Terbang 11 Hari, Harga Batu Bara Akhirnya Jatuh

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
07 March 2024 08:13
A loader is seen amid coal piles at a port in Lianyungang, Jiangsu province, China January 25, 2018. REUTERS/Stringer
Foto: REUTERS/Stringer

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara akhirnya turun setelah mencatatkan kenaikan selama sebelas hari perdagangan berturut-turut. Pelemahan ini didorong oleh kebijakan impor batu bara India, peralihan Italia dari batu bara ke energi yang lebih bersih, dan pembeli yang beralih ke gas di tengah tingginya harga batu bara.

Melansir Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak April ditutup di level US$ 139,25 per ton pada perdagangan Rabu (6/3/2024), melemah 1,49%. Pelemahan ini memutus tren positif yang sudah berlangsung dalam 11 hari sebelumnya. Dalam 11  Dalam 11 hari tersebut, harga batu bara terbang 17,06%.

Pelemahan harga batu bara terjadi seiring dengan banyak negara yang mulai berhenti menggunakan pembangiit berbasis batu bara. Melansir Oil Price, Italia akan menghentikan penggunaan batu bara untuk menghasilkan listrik pada 2025.

Sebagai alternatif, Italia akan meningkatkan penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar gas, demikian disampaikan oleh Kementerian Energi Italia. Sardinia akan dikecualikan dari rencana nasional tersebut, dengan target untuk menghentikan penggunaan batu bara di sana antara 2026 dan 2028.

Sementara Uni Eropa berharap untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil, mereka baru-baru ini merangkul gas alam sebagai "bahan bakar jembatan" yang diperlukan dalam transisi energi. Italia sendiri telah menyetujui pembangunan empat pembangkit listrik berbahan bakar gas dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, kenaikan harga batu bara dalam 11 hari beruntun menyebabkan banyak pembeli yang beralih ke komoditas gas. Melansir Reruters, pelemahan harga batu bara terjadi seiring penurunan harga gas alam AS sebesar 1% pada Rabu. Hal ini disebabkan oleh rendahnya pasokan gas yang dialirkan ke pabrik ekspor gas alam cair (LNG) dan perkiraan cuaca yang tidak begitu dingin yang akan menahan permintaan pemanas hingga setidaknya pertengahan Maret.

Meskipun ada perkiraan peningkatan penggunaan gas selama minggu ini, harga turun meski beberapa produsen membatasi pengeboran baru setelah harga mencapai titik terendah dalam 3,5 tahun pada bulan Februari.

Harga gas untuk pengiriman April di bursa New York Mercantile Exchange turun 1,4% menjadi $1,929 per juta unit termal Inggris.

Pengurangan produksi gas AS mencapai 100,1 miliar kubik per hari pada Maret, turun dari 104,1 miliar kubik per hari pada Februari. Kendati begitu, cuaca hangat diperkirakan akan mengurangi permintaan gas, seiring langkah beberapa perusahaan energi, termasuk Chesapeake Energy dan EQT, untuk memangkas produksi gas mereka.

Pengamat pasar memperkirakan persediaan gas saat ini berada sekitar 31% di atas level normal. Meski begitu, dengan cuaca yang semakin hangat, proyeksi permintaan gas AS, termasuk ekspor, diprediksi akan turun dari 110,3 miliar kubik per hari minggu ini menjadi 109,5 miliar kaki kubik per hari minggu depan.

Dengan demikian, pasokan gas ke pabrik LNG ekspor utama juga mengalami penurunan menjadi 13,4 miliar kubik per hari pada Maret, turun dari 13,7 miliar kubik per hari pada Februari.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation