
Akan tetapi kinerja keuangan yang merosot pada 2023, mengancam pembagian dividen jumbo kepada investor tahun ini.
Berikut perkiraan dividen emiten batu bara dari tahun buku 2023 oleh Tim Riset CNBC Indonesia:
Meskipun kinerja beberapa perusahaan batu bara mengalami penurunan, namun diprediksi perusahaan-perusahaan batu bara tetap akan membagikan dividen dari hasil laba tahun buku 2023.
Menurut perhitungan, pembagian dividen emiten batu bara tetap menguntungkan bagi investor karena yield dividen yang besar. Berkisar 10% - 18%.
Untuk diketahui yield dividen adalah tingkat pengembalian dalam bentuk dividen tunai kepada pemegang saham. Yield didapatkan dengan membagi nominal dividen per saham dengan harga saham.
Menjadi catatan, dividen tahun 2023 akan jauh lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya karena adanya degradasi penurunan laba perusahaan.
Dari beberapa perusahaan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah merilis kinerja keuangannya hingga akhir tahun 2023. Dapat terlihat penurunan harga batu bara global sangat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan-perusahaan batu bara yang ada di Indonesia.
Dari enam emiten yang telah merilis kinerja keuangannya pada tahun 2023 mencatatkan penurunan laba bersih jika dibandingkan dari laba bersih tahun 2022.
Penurunan harga saham emiten batu bara dipengaruhi oleh harga batu bara dunia yang anjlok sepanjang 2023.Tercatat harga turun 64,85%. Batu bara menjadi US$ 136,95 per ton pada akhir 2023.
Ambruknya harga batu bara masih disebabkan sejumlah faktor semakin lesunya ekonomi China. Tanda-tanda lesunya ekonomi China semakin jelas dalam data perdagangan mereka yang terlihat dari anjloknya impor China sepanjang tahun 2023.
Selain itu, musim dingin Eropa yang lebih hangat pada periode Oktober hingga Desember 2023, membuat penurunan permintaan terhadap batu bara sebagai bahan baku listrik untuk penghangat ruangan.
Â
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)