
Ada Kabar dari Bank Sentral Jepang, Mata Uang Asia Beda Arah

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Asia terpantau beragam pada perdagangan hari ini, Selasa (12/3/2024).
Menurut data Refinitiv per pukul 15.00 WIB, terpantau mata uang yen Jepang dan Baht menjadi mata uang yang terpuruk. Sementara Won dan Yuan China mampu menorehkan penguatan.
Pergerakan mata uang Asia dipengaruhi oleh spekulasi BOJ akan beralih dari pengaturan kebijakan ultra-longgarnya pada pertemuan kebijakan minggu depan.
Kurangnya pembelian dana yang diperdagangkan di bursa Jepang pada hari Senin oleh BOJ meskipun terjadi penurunan tajam pada saham domestik juga menambah ekspektasi akan terjadinya pivot dalam waktu dekat.
Jepang selama bertahun-tahun telah menerapkan suku bunga jangka pendek negatif dan program stimulus besar-besaran termasuk pembelian obligasi dan aset dalam upaya untuk meningkatkan perekonomiannya.
"Kami masih skeptis bahwa kami akan melihat pergerakan besar minggu depan," kata Attrill dari NAB. "Ada kemungkinan bahwa mereka melakukan sesuatu dengan YCC (kontrol kurva imbal hasil), namun peralihan dari suku bunga negatif, menurut saya, mungkin harus menunggu pertemuan bulan April di mana akan ada lebih banyak informasi yang tersedia.
"Tetapi sulit untuk mengabaikan semua sinyal asap yang datang... kita harus memahami bahwa hal ini mungkin terjadi lebih cepat dari yang kita perkirakan."
Namun, kurangnya sinyal yang jelas dari pembuat kebijakan dan otoritas Jepang membuat investor terus menebak-nebak, dimana Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengatakan pada hari Selasa bahwa negara tersebut belum berada pada tahap di mana negara tersebut dapat menyatakan bahwa deflasi sudah terlampaui.
Volatilitas tersirat satu minggu pada dolar/yen, yang mengukur ekspektasi perubahan harga pasangan mata uang, melonjak menjadi 11,66% pada hari Selasa, level tertinggi sejak Januari.
(ras/ras)