
Bahaya! Inflasi Pangan Bisa Gerogoti Potensi Cuan LPPF Saat Lebaran

1. Harga saham LPPF anjlok 67% dalam setahun terakhir dan bertahan di tren penurunan
2. Laba bersih LPPF terjun 51,17% sepanjang tahun 2023
3. DER LPPF tercatat fantastis di 19.030,71%
Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Indonesia akan segera menyambut bulan Ramadhan dan hari lebaran Idul Fitri. Hal ini cenderung akan mendorong kinerja di beberapa sektor termasuk sektor consumer goods dan ritel. Para investor kini tengah mencari dan menyortir, saham mana saja yang akan terdampak positif pada momen Ramadhan.
Salah satu saham ritel yang biasanya menjadi incaran para investor di momen Ramadhan adalah PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Namun sayangnya, saham di sektor barang konsumen non-primer tersebut mencatatkan penurunan harga saham yang luar biasa karena anjloknya laba bersih Perseroan sepanjang tahun 2023.
Belum lagi prospek 2024 bisa jadi meredup karena inflasi pangan yang bisa mengurangi minat masyarakat untuk belanja pakaian, bahkan walaupun itu di momen Lebaran.
Per Februari 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat inflasi volatile food sudah mencapai 8,47% secara tahunan atau year on year (yoy) naik dari posisi Februari 2023 yang sebesar 7,62%.
Bank Indonesia sendiri juga mengingatkan bahwa inflasi bahan pangan bergejolak itu harus dikembalikan di kisaran 5% karena kelompok makanan memiliki bobot relatif besar pada komposisi pengeluaran masyarakat, yaitu mencapai 33,7% sendiri, dengan rata-rata pendapatan tetap masyarakat berada pada kisaran 5- 6%.
Terdapat banyak faktor yang mendorong penurunan laba bersih Perseroan sepanjang tahun 2023, salah satunya meningkatnya beban-beban Perseroan. Kini Perseroan harus berusaha keras untuk melakukan efisiensi pada beban-beban untuk memperbaiki kinerja keuangannya.
Meskipun harga sahamnya kini tengah diskon besar, investor harus melihat secara detail penyebab turunnya laba bersih Perseroan sepanjang tahun 2023 dan melihat prospek bisnis Perseroan di sepanjang tahun 2024 untuk menjadi acuan mampukah Perseroan memperbaiki kinerja keuangannya ke depan.
Bisnis
Matahari memulai perjalanannya pada tanggal 24 Oktober 1958 dan sebagai platform ritel terbesar di Indonesia. Matahari memiliki 155 toko di 81 kota di seluruh Indonesia serta hadir secara online di matahari.com.
Matahari juga memiliki brand yakni Nevada, Details, Little M, Connexion, Pipiniko, dan Cole.
Kinerja Keuangan
![]() |
Pada laporan laba rugi, Perseroan mencatatkan kinerja yang sangat buruk sepanjang tahun 2023. Perseroan mencatatkan penurunan laba bersih tahun berjalan tahun 2023 sebesar 51,17% menjadi Rp675,36 miliar, dibandingkan periode tahun 2022 sebesar Rp1,38 triliun.
Secara penjualan Perseroan mencatatkan kenaikan tipis pada tahun 2023 sebesar 1,30% menjadi Rp6,53 triliun, dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp6,45 triliun. Namun, sayangnya kenaikan penjualan tidak seimbang dengan peningkatan pada beban pokok pendapatan sebesar 8,36% menjadi Rp2,22 triliun, dibandingkan periode tahun 2022 sebesar Rp2,05 triliun. Hal ini menyebabkan penurunan pada margin Perseroan tahun 2023 menjadi 65,97%, dibandingkan periode tahun 2022 sebesar 68,19%.
Peningkatan penjualan yang tipis dipengaruhi oleh lemahnya penjualan saat momen lebaran 2023 dan pemulihan yang lemah hingga rendahnya okupansi di sebagian mal pasca Covid 19, yang menyebabkan kelebihan persediaan yang tidak segera dijual.
Selain margin yang turun, terdapat peningkatan pada beban usaha tahun 2023 menjadi Rp3,1 triliun, dibandingkan periode tahun 2022 sebesar Rp2,8 triliun.
Penekanan pada laba Perseroan juga didorong dari kerugian bersih lainnya pada tahun 2023 sebesar Rp28,37 miliar. Hal ini mendorong laba operasi Perseroan tahun 2023 turun menjadi Rp1,17 triliun, dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp1,84 triliun.
Adapun peningkatan pada beban keuangan Perseroan tahun 2023 menjadi Rp350,94 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp218,53 miliar. Peningkatan beban-beban inilah yang menggerus laba Perseroan sepanjang tahun 2023.
Kemudian, investor dapat melihat secara rinci wilayah kontribusi pendapatan Perseroan.
![]() |
Melihat secara rinci pendapatan Perseroan, kontribusi pendapatan Perseroan berasal dari penjualan ritel di wilayah Jawa, yang kemudian disusul Sumatera hingga Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
Adapun, kinerja gerai Perseroan sepanjang tahun 2023 kompak menurun.
Hal lain yang harus diperhatikan, yakni pada bagian laporan hutang Perseroan.
![]() |
Pada laporan hutang Perseroan, terdapat peningkatan jumlah hutang per 31 Desember 2023 sebesar 13,15% menjadi Rp5,84 triliun. Peningkatan hutang terjadi pada hutang lancar per 31 Desember 2023 sebesar 25,35% menjadi Rp2,95 triliun. Peningkatan tersebut berasal dari adanya hutang pinjaman bank sebesar Rp550 miliar dari fasilitas kredit Bank CIMB Niaga yang memperpanjang jangka waktu fasilitas kredit hingga 18 Desember 2025.
Sayangnya perpanjangan fasilitas kredit tersebut belum dapat mendorong kinerja Perseroan.
Rasio Keuangan
Selain dari penurunan kinerja, harga saham LPPF kini masih terbilang overvalued alias mahal dengan PBV 124,64.
Perseroan memiliki margin yang cukup besar dengan 65,97% dan menghasilkan laba bersih Net Profit Margin (NPM) 10,33%. Namun sayangnya, masih tingginya beban-beban masih menggerus laba Perseroan.
Hal yang cukup beresiko adalah Debt to Equity Ratio (DER) Perseroan berada di angka yang fantastis dengan 19.030,17%. Hal ini menandakan total hutang Perseroan jauh lebih besar dibandingkan total modal Perseroan. Total hutang Perseroan per 31 Desember 2023 tercatat Rp5,84 triliun, sedangkan total modal Perseroan per 31 Desember 2023 tercatat Rp30,73 miliar. Sehingga dalam membayar kewajiban terhadap modal Perseroan beresiko tinggi.
Dan Current Ratio (CR) Perseroan hanya tercatat 49.04%. Hal ini memberikan informasi bahwa likuiditas Perseroan sangat rendah, sehingga dalam membayar kewajiban lancar terhadap aset lancar juga sangat beresiko.
Harga Saham LPPF
Penurunan harga saham LPPF selama satu tahun terakhir tercatat 67% hingga perdagangan 4 Maret 2024. Penurunan harga saham sejalan dengan penurunan kinerja keuangan Perseroan sepanjang tahun 2023.
Prospek Bisnis
Terdapat beberapa rencana bisnis untuk mendongkrak kinerja Perseroan di sepanjang tahun 2024, yakni:
- Perseroan akan gencar melakukan ekspansi dengan pembukaan gerai secara selektif di daerah dengan potensi kuat (4-6 gerai).
- Perseroan juga akan melakukan percepatan opsi rebranding atau peremajaan untuk gerai prioritas demi mendongkrak daya tarik.
- Perseroan akan menerapkan Order Management System & Warehouse Management System.
- Perseroan juga akan meluncurkan live streaming di Matahari.com.
Layak Koleksi atau Tidak?
Perseroan masih akan menghadapi tantangan di sepanjang tahun 2024, dengan penurunan laba yang cukup drastis, tingginya hutang dan valuasi yang tidak wajar, hal ini tentu mendorong penurunan harga saham LPPF semakin dalam. Sebelum adanya perbaikan kinerja maka investor diharapkan dapat mempertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk membeli saham.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
