Newsletter

Usai Cetak Rekor, Sanggupkah IHSG Tembus 7.400 Hari Ini?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
08 March 2024 06:00
PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) yang merupakan emiten Grup Bakrie, PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD), emiten sektor teknologi PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) dan PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX).
Foto: (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
  • IHSG berada di persimpangan antara konsolidasi atau mencetak rekor
  • Investor akan memperhatikan rilis data tenaga kerja pada hari ini
  • Musim bagi-bagi dividen masih menjadi hal menarik bagi investor

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup di zona positif pada perdagangan kemarin, Kamis (7/3/2024) setelah Ketua bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve atau The Fed Jerome Powell mengatakan pemangkasan suku bunga akan terjadi tahun ini.

IHSG menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) pada perdagangan Kamis (7/3/2024) di posisi 7.373,96 atau menguat 0,6%. Rekor kemarin kemarin melampaui catatan tertinggi sebelumnya pada penutupan perdagangan 4 Januari 2024 di posisi 7.359,76

Meski menguat, tetapi IHSG masih cenderung bertahan di level psikologis 7.300 dan belum mampu untuk menyentuh level psikologis 7.400.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan mencapai sekitar Rp 11,6 triliun dengan melibatkan 25 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 287 saham terapresiasi, 233 saham terdepresiasi, dan 248 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, bahan baku menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan yakni mencapai 2,19%.

Sementara itu, Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,29% di angka Rp15.650/US$.

Jerome Powell dalam pidatonya kepada anggota parlemen AS memperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya pada tahun ini, namun secara tepat kapan turun masih belum bisa dipastikan.

Secara keseluruhan, pidato tersebut tidak memberikan landasan baru terhadap kebijakan moneter atau prospek ekonomi The Fed. Namun, komentar tersebut mengindikasikan bahwa para pejabat tetap khawatir agar tidak kehilangan kemajuan yang telah dicapai terhadap inflasi dan akan mengambil keputusan berdasarkan data yang masuk, bukan berdasarkan arah yang telah ditetapkan.

Ia kembali menekankan bahwa menurunkan suku bunga terlalu cepat berisiko kalah dalam melawan inflasi dan kemungkinan harus menaikkan suku bunga lebih lanjut,

Sementara itu, rupiah menguat di tengah osisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 sebesar US$ 144 miliar. Realisasi ini turun dibandingkan posisi pada akhir Januari 2024 sebesar US$ 145,1 miliar.

Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia, Kamis (7/3/2024) penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan."

Indeks utama Wall Street menguat pada perdagangan Kamis (8/3/2024). Sementara itu indeks S&P 500 kembali ke level tertinggi baru karena harapan akan berkurangnya inflasi dan kenaikan sektor teknologi membantu penguatan Wall Street pada pertengahan minggu.

Indeks S&P 500ini naik 1% ke rekor baru sepanjang masa setelah mundur di awal minggu. Rata-rata Industri Dow Jones memperoleh 171 poin, atau 0,4%. Komposit Nasdaq naik 1,4% karena kinerja saham teknologi yang lebih baik.

Saham teknologi informasi dan layanan komunikasi memimpin S&P 500 ke rekor tersebut. Intel menjadi saham yang berkinerja terbaik di Dow dengan keuntungan lebih dari 3%.

Optimisme investor meningkat setelah Bank Sentral Eropa menurunkan perkiraan inflasi dan pertumbuhan tahunan pada hari Kamis, meskipun bank tersebut juga mempertahankan suku bunga utama tetap stabil . Hal ini dapat dianggap sebagai sinyal positif terhadap inflasi internasional.

Pengumuman ECB muncul setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kepada Kongres pada hari Rabu bahwa ia memperkirakan suku bunga akan turun tahun ini.

Meskipun Powell mengatakan bahwa bank sentral AS belum siap untuk segera memulai pemotongan suku bunga, ia mengatakan kepada Komite Perbankan Senat pada hari Kamis bahwa The Fed memiliki kepercayaan yang dibutuhkan terhadap inflasi untuk memulai pemangkasan suku bunga.

"Tidak ada kejutan dari Jay Powell di Capitol Hill yang pasti berdampak positif," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley.

"Pergeseran terbesar yang kami lihat dalam sentimen investor jelas terletak pada fakta bahwa kami setuju dengan fakta bahwa The Fed kemungkinan hanya akan menurunkan suku bunga tiga kali tahun ini dan ... mungkin baru akan dilakukan pada bulan Juli."

Kenaikan pada hari Kamis menambah kenaikan yang terlihat pada hari Rabu, yang merupakan hari kemenangan pertama dalam seminggu untuk salah satu dari tiga rata-rata utama.

Investor sedang menunggu laporan ketenagakerjaan AS pada hari Jumat untuk mengetahui kondisi pasar tenaga kerja, yang telah menunjukkan ketahanan meskipun tingkat suku bunga lebih tinggi.

IHSG saat ini ada di persimpangan karena mencapai resisten. IHSG bisa bergerak ke bawah yang berarti ada koreksi atau rebound karena jenuh beli. Atau malah terus menguat hingga mencapai rekor tertinggi dan menembus level psikologis baru.

Sebagai catatan, IHSG menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) pada perdagangan Kamis (7/3/2024) di posisi 7.373,96. Rekor kemarin kemarin melampaui catatan tertinggi sebelumnya pada penutupan perdagangan 4 Januari 2024 di posisi 7.359,76

IHSG berpotensi bergerak di rentang 7.250 sebagai area support hingga 7.400 sebagai area resisten. Jika kemudian IHSG kembali melemah hari ini, penurunan bisa berlanjut menuju 7.200. Jika IHSG mampu melaju melewati resisten maka akan menjadi pencapaian rekor harga tertinggi sepanjang masa.

Hari ini investor akan merespon rilis data pekerjaan terbaru yang dapat menjadi perhitungan dalam memprediksi pemangkasan suku bunga The Fed.

Jumlah orang yang mengklaim tunjangan pengangguran di AS adalah 217 ribu pada pekan yang berakhir 2 Maret 2024, tidak berubah dari tingkat revisi minggu sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar sebesar 215 ribu.

Level minggu sebelumnya direvisi naik 2K dari 215K menjadi 217K. Sementara itu, klaim pengangguran berkelanjutan naik sebesar 8 ribu menjadi 1906 ribu pada minggu sebelumnya, tertinggi sejak November, dan di atas ekspektasi pasar sebesar 1889 ribu. Rata-rata pergerakan 4 minggu turun 750 menjadi 212,25 ribu

Angka dari jumlah klaim pengangguran yang meningkat akan menjadi sentimen baik karena dipandang menjadi 'pelicin' The Fed untuk menurunkan suku bunga segera.

Kemarin, Jerome Powell dalam pidatonya kepada anggota parlemen AS memperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya pada tahun ini, namun secara tepat kapan turun masih belum bisa dipastikan.

"Jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diharapkan, kemungkinan akan tepat untuk mulai menarik kembali pembatasan kebijakan pada suatu waktu di tahun ini," kata Powell dalam pidatonya yang disiapkan untuk disampaikan pada sidang di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR.

"Tetapi prospek ekonomi masih belum pasti, dan kemajuan menuju sasaran inflasi 2% masih belum terjamin."

Secara keseluruhan, pidato tersebut tidak memberikan landasan baru terhadap kebijakan moneter atau prospek ekonomi The Fed.

Komentar tersebut mengindikasikan bahwa para pejabat tetap khawatir agar tidak kehilangan kemajuan yang telah dicapai terhadap inflasi dan akan mengambil keputusan berdasarkan data yang masuk, bukan berdasarkan arah yang telah ditetapkan.

"Kami yakin bahwa suku bunga kebijakan kami kemungkinan akan mencapai puncaknya dalam siklus pengetatan ini. Jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diharapkan, mungkin akan tepat untuk mulai mengurangi pembatasan kebijakan pada tahun ini," kata Powell dalam komentarnya. "Tetapi prospek perekonomian masih belum pasti, dan kemajuan menuju sasaran inflasi 2 persen masih belum terjamin."

Ia kembali menekankan bahwa menurunkan suku bunga terlalu cepat berisiko kalah dalam melawan inflasi dan kemungkinan harus menaikkan suku bunga lebih lanjut, sementara menunggu terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi.

Meskipun belum ada jawaban pasti kapan tepatnya suku bunga akan dipangkas, tapi asa investor mengenai pemangkasan akan terjadi tahun ini menjadi lebih terang.

Menurut perangkat Fedwatch, pasar melihat pemangkasan suku bunga akan dimulai pada Juni 2024 ke target 5%-5,25%. Turun 25 basis poin dari target suku bunga saat ini 5,25%-5,5%.

Hingga akhir tahun ini, pasar memperkirakan suku bunga The Fed akan turun hingga ke target 4%-4,25% atau turun 125 basis poin dari saat ini.

Probabilitas Suku Bunga The FedFoto: FEDWatch
Probabilitas Suku Bunga The Fed

Di sisi lain, optimisme investor meningkat setelah Bank Sentral Eropa menurunkan perkiraan inflasi dan pertumbuhan tahunan pada hari Kamis, meskipun bank tersebut juga mempertahankan suku bunga utama tetap stabil. Hal ini dapat dianggap sebagai sinyal positif terhadap inflasi internasional.

Pengumuman ECB muncul setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kepada Kongres pada hari Rabu bahwa ia memperkirakan suku bunga akan turun tahun ini.

Pasar juga akan ditopang oleh pengumuman pembagian dividen dari bank-bank besar.

Kemarin (7/3/2024) BMRI melakukan RUPST Tim riset CNBC Indonesia memutuskan membagikan 60% dari laba tahun buku 2023 atau senilai Rp 33,04 triliun. Dengan demikian investor akan mendapatkan Rp 353,96 per saham.

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Jumat (1/3/2024) menyetujui penggunaan laba bersih konsolidasi sebesar 80% atau senilai Rp 48,1 triliun sebagai dividen yang dibagikan ke pemegang saham. Nilai tersebut setara Rp319 per lembar saham.

Secara nominal, jumlah dividen yang dibagikan tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu senilai Rp231,22 per saham.

Sementara itu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. membagikan dividen sebesar 50% dari laba tahun buku 2023 atau senilai Rp 10,45 triliun, setara dengan Rp 280,49 per lembar saham.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) atau BBTN menggelar RUPST sekaligus mengumumkan pembagian dividen.

BBTN memutuskan untuk membagikan 20% laba bersih tahun buku 2023 sebagai dividen. Dengan demikian emiten bersandi BBTN tersebut akan menebar dividen senilai Rp 700,19 miliar atau setara Rp49,9 per saham.

Adapun satu saham big bank lainnya yakni BBCA akan menggelar RUPST pada Kamis (14/7/2024) dengan prakiraan pembagian dividen senilai Rp181,6 per saham.

 

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

1. Non Farm Payrolls Amerika Serikat periode Februari (20.30 WIB)

2. Data Pengangguran AS periode Februari (20.30 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

1. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BBTG

2. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) MAGP

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular