
Usai Cetak Rekor, Sanggupkah IHSG Tembus 7.400 Hari Ini?

IHSG saat ini ada di persimpangan karena mencapai resisten. IHSG bisa bergerak ke bawah yang berarti ada koreksi atau rebound karena jenuh beli. Atau malah terus menguat hingga mencapai rekor tertinggi dan menembus level psikologis baru.
Sebagai catatan, IHSG menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) pada perdagangan Kamis (7/3/2024) di posisi 7.373,96. Rekor kemarin kemarin melampaui catatan tertinggi sebelumnya pada penutupan perdagangan 4 Januari 2024 di posisi 7.359,76
IHSG berpotensi bergerak di rentang 7.250 sebagai area support hingga 7.400 sebagai area resisten. Jika kemudian IHSG kembali melemah hari ini, penurunan bisa berlanjut menuju 7.200. Jika IHSG mampu melaju melewati resisten maka akan menjadi pencapaian rekor harga tertinggi sepanjang masa.
Hari ini investor akan merespon rilis data pekerjaan terbaru yang dapat menjadi perhitungan dalam memprediksi pemangkasan suku bunga The Fed.
Jumlah orang yang mengklaim tunjangan pengangguran di AS adalah 217 ribu pada pekan yang berakhir 2 Maret 2024, tidak berubah dari tingkat revisi minggu sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar sebesar 215 ribu.
Level minggu sebelumnya direvisi naik 2K dari 215K menjadi 217K. Sementara itu, klaim pengangguran berkelanjutan naik sebesar 8 ribu menjadi 1906 ribu pada minggu sebelumnya, tertinggi sejak November, dan di atas ekspektasi pasar sebesar 1889 ribu. Rata-rata pergerakan 4 minggu turun 750 menjadi 212,25 ribu
Angka dari jumlah klaim pengangguran yang meningkat akan menjadi sentimen baik karena dipandang menjadi 'pelicin' The Fed untuk menurunkan suku bunga segera.
Kemarin, Jerome Powell dalam pidatonya kepada anggota parlemen AS memperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya pada tahun ini, namun secara tepat kapan turun masih belum bisa dipastikan.
"Jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diharapkan, kemungkinan akan tepat untuk mulai menarik kembali pembatasan kebijakan pada suatu waktu di tahun ini," kata Powell dalam pidatonya yang disiapkan untuk disampaikan pada sidang di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR.
"Tetapi prospek ekonomi masih belum pasti, dan kemajuan menuju sasaran inflasi 2% masih belum terjamin."
Secara keseluruhan, pidato tersebut tidak memberikan landasan baru terhadap kebijakan moneter atau prospek ekonomi The Fed.
Komentar tersebut mengindikasikan bahwa para pejabat tetap khawatir agar tidak kehilangan kemajuan yang telah dicapai terhadap inflasi dan akan mengambil keputusan berdasarkan data yang masuk, bukan berdasarkan arah yang telah ditetapkan.
"Kami yakin bahwa suku bunga kebijakan kami kemungkinan akan mencapai puncaknya dalam siklus pengetatan ini. Jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diharapkan, mungkin akan tepat untuk mulai mengurangi pembatasan kebijakan pada tahun ini," kata Powell dalam komentarnya. "Tetapi prospek perekonomian masih belum pasti, dan kemajuan menuju sasaran inflasi 2 persen masih belum terjamin."
Ia kembali menekankan bahwa menurunkan suku bunga terlalu cepat berisiko kalah dalam melawan inflasi dan kemungkinan harus menaikkan suku bunga lebih lanjut, sementara menunggu terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi.
Meskipun belum ada jawaban pasti kapan tepatnya suku bunga akan dipangkas, tapi asa investor mengenai pemangkasan akan terjadi tahun ini menjadi lebih terang.
Menurut perangkat Fedwatch, pasar melihat pemangkasan suku bunga akan dimulai pada Juni 2024 ke target 5%-5,25%. Turun 25 basis poin dari target suku bunga saat ini 5,25%-5,5%.
Hingga akhir tahun ini, pasar memperkirakan suku bunga The Fed akan turun hingga ke target 4%-4,25% atau turun 125 basis poin dari saat ini.
![]() Probabilitas Suku Bunga The Fed |
Di sisi lain, optimisme investor meningkat setelah Bank Sentral Eropa menurunkan perkiraan inflasi dan pertumbuhan tahunan pada hari Kamis, meskipun bank tersebut juga mempertahankan suku bunga utama tetap stabil. Hal ini dapat dianggap sebagai sinyal positif terhadap inflasi internasional.
Pengumuman ECB muncul setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kepada Kongres pada hari Rabu bahwa ia memperkirakan suku bunga akan turun tahun ini.
Pasar juga akan ditopang oleh pengumuman pembagian dividen dari bank-bank besar.
Kemarin (7/3/2024) BMRI melakukan RUPST Tim riset CNBC Indonesia memutuskan membagikan 60% dari laba tahun buku 2023 atau senilai Rp 33,04 triliun. Dengan demikian investor akan mendapatkan Rp 353,96 per saham.
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Jumat (1/3/2024) menyetujui penggunaan laba bersih konsolidasi sebesar 80% atau senilai Rp 48,1 triliun sebagai dividen yang dibagikan ke pemegang saham. Nilai tersebut setara Rp319 per lembar saham.
Secara nominal, jumlah dividen yang dibagikan tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu senilai Rp231,22 per saham.
Sementara itu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. membagikan dividen sebesar 50% dari laba tahun buku 2023 atau senilai Rp 10,45 triliun, setara dengan Rp 280,49 per lembar saham.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) atau BBTN menggelar RUPST sekaligus mengumumkan pembagian dividen.
BBTN memutuskan untuk membagikan 20% laba bersih tahun buku 2023 sebagai dividen. Dengan demikian emiten bersandi BBTN tersebut akan menebar dividen senilai Rp 700,19 miliar atau setara Rp49,9 per saham.
Adapun satu saham big bank lainnya yakni BBCA akan menggelar RUPST pada Kamis (14/7/2024) dengan prakiraan pembagian dividen senilai Rp181,6 per saham.
(ras/ras)